March, 11 2012
Dua hari berlalu sejak salah satu telinganya sempat terluka, Min Yoongi memagut senyap di dalam kamarnya. Dia memutuskan untuk tidak berangkat sekolah karena dia tidak mau melihat dan bertemu dengan gadis gila yang sudah merusak pikirannya.
Kata dokter, telinganya baik-baik saja dan tidak terlalu beresiko apa pun. Jadi, sebenarnya Yoongi sudah bisa masuk ke sekolah. Tapi, mengingat dia pernah mendengar percakapan antara kakaknya dan Youra, membuat Yoongi tidak memberanikan diri untuk muncul di hadapan gadis itu.
Dia merasa takut jika nantinya dia tidak berhasil memberi kontrol pada dirinya sendiri ketika bertemu dengan Youra. Bagaimana pun, ucapan si tidak waras Seok Jin tidak terlalu salah juga. Yoongi sudah kepalang menyukai gadis menyebalkan di sana.
"Aku bosan."
Yoongi menggerutu kecil setelah pandangannya menyoroti suasana langit cerah dari balik jendela kamarnya yang terbuka. Punggungnya bersandar malas pada kepala tempat tidurnya, kacamata yang sempat bertengger di tulang hidunganya lantas dilepaskannya dan disimpannya di atas nakas.
Hangatnya cuaca di luar membuat Yoongi ingin sekali berlari keluar. Teringat jika hari ini seharusnya kelas mendapatkan jam bebas karena guru sejarah korea jarang hadir memberi materi. Yoongi tersenyum-senyum sendiri.
Dia sejenak menghela napas, berniat untuk meringsutkan tubuhnya memasuki kembali selimut yang masih antah berantah di atas tempat tidur. Hampir terpejam, Yoongi dikejutkan oleh ponsel miliknya yang berdering.
Ponsel tidak terlalu mewah yang diberi oleh ibu itu terlihat bergetar di sebelahnya. Hingga Yoongi lantas meraihnya, dan mendapatkan seutas nama 'Huening Kai' menghubunginya. Yoongi mendengkus kesal karena dia akan mendengar celotehan si kekasih Barbie ini.
Yoongi mengangkat panggilan tersebut, sembari menaikan tubuhnya lagi untuk bersandar seperti sebelumnya. "Halo, ada apa, Kai?"
"Halo, Yoon. Wah, bagaimana kabarmu, teman?"
"Begitulah."
"Hey, kami rindu bermain basket denganmu. Apa telingamu sudah sembuh, Yoon?"
Sudah-inginnya menjawab seperti itu, tapi Yoongi akan ketahuan berbohong. Yoongi menganggukan kepalanya. "Masih terasa sakit," alibinya.
Setelah Yoongi mengungkapkan jawabannya, dia mendadak terdiam karena anehnya orang diseberang sana lantas tidak menjawab apa pun. Selagi menunggu, Yoongi malah mendapatkan suara keras di luar kamarnya. Suara seperti pertengkaran yang basi.
Yoongi menghembuskan napasnya. Lalu, dia menjatuhkan sejenak ponselnya dan memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur. Entah apa yang didebatkan oleh ayah dan ibunya di bawah sana, tapi itu benar-benar berisik, dan Yoongi terganggu.
Berjalan penuh rasa malas, Yoongi berusaha membuka pintu kamarnya. Dia melangkah mendekati pembatas berbahan besi yang melindungi keberadaannya agar tidak terjatuh ke bawah.
Hingga dia menemukan ibu, serta ayahnya tengah memperdebatkan konflik yang sama berulang kali. Yoongi menyaksikan drama itu dengan menumpu dagunya di atas kedua tangan yang terlipat di sebuah pembatas tersebut.
"Kenapa kau selalu mempermasalahkan hal yang sama setiap hari?" Ibu terlihat berteriak memencak kesal. Ayah yang seolah kelewat lelah, malah tertawa sinis.
"Aku tidak suka ketika kau bertemu dengan temanmu itu. Kau terlalu sering menemui teman priamu yang bernama Seo Ha Joon Seo Ha Joon itu. Kau lupa aku suamimu, Hera?!"
Ibu memijit pelipisnya, mungkin karena kehabisan akal sehat menanggapi orang di depannya yang bersikap aneh. "Dia hanya temanku. Apa salahnya aku bertemu dengannya? Kau juga mengenalnya, kan. Tidak perlu berlebihan dan urusi saja wanita keduamu, Hyun Ki."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cygnus Atratus || Min Yoongi Fanfiction ✔
Fiksi Penggemar(END-WARNING!! SETIAP PART PANJANG2. BAHASANYA BELIBET. BIKIN MIKIR KERAS!! CERITA INI TERDIRI DARI 3 BAGIAN YANG MEMUAKAN. PUSING DENGAN SEGALA TINGKAH DILUAR NALAR DARI SETIAP KARAKTER BAKALAN BIKIN KAMU BOSAN. POKOKNYA CERITA INI KHUSUS BUAT KAMU...