Part 30.

428 63 7
                                    

Di kamar, Felix tengah bersusah payah mengendalikan sisi serigalanya. Sedari tadi El terus memaksanya untuk mengambil alih kesadarannya. Hal itu karena El terpancing oleh ekspresi wajah Emma yang berkali-kali menunjukkan ekspresi bingung yang terlihat sangat menggemaskan baginya. Jarang sekali Emma berekspresi selain datar dan tak minat. Dan hari ini Emma menunjukkannya.

Dengan nafas yang kian semakin berat, Felix menahan tubuhnya menggunakan kedua tangannya untuk tak menindih tubuh Emma di bawahnya. Sesekali ia menyentak kepalanya ke samping karena raungan El yang begitu keras di pikirannya. Sisi serigalanya ini sangat mudah sekali terpancing dan begitu agresif. Ia tak ingin Emma kerepotan dengan El yang terus-menerus ingin melakukan 'itu'.

Emma menatapi wajah Felix yang tengah menahan sesuatu. Ia tahu El tengah memberontak di sana. Tanpa ragu tangan Emma terulur menyentuk rahang keras Felix. Kemudian kedua tangannya ia lingkarkan di lehernya. Dengan kuat Emma menariknya hingga Felix sepenuhnya menindih tubuhnya. Emma memeluk Felix dengan lembut sembari menutup kedua matanya.

Kedua manik mata Felix semakin pekat ketika Emma menghembuskan nafas di ceruk lehernya. Hal itu juga membuat nafsunya semakin bergejolak. Ia menjauhkan tubuhnya dari Emma untuk menatap wajah gadis itu. Kedua tangan Emma yang masih memeluk lehernya seketika terlepas. Felix mencoba untuk menetralkan sesuatu dalam dirinya sembari menutup mata. Kemudian ia membuka matanya untuk menatap Emma hingga...

Dengan tak bertanggung jawab Emma tertidur pulas setelah membuatnya setengah mati kepanasan. Seketika itu pula Felix tertawa renyah mendengar El yang mengumpat beberapa kali di pikirannya. Dalam hati ia juga kecewa. Felix merebahkan dirinya ke samping kemudian menarik Emma ke dalam pelukannya. Dengan kedua mata yang masih terpejam Emma juga memeluknya dan semakin menempel pada dada Felix. Felix menghela nafas panjang dengan wajah yang begitu gusar. Sekali lagi ia tergoda oleh Emma yang tengah menghembuskan nafas di dada bidangnya membuat sensasi menggelitik di sana.

Dengan paksa Felix menutup matanya untuk menyambut hari esok. Sialnya ia harus menahan diri semalaman. Ia meruntuki dirinya sendiri karena begitu mudah tergoda. Bahkan El juga merasakannya. Entah apa yang akan terjadi jika ia membiarkan El mengambil alih tubuhnya mengingat sisi serigalanya itu sangat beringas. Sudah dipastikan Emma akan berakhir tepar selama seminggu.

oO0Oo

Hari berlalu begitu cepat. Besok, hari kelulusan tiba. Bukannya sibuk untuk persiapan kelulusannya, Emma malah menyibukkan diri untuk persiapan hari penobatannya sebagai Luna setelahnya. Ia juga mendapatkan beberapa laporan tentang klien perusahaan yang terus merepotkan hingga membuatnya mau tak mau datang ke pertemuan rapat minggu depan. Itu karena Philip tak bisa menghadiri rapat tersebut karena sedang melangsungkan acara pernikahannya. Dan tentu saja hal itu membuat Emma tak bisa menghadiri acara pernikahan sepupunya itu tepat waktu.

Sekarang, Emma tengah berada di ruangan yang dipenuhi oleh banyak sekali jenis gaun. Hari ini ia akan memilih gaun untuk dipakainya saat acara penobatannya sebagai Luna sekaligus acara pernikahannya. Ia mencoba beberapa model gaun berwarna putih dan dibantu oleh Melisa. Hal ini memakan waktu lama karena Felix sedari tadi berkali-kali melayangkan tatapan tak suka padanya karena gaun yang dipakainya terlalu terbuka.

"Cantik sekali. Kenapa Robert tak segera menikahiku juga?." Celetuk Melisa kemudian merapikan bagian bahu Emma.

"Kau ingin menyelenggarakan pernikahan masal?." Tanya Emma sembari melirik bahunya yang terekspos.

Melisa tersenyum masam mendengarnya. Selain Emma, Philip juga akan menikah. Dan itu dalam jarak waktu yang begitu dekat. Jika ia ikut melakukan pernikahan maka itu sama saja melaksanakan pernikahan bersama-sama. Sebenarnya ia sama sekali tak terburu-buru untuk menikah, hanya saja ia sedikit iri.

𝑰 𝑫𝑶𝑵'𝑻 𝑪𝑨𝑹𝑬!.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang