RAYUAN

1.4K 82 2
                                    

Aku mengembangkan senyumku karena bisa melewati satu hari satu malam bersama dengan keluarga kecilku. Meskipun tidak ada ciuman dan bercinta seperti yang aku inginka tapi setidaknya dengan melihat Pelangi di depan mataku dan hadir di sisiku membuatku merasa sangat bahagia. Jika bukan karena persidangan ingin rasanya aku kembali menginap disini bersama Pelangi dan Cilla. Aku hadir setengah jam lebih awal dari jadwal persidangan kali ini. Selang 5 menit kemudian kulihat Bulan dan kedua orangtuanya datang. Mereka sempat menghampiriku. Kulihat kedua orang tua Bulan dengan pasti untuk kembali meyakinkan mereka berdua bahwa mereka akan mengikuti kata-kataku.

"Tidak semudah itu kamu menceraikan aku Moondy !" Kata Bulan tersenyum sinis. Setelah itu dia berlalu meninggalkanku.

Kedua orang tua Bulan mengangguk tanda mereka sepakat dengan penawaranku. Dan aku tersenyum melihatnya. Semoga ini semua bisa berakhir sebelum Pelangi melahirkan putraku. Aku dan pengacaraku berjalan mengekor di belakang Bulan dan keluarganya memasuki ruang persidangan.

"Anak saya Bulan selama ini hanya dijadikan istri kedua oleh Moondy. Moondy tidak pernah adil pada anak saya Bulan. Bahkan anak saya sampai pernah di rawat di rumah sakit jiwa karena perbuatan Moondy." Kata ibu Bulan sambil menangis.

Aku tersenyum melihat Bulan membulatkan matanya mendengar kesaksian mamanya. Tak mengapa namaku jelek di dalam persidangan, yang terpenting segala sesuatu yang berhubungan denganku dan Bulan segera berakhir.

"Tidak! Itu bohong ! Moondy adil kok pak pada saya. Saya masuk rumah sakit jiwa tidak ada hubungannya dengan Moondy, itu semua terjadi karena memang saya depresi." Sanggah Bulan.

"Tapi Moondy sudah cukup membuatmu menderita Lan. Lepaskan dia. Apalagi istri pertamanya sebentar lagi akan melahirkan." Kata mama Bulan.

"Mama ... Kenapa mama berbicara seperti itu ? Bukannya mama janji akan membantu Bulan ?" Teriak Bulan.

"Mama begini demi kamu Bulan, harusnya kamu sadar akan posisi kamu."

"Mama ..... "

"Harap tenang!" Kata hakim.

"Saudara Moondy, benarkah anda memiliki 2 istri?" Tanya hakim.

"Benar pak hakim."

"Benarkah anda melakukan poligami dan bersikap tidak adil pada ibu Bulan ?"

"Iya pak."

"Benarkah istri anda sedang hamil?"

"Betul pak. Istri pertama saya hamil 9 bulan dan saya juga mempunyai anak yang berusia 2.5 taun buah cinta saya sama istri pertama saya."

"Bisakah anda membawa istri pertama anda ke persidangan untuk menjadi saksi dalam kasus sidang perceraian ini?"

Aku mengambil nafas panjang. Aku tidak bisa berjanji apakah bisa membawa Pelangi datang kemari, selama ini aku selalu berusaha untuk menghadiri sidang perceraianku, tapi dia tidak pernah mau. Tapi aku mengangguk tanda setuju, karena sekarang Pelangi yang akan menjadi kunci selesainya persidangan ini.

"Bagaimanapun caranya bapak harus bisa membawa istri pertama bapak kemari jika bapak ingin persidangan ini segera selesai." Kata pengacaraku.

"Saya akan mengusahakannya pak. Apapun asal semua segera selesai pak."

****

Aku terus memutar otak bagaimana caranya agar bisa mengajak Pelangi nanti ke persidangan. Apakah aku harus jujur akan membawanya ke persidangan atau aku pura-pura membawanya pergi padahal aku membawanya ke persidangan. Kalau aku bohong nanti kira-kira Pelangi marah ga ya sama aku.

"Ngapain kamu mas dari tadi mondar mandir terus ?" Tanya Pelangi yang melihatku mondar mandir di depannya dari pagi, andai saja dia tau kalau aku sedang memutar otak bagaimana cara meyakinkan agar dia mau datang ke persidanganku dan Bulan.

dua cincinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang