45. ENDING

1.6K 61 12
                                    


Happy reading!

•••••

Arkan berjalan kearah kelas Jesica, lelaki itu mengenakan jaket denim berwarna biru muda. Ditangannya ia membawa pocky berbentuk love rasa stroberi.

Sesampainya di kelas Jesica, Arkan langsung masuk tanpa permisi dan berjalan kearah bangku Jesica.

"Jeje mana Al?" tanya Arkan ketika ia sampai disitu.

"Lah, katanya tadi nemuin lo kekelas, emang lo gak ketemu sama dia?" tanya Alika heran, karena tadi sahabatnya itu pamit pergi ke kelas Arkan.

Arkan menggeleng, lalu melenggang dari sana. Sebelum pergi, pemuda itu menaruh pocky berbentuk love di meja Jesica. Arkan berlari menyusuri lorong yang lumayan ramai itu diikuti Alika dibelakang.

Arkan berhenti di kamar mandi perempuan,  ia menyuruh Alika untuk masuk kedalam. Mengecek apakah Jesica ada disana atau tidak, tapi ternyata gadis dengan cardigan biru itu tidak ada di kamar mandi. Lalu keduanya pergi ke perpustakaan.

Sampai di perpustakaan, mereka mancari Jesica tapi hasilnya sama, tidak ada. Sebelum ke perpustakaan, mereka sempat kekantin karena letak kantin dan perpustakaan berdekatan.

"Kita mencar aja Ar!" usul Alika yang langsung diangguki Arkan.

Alika pergi kearah kanan dan Arkan ke arah kiri. Beberapa menit kemudian, mereka bertemu di titik yang sama dengan hasil yang mengecewakan, keduanya tidak menemukan Jesica dimanapun itu.

Bahkan Arkan sudah mencari Jesica digudang dan taman belakang, tapi tidak ada gadis itu. Kedua remaja itu pasrah, mereka duduk di depan ruang komputer untuk mencari solusi.

"Firasat gue, Jeje diculik sama dia," ujar Alika sambil berdiri dari duduknya.

"Orang yang lo ceritain kemarin itu kan?" tanya Arkan memastikan dan dibalas anggukan oleh Alika.

"Kenapa Jeje gak lo bilangin aja sih, Al? biar dia menjauh dari orang jahat itu."

"Sebenarnya hari ini gue mau bilang, Ar!" seru Alika.

"Kita minta tolong anggota lo aja, Ar! siapa tau mereka bisa bantu," lanjutnya dengan tersenyum

Perkataan Alika membuat Arkan buru-buru membuka ponselnya dan langsung mengechat para anggota untuk membantu pencarian Jesica. Lelaki itu memerintah anggota avragos untuk berkumpul di lapangan.

Alika dan Arkan berjalan kearah lapangan dengan beriringan, bukannya apa-apa tapi Arkan sudah menganggap Alika adeknya sendiri. Lagian tidak mungkin kan, Alika menikung sahabatnya sendiri.

Banyak cacian yang diterima Alika, tapi gadis itu bodo amat dengan mereka. Sesampainya di lapangan, Alika dan Arkan berdiri di depan kerumunan anggota avragos.

"Jadi karena Jesica lagi hilang, gue mohon sama kalian buat bantu nyari dia."

Setelah Arkan mengucapkan itu, mereka pergi kearah parkiran untuk mengambil motor mereka. Setelah itu mereka langsung pergi mencari Jesica yang hilang. Untung saja mereka sedang jamkos karena guru rapat.

Arkan dan Alika berboncengan kearah rumah Jesica, siapa tau Jesica pulang tapi tidak berbicara dengan Arkan maupun Alika.

Sesampainya di rumah Jesica, mereka turun dan mengetuk pintu. Tak lama kemudian, Xavier keluar dengan muka bantalnya, mungkin lelaki itu bangun tidur.

"Kenapa Al, Ar? Jeje mana?" tanya Xavier bingung.

"Jadi Jeje gak ada di rumah?" bukannya menjawab pertanyaan Xavier, Alika malah bertanya dan membuat Xavier khawatir.

ARKANJESICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang