June, 10 2020
Tak pernah menduga bahwa aku akan di hadang seungkap tawaran manis yang menggumpal, dan menjadi satu suara yang membuncah lantas cuma-cuma. Dedikasi makna selubungnya seolah paling kentara hinggap di antara berbagai diksi yang diungkapkannya.
Tidak sedikitpun kulenyapkan ingatan mengenai sejumput melankolis yang bahkan sanggup menyembunyikan cahaya rembulan, sesaat sempat menjadi pemandangan tergugah menyertai keberadaannya yang ada di hadapanku—semalam. Koleksi abjad yang tanpa minat, seringkali mengetuk-ngetuk isi hatiku sampai pagi ini. Tersadar sudah, laut itu sesungguhnya tidak akan mungkin kembali menjadi biru semestinya.
Telah hampir sepuluh menit berlalu, diamku sampai tidak mampu membawaku untuk segera bergerak menjauhi cermin yang memperlihatkan akan keberadaanku seluruhnya. Singgung bibirku yang kelu, menamabah kesan sekumpulan ragu yang bertutur terang-terangan di dalam diriku sendiri. Aku benar-benar belum sempat menemui Ayah dan Ibu, bahkan Kak Quila karena semalam laki-laki itu membuatku sanggup tercekat, memaksaku pada akhirnya tenggelam sekali lagi ke dalam angan-anganku yang terlalu dipenuhi oleh dirinya.
Setelah mengatakan hal-hal janggalnya, Neko memutuskan untuk pulang. Bukan melewati pintu masuk yang wajar, melainkan jendela kamarku yang menembus pada sebuah halaman yang tersambung menuju pagar utama rumahku. Dan anehnya, entah sengaja atau bagaimana, Neko meninggalkan kemeja putihnya yang masih menggantung di kepala kursi meja belajarku. Menghela napas untuk ribuan kali kala kupandangi pakaian tersebut. Hatiku tersiksa semakin lama.
"Hey, Youra. Boleh aku masuk?"
Kuedarkan sejenak manikku pada sudut pintu kamarku yang masih tertutup rapat-rapat. Kudengar cicit singkat milik Kak Quila di luar sana, membuatku tanpa sadar berpikir menembus berbagai masa depan yang akan kuhadapi berikutnya. Aku lekas menyetujui permintaannya dengan menggumamkan dehemanku yang keras. Sampai di mana, pintu kayu jati itu lantas terbuka, menimbulkan decitannya yang khas.
"Youra."
Aku segera menoleh pada sekujur presensi yang telah mengenakan pakaian kantornya dengan rapi. Rambutnya yang tergerai menawan, meraih prasangka paling benar mengenai wanita di sana. Kak Quila sepertinya akan pergi bekerja, tapi dia mendadak menengokku entah untuk mengajukan pertanyaan macam-macamnya, mungkin.
Aku menyahuti sapaannya padaku sembari tungkaiku sibuk kesana kemari, berniat mengumpulkan buku-buku kuliahku. Bukan tanpa alasan, agaknya aku akan tahu arah suara yang berikutnya ingin dia gumamkan.
"Bagaimana keadaanmu, Youra? Kata Ibu, kau sakit, sampai pingsan." Kusadari dari ujung mataku, Kak Quila perlahan mendekatkan keberadaannya padaku yang masih saja mengelilingi sudut ruangan.
Tanpa sanggup menyentuh perhatiannya, aku hanya menjawab seadanya. "Eoh, aku sudah lebih baik."
Kuputuskan diriku untuk menyambangi sejemang meja belajarku yang kupikir cukup berantakan. Alih-alih aku kelihatannya sangat sibuk, tapi sebenarnya aku berusaha menghindari rentetan pertanyaan yang akan di berikan Kak Quila nantinya padaku. Aku tidak mungkin sanggup menjawabnya. Aku tahu itu.
Tanganku yang saling sibuk menyusun sesuatu yang sebenarnya tak perlu kususun lagi, sembari kurasakan jantungku yang bergemuruh tak ingin menyikapi dengan tenang. Hingga kala perhatianku menyentuh pakaian putih yang menggantung di kursi di hadapanku, membuatku mematung diam-diam.
Perlahan, kuputuskan untuk meraihnya, dan berniat menyingkirkannya dari sana. Namun, tubuhku bergetar seketika kala sebuah sentuhan lain tengah merangkap menahan pergelangan tanganku dengan hati-hati. Pada akhirnya kutaruh netraku pada sesosok yang tengah menatapku khawatir.
"Ada seorang laki-laki kemari, Youra?" Kak Quila bertanya lagi, dan benar saja aku tidak bisa melambungkan suara jawabanku sendiri.
Aku terkatup, menegang kelewat membatu. Kak Quila menghela napas getir. Dia kebingungan. "Ibu bilang seorang anak laki-laki bernama Min Yoongi kemari. Katanya dia pacarmu? Lalu, Ibu juga bilang ... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Cygnus Atratus || Min Yoongi Fanfiction ✔
Fanfiction(END-WARNING!! SETIAP PART PANJANG2. BAHASANYA BELIBET. BIKIN MIKIR KERAS!! CERITA INI TERDIRI DARI 3 BAGIAN YANG MEMUAKAN. PUSING DENGAN SEGALA TINGKAH DILUAR NALAR DARI SETIAP KARAKTER BAKALAN BIKIN KAMU BOSAN. POKOKNYA CERITA INI KHUSUS BUAT KAMU...