10. Taman

1.3K 110 3
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

HAPPY READING

•••••

Minggu pagi, Jesica masih berada di alam bawah sadar. Xavier yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala, bagaimana tidak? selimut yang berada dilantai, bantal dan guling yang tidak berada ditempatnya, dan posisi tidur Jesica yang amat sangat keren.

"Je, bangun." Xavier menggoyang-goyangkan badan Jesica.

"Ayo, katanya kemarin mau ditemenin joging." Ujar Xavier.

"Eughh, 5 minutes please." Kata Jesica lalu melanjutkan tidurnya.

"Ga, gaada, sekarang kamu cepetan siap-siap abang tunggu didepan." Ucap Xavier lalu meninggalkan Jesica.

Dengan terpaksa, Jesica bangun dari tidurnya lalu beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah selesai, Jesica melangkahkan kakinya menuju walk in closet untuk berganti baju.

Lalu dia duduk di meja riasnya untuk memoleskan make up tipis dan menguncir rambutnya.

"Ayo." Ajak Jesica ketika dirinya sudah didepan rumah, abangnya itu mengangguk lalu berangkat menuju taman dekat komplek.

Sambil joging, Jesica mendengarkan lagu here your perfect dengan earphone nya, dia sangat menikmati lagunya sampai-sampai dia tidak sengaja menabrak dada bidang seseorang.

Baru saja dia ingin protes, ternyata lelaki di depannya adalah Arkan.

"Jeje minta maaf ya Arkan." Maaf Jesica, Arkan pergi begitu saja tanpa menjawab pernyataan maaf dari gadis itu.

Jesica tidak tinggal diam, dia langsung menyusul Arkan.

"Arkan bales perminta maafan Jeje kek." Ujar gadis itu setelah dirinya sampai disebelah Arkan.

Arkan hanya berdehem menghadapinya.

"Makasih ya Arkan ganteng." Kata Jesica sembari tersenyum manis.

"Arkan, pacaran yuk!"

Arkan menatap sinis gadis didepannya ini, "Gak."

Jesica mengerucutkan bibirnya, "Ayo dong, Arkan, please!"

"Minggir."

"Nggak, aku gak mau minggir, sebelum kamu mau jadi pacar aku." Kata Jesica.

Arkan berdecak lalu lelaki itu menyingkirkan tangan Jesica yang menghalanginya lalu berjalan melewati gadis itu dengan langkah santainya.

Jesica yang melihat itu hanya mengerucutkan bibirnya, dan menghentakkan kakinya kesal.

"Astaga, Je. Abang cariin ternyata kamu disini." Kata Xavier diujung sana.

Lelaki itu menghampiri Jesica dengan dua botol air mineral digenggamnya. Xavier menyerahkan sebotol untuk Jesica, dan sebotol lagi untuk ia minum.

"Duduk dulu yuk, disana." Ajak Xavier yang dibalas anggukan oleh Jesica.

"Habis ini lanjut atau pulang?" Tanya Xavier.

"Em, pulang aja deh bang, Jeje ngantuk." Xavier mengangguk lalu keduanya oun pulang ke rumah.

Setelah bertemu dengan Jesica, mood Arkan untuk joging pun menghilang. Akhirnya lelaki itu memutuskan untuk pulang kerumahnya.

Membuka pintunya, diruang tamu terdapat kedua orang tuanya yang membereskan berkas-berkas penting. Disana juga ada 1 koper besar, Arkan menduga bahwa kedua orang tuanya pergi keluar kota atau keluar negri, Arkan tidak peduli.

Menaiki tangga dengan cepat lalu membuka pintu kamarnya, tetapi sebelum itu, mamanya datang.

"Arkan, mama sama papa mau keluar negeri ya. Kamu jaga diri baik-baik ya." Ujar Mira lembut.

ARKANJESICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang