Sementara itu dalam ruangan, lima cowok yang sisa masih sembunyi dari kejarannya Celyn. Teli duduk sambil sandaran didinding. Disampingnya ada Joni sama Yuka yang tidak beda modelanya. Terus Teyong yang sibuk mondar mandir kayak setrika. Terakhir Doyo yang termenung alias tengah berpikir cari jalan keluar.
"Nggak bisa begini." Teli tiba-tiba berdiri buat mereka semua nengok. "Kita harus keluar."
"Gimana? Bang Teli liat sendiri diluar kayak apa modelnya," balas Doyo.
"Tapi kita nggak bisa tinggal diam disini doang. Buang-buang waktu."
Sekarang Doyo diam. Karena yang dibilang Teli memang benar. Kalau mereka terus diam sembunyi bakal buang waktu banyak buat bebas.
Joni ikutan berdiri. "Kita cari yang lain."
"Lo gila?" Yuka meyahut.
"Ya trus? Lo mau biarkan yang lain mati?"
Yuka berdiri juga. "Emang lo pikir lo nggak bakal juga disini? Lo mikirin soal nasib orang lain padahal nasib lo juga nggak ada bedanya."
"Jadi lo cuman mikir keselamatan diri lo sendiri? Egois lo."
Yuka mencibik. "Lo yang bego! Udah tau nasih antara hidup dan mati malah mikirin orang lain."
"Lo—"
"Sudah-sudah!" Teyong berdiri di tengah Yuka sama Joni melerai pake dua tangannya. "Sekarang bukan waktunya buat ribut."
Pelan-pelan Teyong turunkan tangannya. Yuka sama Joni masih saling tatap muka sampai Joni putar muka duluan sambil mendengus.
"Yang dibilang Joni benar. Kita harus cari yang lain," kata Teyong.
Yuka langsung melotot. "Tapi Te—"
"Kita datang bersembilan. Pulang bersembilan," potong Teyong cepat.
Yuka langsung diam. Mau membantah tapi mukanya Teyong lagi seram sekarang. Lain sama Joni yang senyum tipis karena Teyong milih usulannya.
"Jadi, kita cari mereka?" sahut Doyo di belakang.
"Itu cara terakhir. Apalagi Minyu sama Hecan. Kita harus cari mereka cepat-cepat biar nggak kenapa-kenapa," jawab Teyong.
"Yaudah, Teyong mimpin didepan. Joni belakang. Badan lo gede soalnya," suruh Teli.
Joni cuman bisa deham pasrah. Teyong langsung ambil posisi paling depan. Sibuk dorong pintunya buat dibuka dibantu Doyo. Pas ada cela buat keluar, kepala Teyong nyempil buat liat kanan kiri.
"Aman, guys. Ayo," katanya agak pelan.
Teyong keluar lebih dulu disusuk Doyo dibelakang. Tengah Teli, habis itu Yuka dan terakhir Joni. Kamera masih setia dipegang dan untung masih nyala juga.
Lorong tempat mereka jalan sepi. Mereka jalan kayak anak TK yang dituntut buat keluar kelas kelapangan berbaris. Teyong berapa kali berhenti buat jaga-jaga sama kasih tahu posisi jalan mereka. Dan Joni juga jaga dibelakang kali saja tiba-tiba ada yang datang.
Sampai waktu mereka mau belok di lorong ujung, tiba-tiba ada yang muncul langsung nabrak Teyong sampai oleng sedikit. Doyo kaget langsung putar badan peluk Teli yang tidak kalah kaget juga. Yuka ancang-ancang layangkan kakinya dan Joni buru-buru rekam siapa yang datang.
"Jeyun?"
Yang punya nama langsung angkat muka. Dilihatnya Teyong lagi pasang muka senang campur cemas.
"Bang."
"Astaga, Je."
Teyong langsung peluk Jeyun sambil elus-elus kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Motel - NCT 127✓
HorrorLiburan semester ambil rencana untuk liburan selama dua minggu. Lumayan untuk healing dan hilangkan stress. Tapi bagaimana kalau healingnya sudah sampai tahap jiwa yang ikutan healing keluar dari raga? Start: Juni, 2022 Finish: Juni, 2023