36. Pantai

513 35 1
                                    

HAPPY READING!

•••••

Saat ini mereka sedang berada di mobil milik Arkan, rencananya mereka akan pergi kepantai untuk menyambut liburan mereka.

Ujian kenaikan kelas sudah selesai 2 hari yang lalu, dan sekolah diliburkan, jadinya kedua remaja itu memutuskan untuk kepantai.

Tidak hanya mereka berdua, ada Alika, Nayra, dan inti Avragos yang juga ikut kepantai. Arkan, Jesica, Alika, dan Nayra di satu mobil yang sama, sedangkan Gilang, Gavin, Arsya dan Alan di satu mobil lainnya.

Sebenarnya, Arsya mengajak Safira untuk ikut, tapi katanya ia tidak bisa karena harus kerumah kakeknya yang berada di Manado.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam, akhirnya mereka sampai di salah satu pantai yang berada di kota Jakarta. Mereka turun dari mobil lalu berkumpul di satu titik yang sama.

Saat ini, Jesica mengenakan kaos oblong berwarna hitam, dipadukan dengan celana jeans diatas lutut. Sedangkan Arkan, lelaki itu mengenakan baju putih dan celana jeans selutut.

"Udah semua kan, barang-barangnya gak ada yang ketinggalan?" ujar Jesica yang baru saja dari toilet untuk buang hajatnya bersama Alika dan Nayra.

Alan mengangguk, "Udah kok Je, udah semua," balasnya seraya menggendong tasnya. Lelaki playboy itu mengenakan kaos oblong berwarna orange dan dipadukan dengan celana jeans selutut berwarna hitam, tak lupa dengan topi berwarna hitam yang dipakainya terbalik.

Jesica mengacungkan jempolnya, lalu mereka berjalan kearah pantai yang belum ramai akan para pengunjung itu, karena hari masih begitu pagi.

Mereka duduk diatas tikar yang sudah mereka gelar. Setelah menaruh seluruh barang-barangnya, mereka mendekati air laut yang sedang bergoyang membentuk ombak itu.

"Indah banget," kata Jesica ketika melihat sunrise yang baru muncul.

"Eh, foto yuk!" kata Alika menginstruksikan teman-temannya.

"Ayo!" serentak mereka.

"Eh, dek! fotoin kita ya!" titah Alan kepada salah satu anak kecil yang sedang bermain kejar-kejaran.

Anak kecil laki-laki itu mengangguk lalu menghampiri Alan disusul anak kecil lainnya. Alan memberikan ponsel berlogo apel gigit kearah anak kecil itu.

"Wih, iPhone. Pasti kamu orang kaya ya," ujar anak kecil itu, yang diyakini ia bernama Deni.

"Wihh, iya. Kakak orang kaya ya?" tanya anak kecil satunya kepada Alan. Dia bernama Gio.

"Enggak kok," balas Alan.

"Bohong!" serentak mereka sambil berkacak pinggang.

Alan menghela nafas sambil mengelus dadanya sabar, kalau aja mereka bukan anak kecil pasti udah di gampar.

"Adek-adek! buruan fotoin kita ya! nanti kakak beliin kalian permen." Kali ini Jesica membuka suara, gadis itu sudah capek berdiri.

"Kita gak mau permen, ya gak Den," ujar Gio.

Deni mengangguk, "Yaudah kalian mau apa?" tanya Jesica.

Kedua bocah itu nampak berpikir, "Kita mau beli layangan, tapi ibu sama ayah tidak punya uang," ujar Gio sambil menunduk.

"Orang tua kalian mana?" Tanya Alika sambil mengusap kepala mereka.

"Orang tua aku lagi jualan disana," kata Gio seraya menunjuk kedua orang tuanya yang berjualan ikan ditepi pantai.

"Kalau orang tua Deni, mereka lagi ada diluar kota, kata nenek sih kerja, tapi gak pulang-pulang," jelas Deni sembari menunduk haru.

"Terus sekarang nenek Deni dimana?" tanya Arsya.

ARKANJESICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang