Angin berhembus lembut menerpa dedaunan kering di tanah membuatnya semakin berserakan. Kicauan burung juga terdengar samar-samar di luar sana. Matahari yang hanya sebagian terlihat membiarkan sinarnya menerobos sela jendela yang masih di tutupi tirai putih.
Dengan kedua mata yang masih terpejam Felix bergerak di tempat tidurnya untuk merengkuh tubuh di sampingnya. Tak ada niat sedikitpun dari mereka untuk bangun. Selesai acara semalam sudah pasti membuat Emma kelelahan mengingat gaun yang dipakainya sangat berat. Emma sendiri sempat heran dengan itu. Bagaimana bisa potongan kain yang di satukan bisa seberat itu hingga saat di buat untuk berdiri saja terasa seperti ingin tertarik kebawah.
Emma mengerjapkan matanya beberapa kali guna membiasakan pandangannya yang buram. Kedua manik abu-abu itu melirik tirai yang sedikit terbuka di ujungnya. Terlihat langit belum sepenuhnya terang. Karena masih mengantuk, ia kembali menutup matanya membiarkan dirinya tertidur hingga siang nanti. Lagipula hari ini Philip tak mungkin memberinya laporan dan lain-lain di waktu istirahatnya.
Lama mereka tertidur hingga matahari mulai terik. Karena tak terbiasa berlama-lama tidur, Emma memutuskan untuk bangun kemudian menyibak tirai yang sedari tadi menghalangi cahaya masuk. Kedua matanya menelusuri setiap sudut kamar guna mencari sosok pria yang tidur bersamanya tadi. Nihil, Felix tak ada. Sudah dipastikan Alpha itu sedang pergi karena urusan perusahaan dan pack.
Tubuh Emma tersentak ketika suara notifikasi pesan dari ponselnya berbunyi. Ia meraih ponselnya kemudian membaca pesan yang ia dapat. Seketika itu ia memutar bola matanya malas. Dugaannya salah, Philip kembali memberi laporan dan ingin membahas penyelesaian untuk masalah perusahaan yang ingin berkerjasama kemarin. Emma berfikir sejenak kemudian mengetik keyboardnya dengan cepat. Setelah memastikan pesan itu terkirim, ia melempar ponselnya ke tempat tidur dengan asal.
Tanpa membuang waktu, Emma langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia keluar dengan memakai kaos polos dan celana jeans. Walaupun sekarang ia seorang Luna dan tinggal di istana, ia tak ingin memakai gaun-gaun mewah yang sangat ribet. Hal itu hanya akan mempersulitnya saja.
Namun semua itu sia-sia karena seorang maid masuk ke kamar dengan membawa gaun selutut berwarna ungu dengan sedikit warna hitam di bagian bawah. Emma menghela nafas berat. Ia sangat benci memakai pakaian dengan rok dan gaun. Dirinya lebih suka memakai celana karena lebih mudah dan tak merepotkannya dengan harus waspada jika saja angin menyibak roknya.
"Ini perintah dari Alpha,Luna." Ucap maid itu kemudian membungkuk sebentar dan melenggang pergi.
Emma langsung menyambar gaun itu dan berganti pakaian. Ia menatap dirinya di pantulan cermin. Ia akui dirinya sangat cocok memakainya namun ia lebih mementingkan kenyamanan diri. Jika bukan karena Felix yang memintanya mana mungkin ia mau memakainya. Setidaknya gaun ia ringan dan tak mencolok.
Hari ini Emma memutuskan untuk pergi ke butik. Selain untuk mengawasi butik itu, ia juga ingin membuat rancangan model pakaian perempuan seperti jas bercelana kemarin. Ia butuh beberapa set pakaian itu untuk mulai aktif di dunia bisnis. Dan tentu saja dengan menampakkan diri akan membuatnya diliput oleh media massa. Berita tentang dirinya akan tersebar di penjuru dunia. Pemilik perusahaan terbesar yang disembunyikan oleh keluarga besar Harley.
Emma meraih tas selempang brandednya kemudian berjalan menyusuri lorong. Kali ini bukan Felix yang mengantarnya melainkan sopir khusus istana. Sedikit ia merasa tak nyaman. Selama ini hidupnya yang selalu mandiri dan menyendiri tak terbiasa di layani seperti ini.
Mobil berwarna hitam itu mulai bergerak. Sesuai dengan perintah Emma, sopir itu berhenti di depan butik. Belum sempat tangan Emma menyentuh handle pintu mobil, pintu itu sudah terbuka. Setelah membukakan pintu mobil, sopir itu membungkuk sekilas kemudian menutup pintu itu kembali setelah Emma keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑰 𝑫𝑶𝑵'𝑻 𝑪𝑨𝑹𝑬!.
FantasyKarena takdir yang sudah tertulis, membuat seorang gadis bernama Emma Harley harus menanggung beban dan menyembunyikan rahasia besarnya. Agar tidak di salah gunakan oleh mereka yang haus akan kekuasaan. Begitupula dengan identitasnya yang bukan seba...