34. hubungan kita apa?

705 45 13
                                    

Happy reading!

Upnya malem banget ya, sorry.

Semoga suka!

Vote comentnya jangan lupa! awas aja ntar aku santet🤬

•••••

Setelah masuk kerumah hantu tadi, Jesica mengajak Arkan untuk naik komidi putar. Arkan pun menurutinya.

Mereka naik, komidi putar itu berputar hingga sampai di paling atas, Jesica yang melihat bulan pun memotretnya.

Kali ini ia sangat bahagia, menghabiskan malam itu dengan orang yang kita sayang. Jesica pun tak lupa memotret Arkan yang duduk didepannya.

Dari atas sana, terlihat lampu dari gedung-gedung pencakar langit yang menyala, sangat indah.

"Arkan hadap sini deh."

Cekrek

Jesica memotret Arkan yang bingung, wajahnya cengo, "Kirain kenapa, ternyata ngefoto," kata Arkan

"Gak kerasa ya, Ar. Bentar lagi kita mau masuk kelas 12."

"Dan udah hampir 3 tahun aku suka sama kamu." ucap Jesica.

"Senin besok kita udah mulai ujian kenaikan kelas, semangat belajarnya," kata Arkan sambil mengacak-acak rambut Jesica.

"Ih, Arkan! berantakan tau," kesal Jesica sambil mengerucutkan bibirnya.

"Bibirnya mau aku cium?" goda Arkan sembari menaikturunkan alisnya.

Jesica yang kesal pun langsung mencubit perut Arkan, sedangkan Arkan hanya meringis lalu terkekeh kembali.

"Dasar mesum, kayak om om pedo."

"Becanda doang kok, Je. Tapi kalau beneran ya, ayo," ujar Arkan. Jesica yang kesal pun kembali mencubit perut Arkan.

"Nanti kamu lanjut kuliah dimana?" tanya Jesica.

"Kayaknya sih di Australia," balas Arkan.

"Ih kok sama!" pekik Jesica.

"Jodoh!"

"Bisa gitu ya," Kedua remaja itu tertawa.

"Ar!" seru Jesica, raut wajahnya berubah menjadi serius.

Arkan hanya membalas deheman saja, kedua matanya menatap mata teduh Jesica.

"Hubungan kita apa?"

Arkan diam membisu, lelaki itu tidak punya jawaban untuk menjawab pertanyaan Jesica. Sejak satu bulan yang lalu mereka dekat namun hubungan mereka tidak jelas, disini Jesica seperti digantung oleh lelaki itu.

•••••

Kedua remaja itu memutuskan untuk duduk di bangku yang tersedia disana, 8 menit yang lalu mereka turun dari komidi putar, tapi Arkan belum menjawab pertanyaan gadis itu.

"Arkan mau itu," ucap Jesica sambil menunjuk penjual permen kapas di depan sana.

"Gak, nanti kalau gigimu sakit gimana?" hardik Arkan.

"Ih, sekali aja, Jeje juga jarang banget makan permen kapas," nada gadis itu berubah merengek.

"Gak!"

"Yaudah kalau gitu, Jeje mau pulang, jangan dikejar."

Arkan mengacak rambutnya, lalu berlari mengejar Jesica yang sudah jauh di depan sana.

"Aku beliin tapi awas aja kalau gigimu sakit," bujuk Arkan sedikit berteriak hingga membuat ia menjadi pusat perhatian.

Jesica berbalik badan, ia menatap Arkan dengan tatapan berbinar. Gadis itu berjalan mendekati Arkan dengan senyum yang merekah. Ia menggandeng lengan Arkan.

ARKANJESICA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang