DICULIK

1.6K 94 5
                                    

Aku langsung meninggalkan meja kerjaku begitu mendengar Pelangi menelpon dan mengatakan bahwa Cilla putriku di culik. Aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan tinggi. Jarak antara Solobaru dan rumahku sekitar 1 jam. Belum macetnya jalanan karena sekarang sedang jam makan siang. Aku tak perduli dengan bunyi klakson kendaraan mobil lain, yang difikiranku adalah bagaimana caranya aku segera sampai rumah dan mencari tau kronologi bagaimana bisa sampai Cilla di culik.

"Mas ....." Pelangi langsung berlari memelukku begitu aku turun dari mobil.

"Sayang .... " Kataku sambil mengusap kepala Pelangi.

"Cilla mas, Cilla ilang. Cilla ga ada di rumah." Kata Pelangi sesenggukan.

"Gimana bisa sayang? Coba kamu tenangkan dirimu dulu ? Mah ini gimana ceritanya ? Kak ?" Tanyaku sambil memandang mama, papa dan kakakku secara bergantian.

"Tadi Cilla sama mbak, lagi disuapin di taman rumah. Trus kata si mbak Cilla minta minum, sama si mbak ditinggal ke dalam ambil minum bentar. Trus pas keluar Cilla udah ga ada. Pintu gerbang juga kebuka." Jelas mama.

"Yang lain pada kemana ? Kenapa tidak ada yang menemani ?" Tanyaku.

"Mama masak, aku nyuci baju. Pelangi mandi tadi. Jadi Cilla di pegang sama mbak." Jawab mamaku.

"Sayang, kamu tenang, jangan panik, Cilla pasti ketemu. Ingat sama kandunganmu." Kataku pada Pelangi.

"Maafkan aku mas, aku gak bisa jaga Cilla dengan baik, harusnya tadi aku gak mandi dulu, harusnya ..... "

"Stttt..... Sudah jangan menyalahkan diri kamu sendiri, kamu gak salah sayang. Aku akan cari Cilla. Aku janji kita akan segera menemukan Cilla. Kamu jangan nangis lagi. Kamu tenang ya. Kamu percaya sama aku, Cilla akan segera kita temukan." Kataku menenangkan Pelangi sambil menghapus air matanya.

"Iya mas." Kata Pelangi sambil mengangguk.

"Udah telpon polisi ?" Tanyaku.

"Papa udah telpon polisi, kata polisi suruh tunggu dulu sampai 24 jam. Baru penyelidikan." Jawab papa.

"Apa ? Gak bisa kalau harus nunggu 24 jam. Sementara kita gak tau Cilla sama siapa dan bagaimana keadaannnya. Aku akan cari Cilla sekarang."

"Aku ikut mas." Kata Pelangi.

"Enggak sayang. Kamu dirumah sama mama."

"Tapi mas .... "

"Kamu dirumah. Jangan ikut. Kamu harus jaga diri kamu. Sambil nunggu Cilla. Siapa tau Cilla sampai rumah pas aku lagi muter cari Cilla. Jadi kamu bisa ngabarin aku." Kataku mencoba menenangkan Pelangi.

"Tapi nanti kamu kabarin aku terus ya mas ?"

"Iya sayang, aku janji. Aku pergi dulu ya." Kucium kening Pelangi.

"Aku sama papa juga ikut nyari. Kita bagi jalur aja Moon." Kata kakakku.

"Iya kak, aku ke arah selatan. Kakak dan papa ke arah utara ya ? Mama dirumah aja nemenin Pelangi."

"Iya Moon. Kalian hati-hati ya."

Kami pergi dengan mobil masing-masing. Pikiranku kemana-mana, telpon berdering berkali-kali, kulihat nama Bulan di layar ponsel. Aku sedang tak ingin berbicara dengannya. Ini hanya akan menambah masalahku. Tak kupedulikan telpon dari Bulan yang entah sudah berapa kali panggilan tak terjawab.

Hingga malam tak kunjung juga kutemukan Cilla. Aku kalut. Pikiranku kacau. Bagaimana aku harus pulang dan berbicara pada Pelangi bahwa aku tak berhasil menemukan Cilla ? Dia pasti kecewa. Dia pasti menangis. Aku bersumpah jika sampai aku menemukan Cilla akan kujebloskan ke penjara siapapun penculiknya. Apalagi jika sampai terjadi sesuatu pada anakku.

dua cincinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang