Hari ini aku update 2 chapters 😻💗
Aku, Athar, dan Gema memilih beristirahat di kelas bersama. Sebenarnya aku dan Athar sengaja ingin menemani Gema yang jelas sedang terluka, meski ia tutup rapat dengan topeng bahagianya. Sesuai permintaan Gema, aku dan Athar memilih untuk tidak membahas soal masalah Gema lagi dan memilih mengajaknya bermain kartu UNO yang kebetulan Athar bawa.
"UNO!" seru Athar sambil melempar kartu ke meja.
"Anjir! Cepet banget UNO!" seruku sambil melempar kartu dengan warna serupa.
"Orang pro dilawan!" ujar Athar dengan percaya diri. "Kalian berdua itu masih noob!"
"Heleh," kataku saat Athar mulai lagi songongnya kumat.
Gema tertawa kecil. Dia yang menjadi giliran selanjutnya, tiba-tiba memberikan kartu keramat +4 pada Athar.
"HAHAHAHA! MAMPUS LO, ANJING!" Aku ngakak melihat Athar yang langsung melongo.
Gema mengelus-elus bahu Athar seolah menenangkan. "Sabar, ya..."
"Hiks..." Athar manyun.
Aku dan Gema bertos kepalan tangan.
"Mantap, Gem!" seruku.
Athar mengambil empat kartu lagi. "Yaaah...."
"Pra-pro-pra-pro pala kau!" semprotku pada Athar.
"Ih Gema tega ih!" Athar mendorong paha Gema dan Gema langsung tertawa.
"Ya maaf," ujar Gema dengan polosnya.
"Ngapain minta maaf woy?" Aku tertawa dan menyenggol Gema. "Santai aja. Ayo bantai Athar!"
"Iishh teganya..." Athar cemberut.
Aku melempar kartu lagi. "Nih!"
"UNO!" seru Gema.
"Anjing!" umpat Athar yang bingung memilih kartu selanjutnya. "Nggak ada warna biru, Anjir! Ah, Gema ah!"
Athar akhirnya mengambil satu kartu tambahan di meja. Aku melempar kartuku yang memiliki warna serupa dan Gema yang terakhir.
"Menang!" ujar Gema.
Aku tertawa ngakak ke Athar. "JIAHAHAHA MALAH GEMA YANG MENANG!"
Athar menggaruk kepalanya sambil tertawa malu. "Tau deh, aku laper ini mah. Makanya nggak fokus."
Aku menempeleng Athar. "Banyak alesan."
Athar tertawa dan disusul Gema.
"Kita masuk lagi berapa menit sih?" tanya Athar sambil melihat jam tangan.
"Lagi sepuluh menit," jawabku sambil ikut melihat jam tangan.
"Oh iya! KALIAN BERDUA TAU NGGAK?" Athar berseru.
KAMU SEDANG MEMBACA
DHARSAN'S DIARY
Teen FictionSEQUEL UNSPOKEN 2 "Apa nggak ada jalan lain? Apa kita memang harus berakhir seperti ini?" Air mata menyertai pedih yang dikecap hati. "Semua udah hancur dari awal. Kita hancur." .𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚ INI ADALAH LANJUTAN UNSPOKEN 2, BUAT YANG BELUM BACA...