22. That Hope

69 36 21
                                    

Namjoon masih menunggu pintu ruangan itu terbuka sejak satu jam yang lalu.

Tak henti-hentinya ia merapalkan doa untuk keselamatan saudaranya itu. Harapan untuk Myunseo agar tetap bertahan dan tetap bersamanya.

Pintu terbuka,namun Namjoon tak mendengarnya.

Seorang pria berjas putih nampak menghampirinya yang sedari tadi menundukkan kepala.

Namjoon tidak mungkin memperlihatkan wajahnya yang habis menangis pada orang-orang yang melewatinya.

"Namjoon?" panggil suara berat itu tampak mengenal Namjoon.

Pria yang merasa dipanggil mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk.

Dokter itu kini duduk disebelah Namjoon.

"Kau keluarga pasien?" Tanya Taevin,dokter yang menangani Myunseo tadi.

Namjoon mengangguk. Taevin ini adalah temannya dimasa SMA dulu yang sekarang menjadi dokter.

Pria itu tidak menyangka jika teman yang dulu sering mengajaknya membolos kini telah sukses menjadi dokter.

"Dia bagaimana?" tanya Namjoon suaranya terdengar parau.

Taevin menghela napas pendek sebelum berucap, "Beruntung,Myunseo tidak kehabisan terlalu banyak darah. Namun,pisau itu mengenai salah satu ginjalnya dan Myunseo harus segera dioperasi untuk itu. Dia tidak bisa bertahan jika hanya dengan satu ginjal,"

"Dan juga,kini Myunseo koma akibat efek operasi saat mengambil peluru yang berada ditubuhnya," papar Taevin dengan berat hati. Ia langsung melihat perubahan wajah Namjoon setelah ia mengatakan itu.

Pria itu merasa begitu hancur mendengar penjelasan dari temannya tersebut. Jantungnya seperti berhenti untuk sejenak. Matanya kembali berembun dan siap untuk menurunkan hujan.

"Selamatkan dia," gumam Namjoon yang sedikit terdengar oleh Taevin.

"Kabar buruknya, kita tidak memiliki pendonor ginjal yang cocok dengan Myunseo," ucap Taevin lagi dengan sangat berat hati menyampaikan kabar buruk ini.

Namjoon menutup kedua matanya,kemudian kembali menangis.

Disela tangisnya,ia merasa usapan dipunggungnya. "Kau yang tenang," ujar dokter itu sembari mengusap punggung Namjoon.

"Dokter Taevin,seorang pasien tabrak lari perlu dioperasi olehmu sekarang," suara seorang wanita dengan seragam putih itu.

Taevin beranjak dari duduknya. "Aku akan berusaha,Namjoon. Kau berdoa saja," ucap Taevin sebelum meninggalkan Namjoon yang masih menutup mata dengan telapak tangan pria itu.

Mata Namjoon pasti sudah sangat sembab karena tak berhenti menangis sejak tadi.

・・・◇◇◇・・・

Taevin meraup wajah dengan kedua tangannya. Operasinya kali ini gagal dan itu membuat pasiennya meninggal dunia. Dia bukan anggota keluarganya,namun hatinya juga hancur ketika dia tidak bisa menyelamatkan pasien tabrak lari itu.

"Kau sudah berusaha,dokter," ucap perawat tadi setelah selesai dengan tugasnya.

"Kapan anggota keluarganya akan datang? Aku merasa sangat bersalah," tanya Taevin.

"Keluarga korban belum diketahui," jawab perawat itu.

"Ah,sebelum operasi,pasien sempat mengatakan ingin memberikan organ tubuhnya yang masih berfungsi jika dia meninggal," lanjut perawat tersebut membuat Taevin mengangkat kepalanya.

THE TRUTH UNTOLD [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang