💀 Bagian 07

166 27 16
                                    

Jadwal makan malam pun tiba. Setiap kamar mereka yang diketuk oleh pelayan motel memberitahukan bagi sembilan anak lelaki itu untuk segera turun keruang makan.

Hecan sudah merasa baik, bahkan lebih baik. Saran Minyu yang menyuruhnya untuk tidur benar-benar memberi pengaruh yang bagus. Bahkan setelah tidur dan bergegas mandi, seluruh tenaganya seperti terisi kembali. Minyu tentu senang akan hal itu.

Teyong yang lebih dulu keluar bersama Yuka. Disusul Jeyun dan Jiwu yang dengan kebetulan juga keluar dari kamar sebelahnya. Sempat bertegur sapa sebelum keempatnya berjalan menuruni tangga menuju ruang makan bersama.

Joni berangkat sama Teli dan menunggu dua anak termuda mereka. Ada Doyo juga yang tadi pulangkan kamera rekam miliknya untuk di cas berakhir tidak kembali menuju kamarnya dan menetap dikamar mereka.

Teyong dan tiga anak lainnya yang sampai lebih dulu di dapur lantas disambut dengan meja makan yang berposisi memanjang. Diatasnya sudah terdapat berbagai jenis makanan yang begitu mewah dan mahal. Mereka bahkan sempat berseru wah yang baru kemudian dipersilahkan untuk mengambil tempat.

"Wah~ Makanannya mewah banget ini," pukas Jiwu. Dirinya duduk disamping Yuka yang berhadapan dengan Teyong. Dan lelaki itu kini bersebelahan dengan adiknya sendiri, Jeyun.

Tidak lama kemudian Joni dan yang lainnya mendatangkan diri. Dengan reaksi yang tidak berbeda dan bahkan dengan Hecan yang tenaganya sudah terisi penuh lebih bersorak semangat ketimbang yang lainnya. Anak muda itu bahkan sudah mengambil tempat untuk duduk duluan. Disusul Doyo yang duduk disamping kanan dan Minyu disamping kirinya.

Posisi mereka saat ini disisi Teyong dengan urutan dirinya yang pertama kemudian Jeyun, lalu Joni dan Teli. Dan disisi Jiwu ada Yuka bersampingan Minyu, lalu Hecan, dan yang terakhir Doyo.

Kursi yang disediakan berjumlah sebelas. Teyong sempat berpikir mungkin menunggu penginap lainnya juga untuk bergabung makan malam bersama mereka. Namun ternyata tidak. Pemilik motel, Derisa bersama dengan anaknya, Celyn datang memunculkan diri disana. Derisa yang mengambil tempat duduk diujung, bersampingan Doyo dan kursi kosong yang ditempati Celyn.

"Selamat malam, tuan-tuan," sapa Derisa.

"Malam nyonya," balas Teyong. "Makanan disini benar-benar mewah. Seperti gambaran motelnya," lanjutnya.

Derisa tersenyum manis, "Tidak seberapa, tuan. Silahkan dinikmati sepuasnya."

Dengan ucapan Derisa, para pelayang yang setia dibelakang mereka seketika maju kedepan untuk menuangkan minuman. Mereka pun memulai makan malam mereka dengan nuansa yang begitu tenang. Dibawah lampu mahal yang terlihat berat dan mengiklat seperti berlian yang bercahaya. Mereka menikmati makan mereka dengan terus berguman akan nikmatnya makanan itu.

Celyn dan Derisa juga ikut makan dengan tenang. Anak kecil yang duduk disamping Teli seraya memeluk boneka kelinci. Lelaki itu sejenak menoleh hanya untuk menatap bagaimana imutnya anak kecil itu menikmati makanannya. Jari-jari kecilnya yang memegang gagang sendok yang lebih besar dari ukurannya. Dirinya terkekeh sejenak.

"Maaf menyela nyonya. Anaknya begitu lucu. Umur berapa?" tanya Teli.

Derisa menatap Celyn sejenak dan menjawab, "Baru lima tahun."

Teli mengangguk pelan mendengar jawabannya. Memang terlihat seperti itu bentukannya. Bahkan Celyn yang mengetahui dirinya menjadi perbincangan menatap Teli. Membuat lelaki itu menampilkan senyum baiknya.

"Bisa saya sentuh?" mendapat anggukan boleh dari Derisa.

Tangan Teli lantas mengelus belakang rambut Celyn dengan begitu manis sedangkan gadis kecil itu hanya diam menatapnya. Sejenak sebelum mengalihkan pandangannya pada makanannya kembali, Celyn membalas senyum Teli dengan senyumnya juga yang terlampai manis. Bahkan sampai menampilkan deretan giginya. Sukses membuat Teli gemas dengan Joni yang diam-diam mengambil pandang disisi tempatnya juga ikut terkekeh gemas.

[1] The Motel - NCT 127✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang