3. Bully

1.7K 133 2
                                    

Budayakan vote sebelum membaca!

Koreksi kalau semisal ada typo okeyy!

•••••

Hari ini kelas 11 MIPA 2 sedang ada pelajaran olahraga, yang artinya mereka harus berkumpul dilapangan. Selesai dari kamar mandi untuk berganti ,Jesica mencepol asal rambutnya lalu berjalan kearah lapangan tempat dimana teman-temannya berkumpul.

Pak Bandi-guru olahraga SMA Garuda baru saja datang dan langsung menyuruh murid-murid nya melakukan pemanasan agar tidak terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.

"satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. Sekarang yang kiri, satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delepan." Ujar Pak Bandi yang sudah seperti pemandu senam.

Pemanasan sudah selesai sekarang Jesica dan Alika berjalan kearah lapangan basket untuk menonton pertandingan basket.

Karena bosan, akhirnya kedua gadis itu memutuskan untuk jalan-jalan keliling sekolah.

"Al." Panggil Jesica.

Alika yang berjalan di sampingnya menoleh, "Kenapa Je?" Tanyanya.

"Nanti pulsek ikut gue beli buku ya." Jawab Jesica.

"Emm, ayo deh. Gue juga pengen beli buku." Ucap Alika.

Jesica langsung bersorak, gadis itu loncat loncat tidak jelas.

Kedua gadis itu saling terdiam untuk beberapa saat, keduanya dalam pikiran masing-masing.

"Al, ada Arkan nggak ya?" Tanya Jesica ketika mereka akan melewati kelas Arkan.

Alika menggedikkan bahunya tidak tau, "Semoga ada, gue kangen sama dia." Ujar Jesica sambil mengadahkan tangannya.

Dari kejauhan, terlihat Arkan keluar dari ruang kelasnya. Jesica yang melihatnya pun langsung bersorak dalam hatinya, lalu gadis itu segera menyusul Arkan.

Alika yang sedang bercerita pun melongo karena gadis disebelahnya itu berlari sangat kencang.

Gadis itu melihat bahwa Jesica sedang mengejar Arkan disana, dia menggeleng 'kapan sih sahabatnya itu tidak mengejar Arkan lagi' ucapnya dalam hati lalu ikut menyusul Jesica.

"Arkan, tungguin aku." Pekik Jesica.

Arkan yang mendengar suara Jesica pun lantas mempercepat langkahnya. Jesica yang melihat Arkan mempercepat langkahnya pun ikut mempercepat larinya.

"Dikit lagi, Je." Gumam Jesica.

Akhirnya gasis itu berhasil menyusul Arkan. Jesica merentangkan tangannya untuk menghalangi jalan Arkan.

Arkan hanya menatap gadis itu dengan tatapan sinis dan sebelah alis terangkat.

"Arkan mau nggak jadi pacar aku?" Tanya Jesica.

"Minggir." Sinis Arkan.

Jesica menggelengkan kepalanya, "Enggak, sebelum kamu jadi pacar aku."

"Ayo dong, Arkan jadi pacar Jeje." Jesica menyatukan kedua tangannya memohon.

"Najis gue sama lonte kayak lo." Maki Arkan lalu meninggalkan Jesica sendirian di lorong.

Jesica terdiam, apa sehina itu dirinya didepan Arkan sampai-sampai lelaki itu bilang kalau dia, lonte?

"Jeee."Pekik Alika dari kejauhan.

Jesica menoleh, mata gadis itu berkaca-kaca karena omongan Arkan yang menyakitkan tadi.

"Eh? kok nangis." Alika langsung memeluk Jesica, tinggi kedua gadis itu sama.

"Arkan bilang kalau gue itu lonte, ekang gue lonte ya." Ucap Jesica, gadis itu menghapus air matanya.

ARKANJESICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang