Aku selalu mengatakan hal ini berulang kali, jika aku tidak pernah mengetahui bahwa aku akan begitu mudah untuk terjerembab ke bagian paling dalam fana yang tengah dibuatnya mati-matian. Dia tiba-tiba membuatku ingin menyentuh sebuah afeksi miliknya, yang bahkan sudah hampir pecah. Tidak berselang lama, dia membuatku ingin membunuhnya, sampai aku berulang kali membayangkan bahwa aku sanggup mencekik lehernya kuat-kuat. Hingga satu sekon berikutnya, dia kembali memaksaku untuk merindu padanya, sangat hebat.
Dia bermain-main atas diriku, tanpa izinku.
Aku segera melepaskan napasku, kala tungkaiku yang bergerak dengan tidak sabaran lantas tepat menyentuh, dan berdiri di tujuan. Pandanganku mengedar, mengamati bangunan menjulang cukup tinggi dengan memperkirakan jumlah lantai yang ada. Apartemen yang tidak terlalu mewah, juga tidak terlalu sederhana.
Gaya bangunan layaknya slab dengan tinggi bangunan dan lebar bangunan hampir sebanding sehingga bangunan berbentuk seperti kotak yang pipih. Dan juga termasuk high rise apartment yang berada di tengah-tengah kota. Kalau kuhitung dari banyaknya jendela di sana, pasti terdiri sekitar sepuluh lantai, bahkan lebih.
Terserah, aku tidak begitu mengerti. Aku hanya lekas menarik kedua kakiku kembali untuk melenggang memasuki bangunan tersebut. Setelah menyentuh ke dalamnya, kulirik sekitar terburu-buru, hingga aku menemui sebuah lift di sudut koridor. Tanpa berlalu lama, aku segera menyelinap.
"Unitnya berada di lantai delapan. Kau akan menemukan pintu ke enam sebelah kiri setelah lift berhenti. Dia berada di sana."
Katanya begitu yang kudengar setelah aku memaksa Yeonjun, bahkan aku hampir akan menendang ginjalnya. Aku enggan menghentikan salah satu tanganku dengan jemarinya yang terus meremat dadaku sendiri. Kakiku malah bertingkah grusar, rasa-rasanya aku sudah gatal ingin sekali menghantam wajahnya.
Perlahan, setelah sampai, pintu lift tersebut terbuka. Entah sudah berapa banyak ketidaksabaranku yang memuncak terus-menerus. Aku kembali melepaskan kekuatanku untuk membawaku berlari, sembari menghitung berbagai unit yang kutemui. Hingga pada unit ke enam—sepertinya, aku mulai merasa gelisah.
Aku ingin masuk, aku ingin segera masuk, aku ingin segera menemuinya, sialan. Tak sadar, kedua tanganku menggulung dengan keras, sampai sanggup kurasakan udara di dalamnya yang tak bisa melarikan diri. Aku memutuskan untuk menyentuh langkah ke depan, berniat menekan bel, atau apa pun. Namun, aku mendadak berhenti ketika pintu itu lantas terbuka, membuatku melangkah mundur ke belakang, takut.
"Ah, baik, baik saya akan mengirimkan proposalnya. Nanti—"
"Bukan Min Yoongi?" Spontan aku mencibir terkejut kala aku malah di hadapkan oleh pria setengah baya dengan ponsel di telinganya, dan sebotol soju. Dia menatapku, kelewat penasaran.
"Anda siapa?" tanyanya padaku, sembari menjauhkan botol alkohol tersebut ke balik punggungnya. Aku hanya segera membungkuk, inginnya melenggang dengan rasa maluku. Namun, sebelum itu terjadi, aku malah mendapatkan suara kekehan gila di ujung pendengaranku.
"Kau sinting?"
Si—apa?
Aku lekas mengalihkan seluruh netraku untuk berjibaku pada keberadaan manusia yang tengah menyandarkan tubuhnya sendiri pada sebuah dinding. Dia yang tengah mengenakan pakaian kaos hitam berlengan pendek, nyaris memperlihatkan kulitnya yang putih, juga celana denim. Struktur wajahnya yang tak pernah ingin bermusuhan dengan lebam, juga luka-luka kecil di sekitarnya. Bahkan terlihat satu sampai dua plester hinggap di sana.
Iya, aku tahu itu dia.
Aku kembali menahan napasku. Berusaha dengan sengaja memotong kontak mata, lalu berangsur melebarkan jarak. Aku ingin pulang saja. Aku mengurungkan inginku yang sempat menembus angkasa, bahwa aku sangat-sangat membutuhkan keberadaannya. Hahaha, benar katanya, aku sinting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cygnus Atratus || Min Yoongi Fanfiction ✔
Fanfiction(END-WARNING!! SETIAP PART PANJANG2. BAHASANYA BELIBET. BIKIN MIKIR KERAS!! CERITA INI TERDIRI DARI 3 BAGIAN YANG MEMUAKAN. PUSING DENGAN SEGALA TINGKAH DILUAR NALAR DARI SETIAP KARAKTER BAKALAN BIKIN KAMU BOSAN. POKOKNYA CERITA INI KHUSUS BUAT KAMU...