Kedua mata Teyong menerjap perlahan. Kepalanya yang sedikit pening lantas dia pegang dan goyangkan pelan. Dirinya bangkit dari posisi telentang menjadi duduk. Teyong mengedarkan pandangannya kelain arah. Meraba dasar yang terasa kotor dan banyak dedaunan untuk mencari ponselnya. Saat di dapat senter ponsel lantas dia edarkan.
"Dimana ini?"
Teyong sibuk dengan menyinari ruangan tempatnya. Mendapat segeletak badan manusia yang tengah tertidur tanpa kesadaran.
"Minyu," panggilnya namun tidak mendapat respon. Disenter kelain arah Teyong juga mendapat badan Hecan.
Teyong bangkit dari tempatnya untuk menghampiri Minyu. Digoyangkan badan anak itu sampai dirinya mendapat kesadaran.
"Ini dimana bang?"
"Gue juga gak tahu."
Minyu mencari ponselnya sejenak, "Hecan... Hecan? Hecan!"
Teyong lantas menyenter tubuh Hecan yang masih terbaring. Minyu bangkit dengan segera untuk membangunkan saudaranya.
"Can? Hecan bangun. Hei," tepukan pelan pada pipi Hecan beruntungnya berhasil membuat lelaki itu bangun.
"Minyu..."
"Lo gak apa? Ada yang sakit?" gelengan Hecan membuat Minyu merasa lega meski dalam dirinya rasa was-was lebih besar mendominasi.
Dikala kedua anak saudara kandung itu masih sibuk saling memastikan kondisi, Teyong memilih mengitari ruangan. Dirinya tidak yakin tapi dari tampilan tempatnya, ruangan mereka terlihat seperti kamar yang mereka tempati menginap. Hanya saja, dindingnya sudah dipenuhi dengan akar tumbuhan belukar. Dedaunan kering dilantai, sampai hewan-hewan menggelikan seperti laba-laba, belatung, semut, dan lain sebagainya menjadi penghuni dalam ruangan.
Hecan dan Minyu berdiri dari duduknya dengan menepuk-nepuk pakaian mereka. Menghampiri Teyong yang masih sibuk dengan kegiatannya.
"Bang, yang lain mana?" tanya Minyu.
Teyong menoleh seketika. Dirinya baru sadar kalau diruangan ini hanya ada mereka bertiga.
"Telfon coba," suruh Teyong.
Minyu menyalakan ponselnya untuk melakukan panggilan. Namun sayangnya tertunda sebab tidak mendapstkan sinyal bahkan satu batang pun.
"Gak ada sinyal bang."
"Terus bagaimana?" Hecan mengintrupsi.
"Kita cari yang lain," jawab Teyong.
"Yakin bang?" Minyu sedikit ragu untuk menyetujui ucapan lelaki tertua itu. Tapi bagaimana pun, pilihan yang harus dilakukan hanya itu.
"Kita datang kesini ramai-ramai, pulang juga harus ramai-ramai," ucap Teyong. "Tenang saja, gue bakal jaga kalian. Kita cukup terus sama-sama dan jangan berjauhan. Terus dibelakang gue, oke?"
Minyu dan Hecan menganggukkan kepalanya setuju. Maka dengan keberanian mereka adalah laki-laki, Teyong berjalan memimpin di depan menuju pintu. Benda besar yang tertutup rapat itu dibuka dengan sedikit susah sebab kerasnya yang bergerak. Mengharuskan Minyu juga membantu sedikit dengan kekuatannya.
"Bang, gak bedah ruangan ini aja dulu? Ini kamar kan?" sahut Hecan kemudian.
Teyong menyorot pintu kamar tempat mereka dan menemukan angka 701. Nomor yang menandakan kamar tempat mereka adalah kamar miliknya dengan Yuka.
"Ini kamar gue. Coba kita beda dulu," kata Teyong. "Minyu jaga di depan sini. Kalau ada apa-apa langsung kode."
"Oke bang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Motel - NCT 127✓
HorrorLiburan semester ambil rencana untuk liburan selama dua minggu. Lumayan untuk healing dan hilangkan stress. Tapi bagaimana kalau healingnya sudah sampai tahap jiwa yang ikutan healing keluar dari raga? Start: Juni, 2022 Finish: Juni, 2023