BULAN YANG KEMBALI

2.6K 119 3
                                    

Aku masih tak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Bulan. Apa maksud dia ?

"Aku mencintai kamu Moondy ! Sangat mencintai kamu !" Ucap Bulan sambil menjatuhkan dirinya di sofa.

"Aku mencoba menjadi Pelangi meskipun itu sulit. Dan aku tak mampu terus-terusan bertahan." Lanjutnya.

"Aku tau, pengorbananku tak seperti yang Pelangi lakukan untukmu. Tapi aku juga ingin kamu menghargaiku !" Kali ini dia berteriak sambil menunjukku penuh emosi.

"Aku rasa aku perlu membawamu kembali ke rumah sakit jiwa!" Ucapku lantang. Kupikir Bulan belum benar-benar sembuh. Dia masih gila.

"Diam !" Teriaknya.

"Aku tidak gila !" Lanjutnya .

"Belum mengertikah kamu dengan pernyataanku ?" Bulan mendekatiku.

"Aku tidak gila." Katanya melunak sambil meletakkan kepalanya di dadaku.

"Aku melakukan ini semua hanya demi agar rencana kita untuk membuat Pelangi kembali berhasil. Jika tidak seperti ini Pelangi tidak mungkin kembali padamu." Jelasnya.

Aku melepas pelukannya. Aku berjalan menjauh darinya.

"Jadi maksudmu semua ini sandiwara ?" Tanyaku.

"Iya."

"Orangtuamu ?"

"Tentu mereka tidak tau. Hanya aku yang tau. Dan para petugas rumah sakit tentunya. Aku membayar mahal mereka untuk itu."

Aku terdiam. Sungguh aku tak menyangka jika Bulan akan bertindak sejauh ini. Bahkan dia merencanakan ini sendirian. Tanpa bantuan siapapun. Aku sendiri bahkan tidak tau.

"Aku merindukanmu." Ucapnya lagi.

"Kenapa kamu sama sekali tidak mengunjungiku selama aku di rumah sakit jiwa ?" Katanya sambil mendekatiku.

"Maaf, aku ... "

"Aku rindu pelukanmu." Bulan memelukku erat.

"Aku rindu ciumanmu." Bulan mencium bibirku.

Hangat . Bulan menciumku penuh dengan hawa nafsu yang tinggi. Dia bahkan mampu mendorongku hingga aku terjatuh di kasur.

"Bagaimana kabar kesayanganku ? Masihkah dia seperti dulu ?" Tanya Bulan dengan wajah nakal sambil mengusap kejantananku.

"Ouhh ........ " Bulan memang sangat lihai dalam bercinta. Sudah tak kuragukan lagi. Kuluman lidahnya pada kejantananku mampu membuatku menggeliat dalam kenikmatan. Sebagai lelaki normal tentu aku tak dapat menolaknya. Apalagi aku sudah lama tak merasakan sensasi bercinta dengan Bulan. Aku menyentakkan kepalaku saat dia mulai dengan cepat menjilat seluruh kejantananku tak tersisa. Aku bahkan hampit keluar begitu saja di dalam mulutnya jika dia tak segera melepas mulutnya dan langsung menggantinya dengan liang vagina miliknya.

******

Drrrrrtttt ........ Drrrrtttttt

Ponselku bergetar. Kulihat Bulan tertidur pulas disampingku. Tubuh seksinya masih terpampang jelas di sampingku tanpa sehelai kainpun. Puting susunya melambai-lambai menginginkan kulumanku.

Drrtttt ..... Drrrtttt..... Ponselku kembali bergetar. Kulihat layar bertulisnya "mama cilla" aku langsung tersadar bahwa istriku Pelangi menungguku. Aku bilang padanya akan keluar sebentar. Tapi ini sudah lebih dari 5 jam aku pergi. Dan aku juga tidak mengabarinya.

Kukenakan pakaianku. Aku segera beranjak pergi. Kutinggalkan Bulan yang masih pulas dalam tidurnya. Tak lupa kuselimuti tubuh putih dan mulusnya. Kupacu mobilku dengan kencang agar Pelangi tak semakin lama menungguku. Aku tak mau dia marah padaku karena aku abai padanya .

dua cincinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang