Selamat membaca...
Matahari sudah sedari tadi menyembul dari ufuk timur. Aku dan keluargaku baru saja sampai di bandara, kami duduk di kursi kedatangan. Aku senyam-senyum bermain ponselku sambil bersandar pada suatu sandaran di bandara.
Annalise
OnlineAnnalise
| Ayo nanti belajar bareng!
| Olimpiade kita udah deket.Me
Ayo, Ann. |
Mau di mana? |
Annalise
| Di perpustakaan yuk.
| Aku mau cari buku Fisika.Me
Okaayy. |"Dharsan, sini!" panggil Bunda yang berdiri beberapa meter di depanku.
"Oh iya, Bun." Aku sedikit berlari mendekat. "Emang udah dateng?"
"Belum," jawab Bunda.
"Mas Acan!" Dean memanggil.
"Yaa?" tanyaku.
"Ada dagang es kyim." Dia menutup mulutnya yang tersenyum lebar. "Di situ." Dia menunjuk pedagang gelato yang berada jauh dari kami.
Darren berjingkrak di sampingnya. "Yeay!"
Bunda mengelus kepala adik-adikku sambil tersenyum. "Nanti beli, yaa..."
Tling.
Ponselku berbunyi notifikasi.
Annalise
| Eh nggak jadi deh nanti, San.Me
Loh, kenapa? |Annalise
| Nggak ada yang anter nih.
| Papa sibuk kerja.Me
Aku jemput. |
Gimana? |Annalise
| Kamu mau?Me
Santai aja 😉 |"San! San!" Ayah heboh.
"Apa?" tanyaku.
"Sini-sini! Deketin Ayah." Ayah menggunakan tangannya untuk memanggil sambil tersenyum lebar. Tak meyakinkan sekali! Pasti ada sesuatu.
Aku mendekati Ayah sambil memasukkan ponselku ke dalam tas selempang. "Kenapa?"
Ayah melangkah berdiri di belakangku. Perlahan, dia memutar tubuhku sembilan puluh derajat lalu memegang pipiku dari belakang. "Liat deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DHARSAN'S DIARY
Novela JuvenilSEQUEL UNSPOKEN 2 "Apa nggak ada jalan lain? Apa kita memang harus berakhir seperti ini?" Air mata menyertai pedih yang dikecap hati. "Semua udah hancur dari awal. Kita hancur." .𖥔 ݁ ˖ִ ࣪⚝₊ ⊹˚ INI ADALAH LANJUTAN UNSPOKEN 2, BUAT YANG BELUM BACA...