BERTEMU

1.5K 95 0
                                    

Aku melamun di meja kerjaku. Konsentrasiku benar-benar pecah dengan masalah yang menimpa keluargaku.  Bulan berkali-kali menelponku, tapi aku sengaja tak mengangkatnya karena aku malas berdebat dengan Bulan. Aku memegang kotak perhiasan yang berisi kalung. Aku membelinya saat dulu kita masih tinggal bersama. Aku ingat Bulan memintaku untuk membelikan kalung keluaran terbaru itu.

"Sayang, bagus ya ?" Tanya Bulan.

"Iya bagus." Jawabku.

"Aku beli ini boleh ?"

"Ambil sayang."

"Makasih sayang." Kata Bulan sambil merangkul tanganku.

"Sayang, Pelangi gak kamu belikan juga ?" Tanyaku.

"Boleh, tapi jangan sama kaya punyaku ya ?"

"Kenapa ?"

"Untuk urusan perhiasan dan penampilan aku tidak ingin disamakan dengan Pelangi. Kamu mengerti kan sayang ?"

"Oke."

Entahlah, aku merasa kalung berwarna putih bermata merah itu juga cantik dipakai Pelangi.

"Sayang, kamu masuk ke mobil dulu. Aku bayar dulu ya."

"Oke. Aku tunggu di mobil ya, sekalian mau nyobain kalungnya." Kata Bulan sambil beranjak keluar dari toko perhiasan.

"Mbak, yang seri tadi masih adakah ?" Tanyaku pada pegawai toko perhiasan begitu Bulan pergi.

"Masih ada pak, tapi warna matanya beda, tapi untuk model sama pak." Jawab pegawai toko perhiasan.

"Apa warna matanya ?"

"Putih pak, sama dengan kalungnya."

"Baik, saya minta tolong disimpankan ya, ini saya bayar sekalian. Tapi saya ambil besok. Bisa ?"

"Bisa pak. Atas nama siapa ya ?"

"Moondy Alsegara."

"Baik, saya buatkan kuitansi untuk pengambilan ya pak ?"

"Iya. Sekalian di total ya?"

Dan dari hari itu hingga hari ini aku belum sempat memberikan kalung itu pada Pelangi. Aku sempat ingin memberikannya pada Pelangi saat kami mengucap ijab qabul kembali, tapi aku takut Pelangi tak akan menerimanya. Mengingat Pelangi marah besar saat mengetahui aku pergi ke toko perhiasan tanpa memberitahunya dulu.

Klek ..
Pintu terbuka tanpa adanya ketukan.

"Sayang kemana aja? Kok kamu abai sama telponku?" Tanya Bulan yang tiba-tiba datang ke resto cabang Colomadu.

"Ngapain kamu disini ?" Tanyaku menyelidik.

"Mencarimu. Kamu tidak menjawab telponku dari kemarin." Jawwbnya sambil duduk di sofa ruanganku.

"Aku sedang tidak ingin berbicara denganmu." Jawabku singkat dan tidak melihat ke arahnya.

"Apa ini ?" Tanya Bulan sambil mengambil kotak perhiasan dari mejaku secara tiba-tiba.

"Kembalikan !" Bentakku.

"Kalung ini ? Untuk siapa ?" Tanya Bulan saat dia membuka kotaknya.

"Pelangi." Jawabku singkat.

"Aku gak asing sama kalung ini, ini mirip dengan milikku yang kamu belikan 3 taun lalu, atau jangan-jangan ?"

"Iya, aku memang membelikannya untuk Pelangi."

dua cincinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang