Happy reading 🌑
"Nanti aku ada rapat osis, kamu mau nunggu?"
Gadis di depannya tersenyum dengan menyerahkan helm miliknya "Pasti, aku tunggu kok"
Arche mengusap lembut kepala gadis di depannya, lalu menggenggam tangannya keluar dari parkiran. Orang orang yang memandang kejadian itu nampaknya sudah tidak heran, mengingat mereka adalah sepasang kekasih.
Langkah keduanya dipercepat saat melihat dua sejoli yang mereka kenal. Keduanya terkekeh geli saat melihat lelaki dan perempuan di depannya terus berseteru.
"Tar! Gel!"
Keduanya menoleh dan menghentikan perdebatan antara keduanya.
Tara tersenyum "Hai Mina! Arche!"
"Yo"
"Hai Tar, kamu asyik banget berantem sama Rigel nya"
Bahkan saat ini pun Tara dan Rigel masih saja beradu tatap dan membuang muka satu sama lain. Arche yang melihat itu hanya dapat menggelengkan kepala perlahan sembari tersenyum.
"Tar, Gel, gue boleh titip Mina ga? Nanti siang gue ada rapat osis terus Mina mau nunggu gue, lo bisa jaga ga?"
Tara mengarahkan pandangan ke Arche dengan wajah kecewa "Maaf Arche, Tara ada ekskul hari ini"
"Gue juga ada acara hari ini, jadi gabisa"
Saat Arche hendak membalas ucapan keduanya, Mina berceletuk "Udah ih Arche! Apaan si! Aku bisa jaga diri aku"
Bukan apa apa, hanya saja Mina merasa seperti anak kecil saat Arche berkata seperti itu. Ia sudah tidak perlu dikawal seperti anak kecil yang akan bermain, apa Arche tidak sadar akan hal itu?
"Tapi aku kan khawatir sama kamu, aku-"
Mina mengarahkan telunjuknya ke bibir Arche "Aku bakal baik baik aja"
Arche hanya menghembuskan nafas pasrah. Mina jika semakin dipaksa maka akan menimbulkan petaka besar bagi dirinya. Tentu saja gadis itu akan marah besar selama berhari hari.
"Oke, aku gamau kamu marah sama aku, kamu boleh nunggu aku"
"Yess!"pekik Mina senang. Gadis itu senang, karena Arche percaya padanya.
Kini Arche menggandeng Mina, dan diikuti Tara dan Rigel di belakangnya. Seperti biasa Arche akan mengantar Mina dulu ke kelasnya, dan Rigel bersama Tara akan pergi ke kelas mereka.
Waktu berlalu dan bel sekolah berbunyi, pertanda telah dimulai nya pembelajaran pada hari itu. Seperti biasa inilah rutinitas mereka dan segala keseruan nya.
****
Bel pun menjadi pertanda bahwa pembelajaran hari itu telah usai. Arche buru buru menggendong tas nya dan segera keluar dari kelas karena ia terlambat untuk rapat osis, akibat dari guru mapel terakhir yang ngaret hingga tidak sadar susah waktunya untuk sekolah usai.
Arche bertemu Mina dan tersenyum singkat "Kamu tunggu di kantin atau taman aja ya, atau mau tunggu di deket satpam juga gapapa atau-"
"Ihh iyaa Arche, aku tau kok, kamu cepetan kesana udah telat kan?"
"Iyaa, aku duluan ya"Arche mengusap rambut Mina singkat, lalu pergi meninggalkan gadisnya di koridor.
Tepat saat Arche sampai di ruang osis, ternyata sudah dipenuhi oleh anak osis lainnya. Banyak kegiatan yang mereka lakukan sembari menunggu ketua forum datang, yang tak lain adalah Arche sendiri. Sontak semua menoleh kala pintu terbuka.
"Sorry gue telat"
Dengan nafas terengah Arche menaruh berkas dan buku nya, lalu duduk sejenak sembari mengatur nafasnya. Gladys pun menghampiri lelaki itu dan melihat sejenak berkas berkas yang Arche bawa.
"Tumben telat"
Arche melirik dan berdecak pelan "Biasa, Bu Deri lama kan kalo keluar"
"Oh, yaudah mulai aja"
"Bentar lah! Capek gue!"
Gladys memutar bola mata malas lalu mengambil tempat di sebelah Arche. Tentu anak osis pun tidak ada yang mempermasalahkan hal itu, toh wajar saja mereka kan ketua dan wakil.
"Mau bahas apa?"
"Pensi, dikasi waktu cuma seminggu buat nyiapin, semua dana udah siap"
Gladys melotot"Anjir! Singkat banget waktunya! Propo emang udah?"
"Aman"
"Njir! Siapa yang ngerjain?!"
Arche melirik ke arah gadis sebelahnya "Gue lah"
Gladys menganga. Memang gila ketuanya ini, padahal di organisasi mereka pun sudah ada yang bertugas untuk mengurus proposal dan lain lainnya. Ia takjub dengan kemampuan lelaki di sebelahnya ini.
"Gausah kaget gitu, gue tau gue keren"
"Ancur lah rasa kagum gue ke lo"
"Udah mulai aja, keburu sore"
Gladys menonyor kepala Arche hingga lelaki itu meringis dan menatap tajam dirinya "Apa?! Ketuanya kan lo pe'ak! Kita tu dari tadi juga nunggu lo"
Arche meringis. Benar juga yang dikatakan Gladys, dirinya kan ketua. Tanpa menunggu lagi, Arche berdiri dari tempatnya lalu meminta untuk semua fokus kepadanya.
"Perhatian semuanya! Gue mau kasi pengumuman kalau minggu ke depan bakal diadakan pensi, ada saran untuk konsep dan lain lainnya?"
Berbagai macam reaksi ditunjukkan oleh para anggota osis, ada yang kaget, ada yang merasa senang karena akan diadakan pensi. Namun, ada juga yang menyumbang saran berbagai macam untuk isi dan konsep acara tersebut.
"Menurut gue si.."
Namun belum sempat menampung banyak ide, pintu ruang osis terbuka menampilkan seorang siswa yang dia ketahui adalah salah satu teman Mina, Reza.
"Za? Kenapa kok ngos-ngosan gitu?"tanya Arche saat melihat Reza banyak berkeringat memasuki ruang osis.
"Ituu... Huh... Anu itu..."
Arche menyerit "Itu apa? Coba ngomong pelan pelan"
"Itu Ar astaga apa si tadii"
Arche hanya tersenyum maklum, Reza yang ia kenal adalah orang yang pelupa dan yahh seperti sekarang ini, ia bahkan lupa apa yang akan dia ucapkan.
"Oke lo tenang dulu, gue ambil-
"MINA PINGSAN DI DEKET LAPANGAN SEKOLAH!"
------------------
Hewoo readers semuaaa..
Aku minta maaf sebelumnya kalo udah lama bangett ga up :( Bahkan ini lama bangetttt
Aku berharap kalian masih mau baca yaaa...
Oh iyaa happy new year ya!
Aku harap hal hal baik datang tahun ini!Jangan lupa untuk tinggalin jejak dengan vote and komen ya
Thank you all ❤️-matcha gurl 🍵
KAMU SEDANG MEMBACA
Frienzone-My Little Friend
Dla nastolatków"Tara, jangan pernah bilang ada yang nyakitin kamu" Gadis itu menoleh dengan detakan jantung yang semakin cepat "Kenapa? Kamu bakal bikin orang itu hilang?" "Kamu kira aku dilan? Enggalah aku bakal bilang sama dia, jangan macam macam sama bintang ny...