8. Jeje berulah

1.4K 106 3
                                    

Happy Reading!

•••••

Sore ini Jesica sedang berada dibalkon kamarnya, sakit maagnya sudah sembuh dari siang tadi. Memandangi senja juga salah satu kegemarannya, sama seperti Arkan.

Sambil memandangi senja, dia duduk di ayunan gantung yang berada dibalkon kamar miliknya. Senja sudah tiada digantikan dengan bintang-bintang, tetapi gadis itu masih berada disitu hingga terdengar panggilan dari sang bunda untuk turun dan makan.

Sampai di ruang makan, Jesica mendudukkan bokongnya dikursi sebelah Xavier. Jesica langsung mengambil nasi dan lauk, jangan lupakan sayur juga, setelah berdoa dirinya langsung memakan makanan tersebut. Sesudah makan, Jesica dan keluarganya langsung pergi keruang keluarga untuk sekedar berkumpul dan berbincang.

"Gimana sekolah kamu Je?" Tanya Rudi.

"Gaada masalah." Ujar Jesica yang sekarang kepalanya berada di dada bidang Xavier.

"Kalau kamu Xav?" Pertanyaan dariRudi untuk Xavier.

"Xav juga gaada masalah." Balas Xavier dengan tangan yang mengelus surai rambut adiknya.

Mereka berbincang-bincang dan juga bercanda hingga Anna menyuruh dua kakak beradik itu kekamar mereka untuk tidur karena hari sudah malam.

Arkan memasuki gerbang rumahnya, digarasi terdapat sebuah mobil, Arkan sudah tau itu milik siapa. Lelaki itu membuka pintu, disana ia sudah disambut pria dan wanita paruh baya.

"Masih inget pulang kamu Arkan." Garang Firman.

Firman Mahendra, pria paruh baya yang menjadi ayah dari seorang ketua Avragos.

Arkan tersenyum sinis, "Seharusnya Arkan yang bilang gitu sama papa." Ucapnya

Firman menggeram marah. "Beraninya kamu sama orang tua."

Firman menampar pipi putra semata wayangnya itu, sedangkan Arkan yang ditampar hanya tersenyum kecut.

"Mas udah." Kata Mira sambil memegangi lengan kekar milik suaminya.

Almira Mahendra, wanita berusia 40 tahun ini adalah mama Arkan.

"Arkan bilang kenyataan kan pa? papa sama mama aja jarang pulang kerumah, terus kenapa malah nyalain Arkan pulang telat." Ujar Arkan, dada naik turun menahan amarah.

"Udah, sekarang kamu kekamar aja ya." Kata Mira sambil mengelus rambut anaknya.

Arkan langsung bergegas kekamarnya. Sesampainya dia dikamar, dia langsung masuk kekamar mandi untuk membersihkan badannya yang lengket.

Sesudah dia mandi, Arkan langsung merebahkan tubuhnya di kasur kingsize miliknya. Tiba-tiba kantuk menyerang, Arkan memutuskan untuk tidur.

•••••

"Arkan, kapan sih bales perasaan aku." Ucap Jesica, saat ini dirinya sedang berada di samping Arkan yang sedang kekantin.

"Minggir." Geram Arkan.

"Nggak, aku nggak mau minggir, sebelum kamu bales perasaan aku." Ujar Jesica.

"Je, mending lo minggir ya, nanti gue traktir dikantin deh." Ucap Gilang, lelaki itu tidak mau Jesica kenapa-napa karena Arkan.

"Ga mau Gilang." Bantah Jesica. "Arkan mau ya jadi pacar Jeje." Ucapnya pada Arkan.

Gadis itu menggenggam lengan Arkan erat.

"Gue bilang enggak ya enggak." Bentak Arkan sembari menyentak tangan Jesica dari lengannya

"Alika mana sih." Ujar Alan sambil menoleh kanan kiri mencari Alika, karena hanya Alika yang bisa membujuk Jesica.

ARKANJESICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang