Happy Reading ☁️
"Baik, kemo hari ini sudah selesai, istirahat yang cukup, semoga kita bisa mendapatkan hasil yang baik"
Tentu kalian dapat menebak dimana dan siapa dalam pembahasan kali ini. Dia adalah Mina, gadis itu baru saja selesai dengan kegiatan kemo rutinnya. Hari sabtu adalah hari yang melelahkan bagi gadis itu.
"Ma? Papa mana?"
Ruby tersenyum tipis "Papa ada urusan kantor sayang, sebentar lagi papa kesini kok"
"Mama? Apa mama papa ga capek urus Mina?"
Ruby menyerit heran. Bagaimana putrinya ini bisa memiliki pikiran seperti itu?
"Kamu ngomong apa si sayang? Jelas ga capek dong, kenapa kamu ada pikiran seperti itu?"
Mina mengerutkan keningnya, seolah ada berbagai opsi jawaban siap keluar di pikirannya "Ma, aku cuma mikir, harusnya kita bisa gunain waktu hari Sabtu buat seneng seneng, malah kalian harus anterin aku ke rumah sakit"
"Jangan lagi ada pikiran begitu ya, mama sama papa sama sekali ga keberatan, semua hal seru bakal kita lakuin setelah kamu sembuh, jadi kamu harus sembuh ya, sayang?"
"Iya ma"Mina tersenyum simpul, sungguh sebenarnya bukan itu jawaban yang keluar dari mulutnya.
"Mina?"
Suara itu berhasil membuat Mina maupun Ruby menoleh. Seketika suasana menegang saat mengetahui siapa yang berdiri di depannya ini. Dia adalah Arche.
Arche tersenyum lalu menyambut tangan Ruby hangat "Pagi, ma"
"Pagi juga Arche"
Memang Ruby meminta semua yang dekat dengan Mina untuk memanggilnya dengan sebutan mama, sama seperti yang dilakukan Mina. Bukan tanpa alasan, Ruby hanya menganggap semua sahabat Mina itu putra dan putrinya sendiri.
"Mama sama Mina tumben ke sini, lagi check up penyakit dalam?"
Ruby tersenyum "Iya, kebetulan lagi jadwal check up"
"Check up nya siapa ma?"
"Itu saudara aku, Arche"
Arche menyerit, tidak ada orang lain selain mereka bertiga. Lalu dimana yang Mina maksud dengan saudara? Arche terkekeh sejenak.
"Bukanya daritadi cuma kamu sama mama disini, terus saudara kamu kemana?"
Mina gelagapan "Itu, dia udah pulang duluan"
"Bukannya biasanya harus tunggu sampe analisis dokter selesai?"
Keduanya terdiam. Entah jawaban apa lagi yang akan mereka lontarkan untuk lelaki di depannya ini. Namun Ruby kembali tersenyum hangat.
"Kalau kamu kenapa disini, Arche?"tanya wanita paruh baya itu, mencoba mengalihkan topik sebelumnya.
"Itu ma, lagi jenguk saudara tadi"
Arche kini lebih banyak berbincang-bincang dengan mamanya dibanding dengan dirinya. Namun, Mina cukup lega karena lelaki itu tidak membahas kembali tentang alasan mengapa ia disini.
Namun harus Mina akui bahwa mama nya ini berhasil membuat Arche yang biasanya fokus pada satu hal menjadi membahas hal lainnya.
"Kamu udah mau pulang, Arche?"
Arche tersenyum singkat, lalu mengangguk "Iyaa, aku harus pulang sekarang, takut mama nyariin"
"Yasudah Arche titip salam buat Miranda ya di rumah"
"Pasti Arche sampaikan, ma"
Setelah berpamitan dengan Ruby dan Mina, Arche memutuskan untuk meninggalkan keduanya. Namun sekilas Mina dapat melihat bahwa Arche tengah memikirkan sesuatu hal yang tampak mengganggu pikirannya. Melalui percakapan singkat antara mereka bertiga, Mina cukup tau apa yang ada di pikiran lelaki itu.
"Ma?"
Ruby menoleh "Kenapa sayang?"
"Apa Arche baik baik aja ya?"
"Kenapa kamu tanya begitu? Tentu Arche baik baik aja"Ruby mengusap usap lembut rambut putri semata wayang nya itu.
Mina mengangguk singkat berusaha menghilangkan pikiran buruk yang ada di kepalanya. Gadis itu menghela nafas singkat, semua akan baik baik saja.
****
Di sisi lain, seorang lelaki tengah berguling guling di atas ranjangnya, sembari memikirkan kejadian yang ia alami hari ini. Setelah selesai dari menjenguk saudaranya, Arche bertemu Mina bersama dengan mamanya di sana. Jujur saja, berbagai asumsi muncul di benak Arche.
"Apasi"Arche mendengus. Ia benci pemikiran negatif yang terus ada di kepalanya.
Arche menendang guling dan bantal di sekitarnya sebagai pelampiasan kekesalannya. Ya, sudah menjadi kebiasaan lelaki itu jika ia tengah kesal, pasti isi kamarnya akan sangat berantakan.
Namun sebuah ide terbesit di pikirannya. Tangannya bergerak mengambil ponsel, menelfon seseorang. Arche rasa ia perlu bertanya pada orang ini.
"Halo?"
"Halo, Tar"
Benar. Arche menelfon Tara, bukan tanpa alasan, namun mungkin saja ia bisa mendapat informasi lebih dari gadis ini.
"Gimana Arche? Tumben telfon jam segini"
Arche terkekeh "Kangen, gaboleh?"
"Eh?"
Arche membayangkan ekspresi gadis itu sekarang, pasti sangat kebingungan akibat ulahnya. Namun Arche teringat tentang apa yang harus ia tanyakan.
"Tar, boleh aku cerita?"
"Boleh Arche, cerita aja"
Arche menceritakan semuanya, mulai dari awal ia menjenguk saudara hingga masalah inti saat dia bertemu Mina dan Ruby di rumah sakit. Selama Arche bercerita, gadis itu sama sekali tidak memotong ucapannya hingga akhir.
"Jadi gitu, Tar"
"Mungkin, Arche terlalu khawatir aja sama Mina, bisa jadi memang Mina dan mama disana lagi nemenin saudara Mina kontrol"
Di sisi Tara, sebenarnya ia tau bahwa Mina berbohong. Gadis itu sama sekali belum mau mengatakan yang sejujurnya pada Arche, begitupun Tara, mengingat janjinya pada Mina kala itu.
Arche tersenyum tipis, ia terlalu khawatir dan sampai berfikir yang tidak tidak pada gadisnya "Kamu mungkin bener, Tar, aku terlalu khawatir sama Mina"
"Kenapa Arche ga tanya aja sama Mina, kalau memang Arche kurang percaya?"
"Aku percaya kok, Mina juga pacar aku sendiri kan, dia ga mungkin bohong"
"Bagus deh kalau gitu, jadi itu yang mau Arche omongin sama Tara?"
"Iya, Tar, maaf banget kalau ga penting" Arche menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia sudah mengganggu Tara dengan alasan yang tidak jelas.
Terdengar suara dengusan dari seberang telfon " Itu penting, Mina juga sahabat Tara"
"Iyaa iyaa"
"Tar?"
"Ya, Arche?"
Arche terdiam cukup lama, hal itu membuat Tara sedikit bingung dengan apa yang ingin dikatakan lelaki itu.
"Aku tutup ya, jangan lupa makan"
Tara hanya terkekeh. Arche membiarkan Tara menutup telepon terlebih dahulu. Lelaki itu kembali menjatuhkan tubuhnya ke kasur.
"Mungkin gue aja yang terlalu mikir yang engga engga soal Mina" monolognya.
Arche memejamkan matanya sejenak dan tanpa sadar ia sudah berada di alam mimpi, merehatkan tubuhnya sejenak
------------------
Hewoo readers semuaaa..
Aku minta maaf sebelumnya kalo udah lama bangett ga up :(
Aku berharap kalian masih mau baca yaaa...Jangan lupa untuk tinggalin jejak dengan vote and komen ya
Thank you all ❤️-matcha gurl 🍵
KAMU SEDANG MEMBACA
Frienzone-My Little Friend
Novela Juvenil"Tara, jangan pernah bilang ada yang nyakitin kamu" Gadis itu menoleh dengan detakan jantung yang semakin cepat "Kenapa? Kamu bakal bikin orang itu hilang?" "Kamu kira aku dilan? Enggalah aku bakal bilang sama dia, jangan macam macam sama bintang ny...