Part 47.

311 48 3
                                    

Roy tersenyum penuh kemenangan. Dengan mudahnya ia menjanjikan sesuatu yang mustahil untuk makhluk berdarah campuran itu dan membuatnya menuruti semua perintahnya. Robert dan Leo tak bisa membantu Alphanya karena mereka masih harus fokus pada para warior yang menyerang.

"Grraeerr.." Auman Felix yang sudah sepenuhnya berubah menjadi serigala itu terdengar nyaring di penjuru istana.

El berlari cepat melewati para serigala warior. Namun di pertengahan ia harus berhenti karena serigala warior dari Bloodmoon Pack itu bergerombol menyerangnya. Sangat pengecut membuat para warior dan memanfaatkan black witch untuk menyerangnya. Pria itu bahkan tak mengeluarkan tenaga sedikitpun untuk ikut andil dalam pertarungan ini.

Erangan kembali terdengar ketika warior itu bertambah jumlahnya dan mengeroyoknya. Dengan sekuat tenaga Robert dan Leo membantu El. Roy menatap mereka dengan tatapan jengah. Apa hanya segini kekuatan Alpha terkuat itu?. Ia mengeluarkan pistol dan menembakkannya pada serigala besar di sana.

Doorr..

Suara tembakan terdengar memekakkan telinga. Kaki El tertembak dan tersungkur. Namun tembakan itu tentu saja tak mempan baginya. Ia berlari cepat ingin menerkam Roy namun di tahan oleh Diana. Diana menggunakan sihirnya kemudian menghempaskan tubuh serigala itu jauh. Sekali lagi Roy menembak kaki El.

Baru saja ingin bangkit tiba-tiba beberapa rogue menindihnya dan menggigit setiap bagian tubuh El. Hal itu membuat El mengerang kesakitan. Robert berlari membantu El bersama Carrol. Dengan dibantu para kawanan rogue tentu membuat jumlah mereka setara dengan jumlah warior yang Felix bawa.

Samuel dan Bufan semakin kewalahan melawan serigala warior dan rogue sekaligus. Mereka bukan sesama werewolf yang memiliki kekuatan yang setara. Apalagi Bufan yang merupakan seorang elf tentu tak bisa bertarung jarak dekat. Sedangkan Samuel setidaknya ia memiliki kecepatan vampir dan kekuatan untuk bisa melawan mereka.

Greyen yang tak jauh di sana terus meraung kesakitan. Pasalnya ia bukan seorang petarung dan belum pernah bertarung sekalipun. Ia hanya seorang werewolf bangsawan yang berbaur dengan manusia melalui bisnis perusahaan. Ia hanya bisa menghindar dan sesekali menyakar mereka dan tak bisa membunuhnya seperti serigala Carrol yang terlihat beringas dan menyerang dengan membabi buta.

Karena lengah, Leo langsung melompat ke arah Diana. Dengan tubuh manusia yang masih belum berubah ia melayangkan pukulan tepat di wajah wanita itu tanpa pandang bulu. Diana merapalkan mantra dan membuat Leo terlempar seperti Felix sebelumnya. Namun dengan cepat Leo kembali berlari ke arahnya dan mencoba menyerangnya dengan brutal.

Karena fokus Diana yang sudah berhasil dialihkan, El kembali menyerang Roy yang masih diam di tempat bersama Emma. Pria itu mengeluarkan sebilah pedang dan menusuk bahu serigala besar itu dan membuatnya mundur beberapa langkah. Alasannya terus menggunakan senjata itu karena ia tak bisa merubah diri menjadi serigala sama seperti yang lain. Sisi werewolf dalam dirinya terlalu lemah dan tak bisa mengambil alih tubuhnya.

Baru saja ingin bangkit pandangan matanya menjadi buram selama beberapa detik. Ia merasakan luka di kaki dan bahunya yang semakin luar biasa menyakitkan. Pria di sana sungguh pengecut menggunakan racun wolfbane untuk membuat tubuhnya lemah. Dengan racun itu tentu saja ia bisa melumpuhkannya dengan sekali tebas di bagian leher.

Tak puas dengan keadaan El yang masih bisa berdiri tegak, Roy kembali mengeluarkan pistol dan menembakkan peluru yang sudah ia lumuri racun wolfbane sebelumnya berkali-kali pada El. El melesat menghindari setiap tembakan itu ke arahnya. Ia tak bisa menerima racun itu terus menerus atau tubuhnya tak bisa lagi ia gerakkan.

Greyen berlari dengan cepat hendak menyerang Roy namun gagal. Roy kembali melayangkan pedangnya dan menembus perut Greyen hingga membuat pria itu terkapar merasakan sakit yang belum pernah ia rasakan dan efek dari racun wolfbane. Bodoh, memang. Dirinya yang tak bisa berkelahi itu tentu bodoh menyerang Roy dari depan dengan gegabah.

Tak jauh dari mereka, Leo tengah bertarung hebat dengan Diana. Ia terus menyerangnya tanpa jeda membuat wanita itu sempat kewalahan. Sama seperti Roy, Diana mengeluarkan pistol dan menembak Leo. Dengan cepat Bufan berlari dan menggunakan tubuhnya sebagai pelindung untuk Leo. Ia menggantikan diri untuk menerima tembakan itu.

"Bangsat kau!, Beruntung aku bukan werewolf." Bentak Bufan marah.

