💀 Bagian 20

136 23 2
                                    

Yuka yang terpisah dari rombongan dari tadinya sibuk mencari jalan keluar sendiri. Dengan modal dirinya dan senter yang dia ambil dari Teli, Yuka kelihatan tidak masalah jalan sendirian. Meski jalan yang dia lewati semuanya gelap dan seram. Berapa kali dapat kelabang besar lewat. Padahal Yuka dalam hati juga sudah was-was ketakutan.

"Ini pintu keluarnya mana sih? Dari tadi muter-muter doang perasaan?"

Sampai dia senter pintu dari jarak sekitar sepuluh meter, Yuka tersenyum. Dia langsung buru-buru hampiri pintu besar itu dan dibuka. Pandangan yang Yuka dapat langsung halaman luas depan motel yang tidak kalah seram. Langit gelap karena sudah malam, tidak ada bintang maupun bulan. Yuka dalam hatinya sudah kegirangan hebat.

"Yes! Gue keluar!" Yuka noleh kebelakang sebentar. "Kata gue juga apa. Buang-buang waktu kan lo semua? Bodolah."

Yuka langsung keluar. Tidak lupa buat lihat sekelilingnya jaga-jaga. Dirasa aman dia langsung longos pergi untuk cari mobil yang dipakai pergi tadi. Untung masih ada terparkir.

Yuka coba buka pintu mobil yang dipakai Joni tadi tapi tidak berhasil. Pindah ke mobil Teli pintunya langsung terbuka. Yuka langsung buru-buru masuk dikursi kemudi.

"Dimana sih kuncinya?"

Yuka sibuk otak-atik laci-laci dashboard buat cari kunci. Sampai dikantong-kantong pintu pun juga dia raba-raba dan akhirnya dapat. Coba nyalakan mesin meski berapa kali gagal mobil Teli akhirnya bisa menyala juga.

"Masa bodo sama lo semua. Udah gue kasih tau diawal nggak ada yang mau dengar. Yaudah."

Mobil Teli dibawa Yuka berhasil keluar dari gerbang motel. Sendirian menyusuri jalan yang dikanan kirinya penuh sama hutan belukar. Yuka tutup semua kaca buat jadi pelindung diri. Fokusnya juga lihat jalan di depan.

"Perasaan jalan ini nggak panjang-panjang amat? Apa karena malam ya?"

Yuka lirik jam didashboard mobil. Sudah pukul dua lewat tengah malam mau setengah tiga. Yuka terus bawa mobil Teli jalan lurus buat dapat jalan keluar. Jalan yang sebelum mereka masuk lorong panjang ini. Tapi sudah masuk tiga puluh menit Yuka bawa mobil, lirik jam yang sudah pukul tiga pagi juga, Yuka masih belum sampai dapat jalan keluarnya. Disini Yuka sudah agak panik.

"Nggak mungkin gue tersesat. Rasa jalannya cuman lurus doang?"

Tapi Yuka tidak mau menyerah apa lagi putar balik. Meski otaknya terus bilang buat balik lagi kemotel tapi dia menolak.

Sampai mata Yuka membola dapat jalan luar. Dia langsung kegirangan dalam hati lagi. Tapi pas Yuka mau belok stir untuk keluar, mobil Teli malah putar balik sepenuhnya jalan ke arah motel. Yuka panik campur heran.

"Apa nih?"

Yuka coba buat putar stirnya tapi tidak ada pengaruh kemobilnya. Bahkan pas dia injak rem atau segala rupa, mobil itu tetap jalan. Sabuk pengaman yang Yuka pakai buru-buru dia lepas. Dia ambil insting buat lompat keluar dari mobil tapi pintunya terkunci.

Kunci mobil yang masih tercolok langsung Yuka cabut tapi anehnya mobil Teli masih tetap jalan.

"Gila ini mobil! Berhenti! Gue mau turun!"

Yuka terus berusaha buat buka pintu mobil tapi tetap tidak ada reaksi. Mobil Teli tetap jalan sampai pekarangan motel kelihatan lagi.

"Hihihi." Suara cekikan Celyn seketika buat Yuka diam menegang.

"Mobil, mobil, jalan mobil. Brum brum~"

Yuka telan ludahnya kasar. Mobil Teli langsung berhenti tepat didepan pintu masuk motel yang masih terbuka. Suara Celyn juga hilang. Yuka gerak pelan-pelan buat buka kaca mobil. Pas sudah cukup ruang dia langsung keluarkan kepalanya. Seketika dia melotot dapat muka Celyn yang tersenyum lebar sambil natap dia.

[1] The Motel - NCT 127✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang