Nih buat yang minta update. Kayaknya nanti malem bisa update satu lagi. Ditunggu, yaa 🧡
Happy reading 😆
Setelah mengantar Delia pulang, aku, Gema, Athar, Annalise, dan Yunda duduk di tebing pantai bersama. Di atas rumput tebing yang hijau, dengan angin yang menerpa, kami masih dalam keheningan. Tak ada yang memulai pembicaraan. Hanya sunyi yang menyambut. Kami diam seribu bahasa, membiarkan ombak laut yang mengisi keheningan.
"Sejak kapan?"
Aku memulai pembicaraan. Hanya kata itu yang terlintas di kepalaku.
"Tiga tahun lalu," jawab Gema pelan.
Athar mengepalkan tangan, mengeraskan rahang, namun tetap tidak berbicara.
Yunda terkekeh hambar. "Dua tahun loh kita bareng, Gem! Dari awal masuk kelas sepuluh, sampai sekarang mau naik ke kelas dua belas. Dan kamu nyembunyiin rahasia sebesar itu dari kami?"
"Haha, ternyata bener. Harusnya aku udah curiga dari awal saat kamu bilang nggak pernah punya masalah di hidupmu. Haha, bullshit!" ucapku tanpa melihatnya.
"Makan tuh topeng tebel!" celetuk Athar. "Curhatin masalah nggak pernah, lagi susah nggak pernah cerita, kamu nganggep kami apa sih, Gem?!"
"Kami selalu terbuka sama kamu! Tapi apa pernah sekalipun kamu terbuka sama kami? Nggak! Kamu tertutup dan nyimpan banyak rahasia! Setelah semua yang kita lalui bareng, apa nggak ada artinya di matamu?" Nada Yunda naik.
"Bukan git—"
"TRUS KENAPA DIRAHASIAIN?!" teriak Yunda lantang, memotong pembicaraan Gema.
"Ini jangan-jangan Annalise tahu soal ini!" Athar menunjuk Annalise marah.
"Mana ada!! Aku aja baru tahu!" Annalise membela diri.
"BOHONG! Kamu sahabat Gema dari kecil, nggak mungkin kamu nggak tahu!!" Athar marah.
"AKU BENERAN NGGAK TAHU!!!"
"BOHONG!!"
"ATHAR!!"
"HEI!" tegur Gema. "Udah! Kenapa jadi kalian yang berantem sih?"
Athar membuang muka dari Annalise.
"Tolong, jangan bertengkar karena aku," tekan Gema. "Aku nggak suka."
Jeda sejenak.
"Annalise memang nggak tahu soal ini," lurus Gema. Gema melihat Athar. "Jangan salahin dia."
Keadaan kembali hening.
"Nggak ada yang tahu soal ini. Bahkan orang tuaku pun nggak tahu. Hanya aku yang tahu. Jadi kalian nggak perlu bertengkar karena itu," lanjut Gema.
KAMU SEDANG MEMBACA
DHARSAN'S DIARY
Teen FictionSEQUEL UNSPOKEN 2 "Apa nggak ada jalan lain? Apa kita memang harus berakhir seperti ini?" Air mata menyertai pedih yang dikecap hati. "Semua udah hancur dari awal. Kita hancur." .𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚ INI ADALAH LANJUTAN UNSPOKEN 2, BUAT YANG BELUM BACA...