Bufan melakukan itu karena tentu saja ia tahu terdapat racun wolfbane di peluru itu. Jika itu mengenai werewolf maka akan mengakibatkan luka fatal. Sedangkan dirinya bukan werewolf melainkan elf. Setidaknya racun wolfbane itu tak mempan padanya. Leo menatap tajam wanita itu. Dengan gesit ia menghindari setiap tembakan peluru padanya.

Bufan kembali fokus menyerang para rogue yang ingin menganggu pertarungan dua makhluk itu sambil menahan sakit dari luka tembakan di pinggangnya. Dibantu oleh Robert ia melawan rogue yang menggila menyerang Carrol. Mereka adalah kawanan rogue yang menyerang perbatasan. Terlihat jelas mereka memiliki dendam tersendiri pada sosok serigala yang banyak membunuh anggota mereka.

Tak seperti sebelumya, Carrol lebih serius dalam pertarungan ini. Ia sama sekali tak bisa di buat tumbang sekali pun. Tubuhnya terlihat kokoh hingga susah sekali membuatnya tersungkur dan terkapar seperti sebelumnya. Seperti biasa suara erangan khas miliknya terus terdengar bagai penyemangat dan penyorak bagi warior lainnya. Dengan suara itu membuat para warior semakin bersemangat untuk memenangkan pertarungan.

Samuel yang berada jauh dari mereka terus mencoba untuk bertahan. Dengan luka di tubuh yang tak bisa di regenerasi dengan cepat ia terus menyerang para rogue. Ia tak bisa dengan mudah kalah begitu saja seperti pria bodoh tak tahu diri di sana. Ia masih sadar diri akan kekuatannya yang tak bisa di setarakan dengan Alpha itu. Walaupun Alpha Roy memiliki sisi werewolf yang lemah namun tidak dengan otaknya. Berbagai rencana dan cara curang tentu sudah disiapkannya.

Kembali pada Leo, ia masih bersusah payah menyerang Diana. Wanita itu sulit sekali di kalahkan karena sihir sialannya. Namun tentu saja sihir itu memakan banyak energi. Diana memang lebih unggul jika melawan namun Leo lebih unggul untuk bertahan dan tak kehabisan tenaganya dengan mudah. Ia sudah lama melatih tubuh werewolfnya hingga bertahan sampai saat ini.

"Kenapa kau tidak mati saja keparat!." Teriak Diana frustasi.

"Luna melarangku untuk bunuh diri, Bitch!." Teriak Leo tak mau kalah.

"Manusia bodoh itu tak ada apa-apanya." Decak Diana kemudian menembak Leo seperti kesetanan.

Tak hanya energi yang habis karena terus dipakai untuk sihir, pelurunya juga habis ia tembakkan. Rasa frustasi semakin menguasai dirinya ketika peluru yang mengenai Leo masih membuat pria itu kuat untuk bangkit. Ia mengeluarkan sebilah belati dari gaunnya. Tentu dengan racun wolfbane yang sebelumnya sudah ia baluri.

Leo berlari ke arahnya dan melompat tinggi kemudian mencoba untuk memukul wajah Diana. Diana bergerak cepat menghindarinya. Leo menggeram ketika merasakan lengannya langsung mati rasa karena goresan dari belati. Tak hanya itu, kedua kaki dan pundaknya juga mati rasa karena luka tembak tadi. Dengan susah payah ia bergerak menendang perut Diana hingga terlempar kebelakang.

"Kau tahu, sekarang aku sama sekali tak menyesal kau merejectku dulu." Ucap Leo dengan terengah-engah kemudian memutar kepala Diana hingga terdengar bunyi khas tulang patah.

Setelah memastikan tubuh wanita di bawahnya tak bernyawa, Leo menengadah menatap langit-langit dengan tatapan sendu. Ia memejamkan matanya lama merasakan kesedihan mendalam yang ia rasakan sebagai werewolf yang kehilangan matenya. Ia membunuh Diana dengan tangannya sendiri. Sebelumnya ia tak tahu wanita vampir itu ternyata berdarah campuran.

Emma yang sedari tadi terdiam kaku berusaha untuk menggerakkan tubuhnya, ia ingin membantu. Ia sangat tersiksa melihat El yang sudah dipenuhi luka dan hampir tak berdaya di hadapannya. Dengan kekuatan elemen ia membuat tanaman rambat merambat panjang memasuki istana tanpa ada yang menyadarinya. Ujung tanaman rambat itu mencapai kakinya dan naik menggeluti liontin ruby di lehernya.

Dengan mudah liontin ruby merah itu terlepas di saat Roy hendak menusuk dada El yang masih berusaha bangkit dan melawan efek racun wolfbane di tubuhnya. Ia membuat tubuhnya sebagai pelindung dan menggantikan El. Dengan kecepatan yang sudah Roy maksimalkan, ia tak bisa mengehentikan gerakannya begitu saja. Alhasil pedangnya menusuk hingga menembus dada kiri Emma.

El membulatkan matanya menatap Emma yang masih berdiri di hadapannya dengan ujung pedang yang menembus dadanya. Roy menatap Emma dengan tak percaya. Ia melirik liontin ruby yang sudah tergeletak di sampingnya. Karena marah ia menarik rambut Emma hingga terjerembab ke belakang. Dengan senyum yang merekah di bibirnya ia menusuk dada El dengan kuat dan dalam namun tak sampai menembusnya.

𝑰 𝑫𝑶𝑵'𝑻 𝑪𝑨𝑹𝑬!.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang