Sambil menahan malu, Carrol bangkit dan kembali bersiap. Beberapa suara tawa masih terdengar jelas di telinganya. Tadinya ia ingin berlari ke arah Emma. Namun sial,baru saja satu langkah ia sudah jatuh. Sepertinya tadi kakinya masuk ke lubang kecil yang membuat kakinya tertahan. Ia kembali melihat tanah yang dipijaknya. Rata, tidak ada lubang atau batu.
"Dia mempermalukan diri sendiri di depan Luna." Oceh Leo menepuk pundak Robert untuk ikut melihat sesuatu yang menarik. Baru kali ini Carrol ceroboh. Kecerobohannya itu sangat memalukan. Bagaimana bisa seorang werewolf tersandung seperti tadi?.
"Luna akan terluka." Sinis Robert terlihat khawatir Emma akan terluka jika melawan Carrol. Entah apa yang akan Alpha lakukan padanya jika mengetahui hal ini. Kemungkinan ia bersama Leo akan dipacung di tengah istana dan disaksikan oleh seluruh rakyat.
"Tidak, Emma akan baik-baik saja." Teriak Melisa menghampirinya kemudian menggandeng tangan Robert dengan lembut untuk meyakinkannya. Dengan pasrah Robert diam menuruti matenya.
Emma tak berkutik di tempat. Ia diam berdiri tegak menatap Carrol dengan asik seolah wanita di depannya adalah suatu objek yang menarik. Ia tak memposisikan tubuhnya dengan benar. Hanya diam menunggu lawannya untuk menyerang. Alasannya karena tentu saja wanita itu tak bisa menyakitinya. Dirinya memang kalah fisik jika dibandingkan dengannya. Itu sebabnya melawannya secara langsung adalah hal yang sia-sia. Setelah menerima satu pukulan dari werewolf akan membuatnya kalah telak. Karena itu ia akan membuat Carrol kalah sebelum menyentuh ujung hidungnya.
Brukkh..
Sekali lagi Carrol terjatuh saat melangkah. Dan seketika itu suara gelak tawa tiba-tiba saja tak terdengar lagi. Mereka yang menyaksikannya diam keheranan. Jika sekali, itu sudah biasa karena ceroboh. Namun ini kedua kalinya, mereka tahu Carrol tak mungkin seceroboh itu dengan mempermalukan dirinya di hadapan Luna.
Kedua alis Robert menyatu kala Emma mengedipkan matanya karena kelilipan. Sempat-sempatnya gadis itu kelilipan di saat-saat seperti ini.Carrol melototkan matanya panik. Matanya menatap liar tanah yang ia pijak. Rata, hanya ada rumput pendek tanpa lubang ataupun batu. Ia yakin betul tadi kakinya terasa masuk ke dalam lubang kecil. Dan itu membuat kakinya tertahan karena tak bisa keluar. Anehnya tidak ada satu pun yang melihatnya. Ia juga tak melihatnya. Hanya merasakannya. Ia memiringkan kepalanya begitu melihat Emma yang masih diam menunggunya. Entah mengapa perasaan aneh mulai menghinggapinya. Tatapan dan aura itu, berhasil mengintimidasinya.
"Ini aneh." Ucap Carrol kemudian mencoba melangkah sekali dengan pelan sambil memperhatikan langkahnya. Normal-normal saja. Tidak terasa apapun seperti sebelumnya.
"Kau aneh." Ucap Emma setengah berteriak agar semua pasang telinga mendengarnya.
Dengan yakin Carrol kembali mengambil langkah kaki cepat. Dan lagi-lagi ia terjatuh. Sontak ia menatap kembali tanah pijakannya dengan kesabaran yang sudah diambang batas. Emma menghela nafas panjang. Ia menggelengkan kepalanya beberapa kali kemudian berjalan meninggalkan Carrol yang masih terbaring di tanah. Bagaimana bisa wanita itu sangat lemah hingga sedikit lubang tanah saja membuatnya tersungkur tiga kali?.
"Sudahlah." Ucap Emma kemudian kembali duduk di tempat peristirahatan.
Carrol masih kebingungan. Ia menendang tanah yang ia pijak dengan keras hingga berlubang. Hal itu membuat yang lain malah ikut bingung. Apa yang Carrol lakukan sekarang sangatlah konyol.
"Aku yakin ada lubang disini." Ucap Carrol membuat pria di sampingnya menepuk pundaknya.
"Yah, sekarang berlubang." Sahut pria itu sembari melihat tanah yang sudah berlubang karena tendangan Carrol.
Robert dan Leo menghampiri Emma. Mereka kembali duduk berhadapan dengan Emma. Melisa duduk di samping Emma. Tatapan bingung masih terlihat jelas di wajah mereka. Namun tidak dengan Melisa. Ia tahu Emma sedang mempermainkan Carrol tadi. Gadis itu dengan sengaja membuat tanah berlubang kecil dan rumput tumbuh menutupinya agar yang lain tak menyadarinya. Setelah itu ia kembali menutup lubang itu. Tak heran Carrol sampai kebingungan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑰 𝑫𝑶𝑵'𝑻 𝑪𝑨𝑹𝑬!.
FantasyKarena takdir yang sudah tertulis, membuat seorang gadis bernama Emma Harley harus menanggung beban dan menyembunyikan rahasia besarnya. Agar tidak di salah gunakan oleh mereka yang haus akan kekuasaan. Begitupula dengan identitasnya yang bukan seba...