20. Itu Arkan?!?!

1.3K 96 343
                                    

HAPPY READING BESTIE!!!

•••••

"Je, kita pulang ya, udah mulai petang." Bujuk Xavier kepada Jesica yang terduduk di sebelah batu nisan Rudi dan Ana. Jadi posisinya ia berada ditengah-tengah.

Memang, makam kedua orang tuanya itu bersebelahan.

"Jeje gamau pulang, Jeje mau disini aja nemenin bunda sama ayah." Jawab Jesica. Gadis itu menatap kosong kedepan dengan air mata dipipinya yang sudah kering.

Jelas gadis itu bohong jika sudah mengikhlaskan kepergian kedua orang tuanya, setiap malam saja gadis itu menangis karena merindukan mendiang ibunya.

Dan sekarang, ia pasti akan menangis setiap malam menangisi kedua orang tuanya.

"Kita pulang ya, lo pasti capek, kita istirahat dulu dirumah besok kesini lagi." Bujuk Arkan, diangguki Xavier.

Memang, Arkan dan teman-temannya masih di pemakaman.

"Gamau bang, Ar, Jeje mau disini temenin ayah sama bunda." Ujar Jesica dengan memeluk batu nisan Rudi.

Perlu kalian ketahui, selain dekat dengan bundanya, Jesica sangat dekat dengan ayahnya. Pernah waktu itu, dia curhat tentang cowok yang dia suka waktu smp, dan ayahnya langsung memberi semangat kepada Jesica agar gadis itu tidak putus asa untuk mendapatkan apa yang mau dia dapat.

"Kita pulang ya Je, istirahat dirumah, besok kesini lagi. Pasti lo capek kan?" Bujuk Alika.

Tanpa sepatah katapun lagi, Arkan langsung menggendong Jesica ala karung. Jesica memberontak minta diturunkan tetapi Arkan menutup telinganya dan tetap melanjutkan jalannya.

"Itu Arkan?" Tanya Alan sambil melongo.

"Kerasukan." Jawab Gavin.

"Iya kali, kerasukan penunggu di sini." Ujar Arsya sembari memeluk dirinya sendiri, merinding.

"Gue gasalah lihat kan?" Tanya Gilang sambil mengucek matanya.

Mereka berempat saling menatap, "Arkan udah suka sama Jeje?" serempak mereka.

"Itu beneran Arkan kan Nay?" Tanya Alika heran.

"Iya, gasalah lihat kok, itu Arkan." Balas Nayra.

Sesampainya Arkan dimobil, Arkan langsung mendudukkan Jesica dimobil miliknya. Arkan masuk dikursi kemudi, lalu cowok itu melaju menuju rumah Jesica.

Dimobil Arkan, Jesica hanya melamun. Wajah gadis itu pucat karena dia belum makan apapun dari tadi pagi. Para sahabat dan keluarganya sudah membujuk Jesica agar mau makan, tetapi namanya juga Jesica, gadis keras kepala itu tetap kukuh dalam pendiriannya.

Arkan menoleh kearah Jesica yang sedang melihat kearah Jendela.

"Gue tau Je, ini berat buat lo. Setelah kehilangan nyokap lo, sekarang lo kehilangan bokap lo." Katanya, fokusnya saat ini terfokus kearah jalanan didepannya.

Jesica menoleh, gadis itu tersenyum tipis sangat tipis, "Sebenarnya ini berat, tapi karena ada kalian aku bakal coba ikhlasin ayah sama bunda." Katanya dengan air mata yang menetes.

"Jangan nangis, kalau bokap sama nyokap lo tau pasti mereka sedih." Ucap Arkan sambil menghapus air mata Jesica.

"Arkan udah mulai suka ya sama aku?." Tanya Jesica dengan mata yang berbinar, sepertinya gadis itu sedikit melupakan masalahnya.

"Gak." Dingin Arkan.

"Bohong, buktinya Arkan perhatian sama aku." Ucap Jesica sambil bersedekap dada.

"Turun." Pinta Arkan dengan suara dinginnya.

"Lahh kok udah sampe sihh, padahalkan aki masih pengen berduaan dimobil sama Arkan." Kesal Jesica.

ARKANJESICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang