31 : : Makian Jahat

65 7 50
                                    

Chapter ini mungkin akan bikin banyak dari kalian emosi. Baca aja...

"Nenek masak bebek bakar untuk Dharsan!" Nenek menyajikan makanan di atas meja dengan raut gembira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nenek masak bebek bakar untuk Dharsan!" Nenek menyajikan makanan di atas meja dengan raut gembira.

Aku tertawa. "Haha, makasih, Nek."

Kakek mengelus rambutku dan langsung mencium kepalaku. "Selamat, ya, Sayang... Juara lagi di sekolah."

Aku mengangguk sambil tersenyum.

Nenek mendekatiku dan mencium pipiku.

Cup.

"Cucu Nenek pinter banget!" Nenek mengelus rambutku dengan sayang. "Belajar terus, ya, Sayang? Yang rajin. Nanti Dharsan sukses, Nenek bahagia liatnya."

"Iya, Nek."

Kakek duduk di meja makan. "Ayo kita makan! Walaupun sederhana, tapi bermakna."

Aku tertawa. "Masuk juga tuh, Kek!"

"Iya dong."

Nenek mengelus rambutku lagi sebelum akhirnya dia duduk. "Gimana tadi kamu dipanggil ke depan? Banyak yang tepuk tangan?"

Aku mengambil nasi sambil mengangguk. "Iya, Nek. Sebelum nama Dharsan disebut, banyak yang nyebut nama Dharsan untuk maju. Padahal belum diumumin."

"Oh ya?" seru Nenek riang. "Wiih keren."

"Trus pas nama kamu disebut gimana?" tanya Kakek.

"Semua tepuk tangan." Aku menaruh lauk di piringku. Tak lama kemudian, aku berdoa sejenak. Lantas mulai menyantap makanan.

"Tadi hadiahnya juga keren!" ucapku. "Dapat speaker dan power bank."

Nenek dan Kakek saling tersenyum dan bersitatap satu sama lain.

Aku terkekeh saat makan. "Jadi inget. Dharsan, kan, mau ulang tahun. Dharsan bilang bakal ngerayain di vila dan ngundang banyak orang. Trus bilang juga ada banyak makanan dan segala macem, kan... Tapi tadi Gema minta apa tau? Minta biskuit coklat Nenek yang banyak."

Nenek tertawa. "Astagaa, anak manis itu masih doyan sama biskuit Nenek."

"Gema itu beneran penggemar biskuit coklat Nenek!" seruku. "Makanya Dharsan bilang sekarang, biar Nenek masak biskuit coklat banyak-banyak. Buat Gema. Biar seneng aja anak polos satu itu."

"Iyaa... Nanti Nenek masak biskuit coklat yang banyak."

"Oh iya, trus tadi siapa juara umum setelah kamu?" tanya Kakek.

"Annalise," jawabku. "Dia juara umum dua."

"Wah, kalian dari kelas sepuluh bersaing ketat, ya?" tanya Kakek.

Hening sejenak.

Aku diam cukup lama.

Kuhela napas panjang. "Kayaknya ... Dharsan udah hilang aja rasa deh sama dia."

DHARSAN'S DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang