~run away~

85 14 0
                                    

Vivian mulai merasa bahwa dunia ini tak adil dan semena-mena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vivian mulai merasa bahwa dunia ini tak adil dan semena-mena. Hari ini dirinya harus memilih melarikan diri dari rumah sang bibi yang berada di desa karena tidak sengaja mendengar bahwa dirinya akan dijadikan sebuah jaminan dan tumbal untuk sebuah kekayaan. Niat awal vivian berkunjung ke rumah bibinya di desa adalah untuk menenangkan pikirannya perihal kondisi ayahnya yang sakit parah tapi sekarang pikirannya malah kacau penuh kemelut.

Pelarian vivian tidaklah mudah karena dirinya saat akan kabur harus ketahuan dan berakhirlah sekarang vivian harus main kejar-kejaran dan petak umpet dengan orang-orang suruhan bibinya selain itu daerah desa yang masih alami membuat kaki vivian harus merasakan sayatan dari daun dan ranting tajam yang berada di sisi-sisi jalan setapak desa tersebut.

Vivian masih terus berlari, rasa takut dan marah menjadi satu hingga membuat dia meneteskan air mata. Sekarang vivian tahu bibinya selalu menganggap ayahnya saingan hingga sikap sang bibi terkesan melampaui batas.

Sebelumnya vivian memang seseorang yang kurang mempercayai hal-hal mistis namun ketika sang ayah tidak pernah bangun dari tempat tidurnya hal tersebut terasa aneh dan ganjil apalagi saat diperiksa oleh beberapa dokter sang ayah dinyatakan dalam kondisi baik dan sehat. Sejak saat itu vivian mulai mencari tahu apa yang kurang dia percayai dan hasilnya antara percaya tidak percaya vivian menyaksikan bibinya sering melakukan ritual aneh mirip ritual-ritual miistis yang pernah dia baca.

●●●●●

Ketika vivian merasa dirinya sedikit aman serta sudah sangat jauh berlari pada suatu wilayah vivian segera duduk sambil membuka sepatunya karena vivian merasa kakinya sakit dan sedikit perih. Ketika vivian berhasil melepas sepatunya terlihat kakinya membengkak dan pada bagian sekitaran tumit terdapat luka lecet parah hingga mengeluarkan darah lumayan banyak.

Vivian lalu melihat sekitaran tempat dia istirahat. Vivian baru menyadari bahwa tempat dia berdiam merupakan kawasan hutan dengan pohon-pohon tinggi menjulang bahkan akar-akar pohon terlihat besar menjalar serta memberikan kesan agak seram.

Vivian tidak tahu sejauh mana dia berlari karena yang dia inginkan hanyalah selamat dari kejaran dan tidak tertangkap oleh orang-orang suruhan bibinya. Sekarang yang ditakutkan oleh vivian menjadi bertambah. Suara gemerisik angin, binatang hutan yang bersuara serta kadang suara burung yang tak vivian ketahui jenisnya masuk ke pendengaran vivian.

Vivian segera berdiri karena perasaannya mulai sedikit tak karuan namun dia lupa jika kedua kakinya sedang terluka hingga dia limbung dan jatuh sebab kakinya tidak bisa menopang berat tubuh vivian dengan benar.

"Awss.." ringis vivian tak kala salah satu telapak tangannya malah tertusuk sebuah duri yang lumayan besar dari ranting sebuah pohon.

"Mengapa saat ini hidupku menjadi menyedihkan.." gumam vivian.

Vivian segera membuang jauh ranting yang mencelakainya kemudian mencabut duri yang tersisa di telapak tangannya, darah yang memancar keluar lumayan banyak namun vivian lebih memilih untuk mengabaikannya. Vivian segera berdiri berpegangan pada sebuah pohon besar yang ada didekatnya. Dia merangkak berdiri sambil berpegangan pada pohon itu serta mengatur nafas, vivian bersandar di pohon tersebut. Merasa sudah lebih baik, vivian segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana.

nct127×aespa fictionstoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang