37. Posesif

699 33 4
                                    


Happy Reading!

maaf bila ada typo atau apapun itu

•••••

Arkan berjalan masuk kedalam rumahnya, diruang tamu ia melihat kedua orang tuanya yang sedang duduk berkutat dengan laptopnya.

Kedua orang tuanya itu sangat sibuk, mereka jarang pulang kerumah karena banyak pekerjaan, bahkan 1 bulan bisa dihitung berapa kali mereka pulang.

Arkan menatap mereka sinis, lalu menaiki tangga yang menghubungkan lantai 1 dan lantai 2 rumahnya.

"Pulang kerumah bukannya salam ke orang tua malah nyelonong, tidak tau sopan santun kamu, dasar anak tidak berguna," suara dingin Firman membuat lelaki itu menghentikan langkahnya.

Arkan terkekeh, "Apakah anda pernah mengajari saya sopan santun? tidak tuan Firman, sedari dulu anda selalu saja sibuk dengan pekerjaan anda dan tidak pernah memberi saya kasih sayang, orang tua macam apa anda."

"Jangan melawan kamu, Arkano Azka Mahendra." Firman berdiri dari duduknya, pria itu menghampiri Arkan.

Plak

Tamparan keras mendarat dipipi Arkan dengan sangat keras, Firman menatap tajam Arkan, giginya bergelatuk menahan amarah.

"Seharusnya kamu berterimakasihlah kepada kami, karena telah membesarkan kamu dengan kekayaan ini!" kata Firman.

Tanpa membalas, Arkan berjalan kearab kamarnya. Badan lelaki itu sudah sangat pegal karena ia baru saja dari panti asuhan tadi, untuk membagikan sebagian harta mereka.

Firman yang melihat putranya pergi kearah kamar pun memukuk tembok di sampingnya. Anna yang melihat itu langsung mengelus punggung suaminya.

"Udah mas, sabar!" titahnya.

"Andai saja, saya tidak mengambilnya dulu."

•••••

Arkan memasuki kamarnya yang bernuansa hitam, aroma maskulin masuk ke indra penciuman. Lelaki itu menidurkan badannya di ranjang abu-abu nya.

Lelaki itu masih memikirkan ucapan terakhir papanya, "Mengambilnya dulu? maksudnya?"

Karena gerah, akhirnya ia memutuskan untuk membersihkan badannya, lelaki itu berjalan ke kamar mandi dengan membawa handuk putihnya.

Kurang lebih 5 menit ia mandi, ia keluar dari kamar mandi sudah memakai kaos polos hitam tak lupa celana pendeknya.

Lelaki itu berjalan kearah balkon kamarnya, disana ia bisa melihat matahari yang tenggelam membuat warna langit berubah menjadi warna jingga.

Kesukaan Arkan sejak dulu adalah memandang senja. Dulu waktu ia masih kecil, hampir setiap hari memandang senja bersama dengan Jesica.

Kedua sejoli itu memang mempunyai beberapa kesukaan yang sama, seperti senja, ayam goreng, dan telur. Keduanya sangat suka itu.

Arkan mengambil rokoknya, lalu mengaktifkannya. Arkan bukanlah perokok aktif, ia hanya merokok jika ia ada masalah saja.

Sambil merokok, ia merogoh kantongnya untuk mencari ponselnya, Arkan seperti mengetik sesuatu di sana.

Arkano Azka Mahendra: Je

Jesica Arabella: Kenapa Ar?

Arkano Azka Mahendra: gpp, cuma mau tanya, udah makan belum?

Jesica Arabella: ini lagi makan sama bang Xav

Arkano Azka Mahendra: wihh, makan apa?

Jesica Arabella: Ayam goreng sama telor ceplok kesukaan Jeje

ARKANJESICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang