36 : : Home

69 5 21
                                    

Besok udah terakhir 🧡
Selamat membaca!

"Hari ini aku akan balik ke rumah lamaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hari ini aku akan balik ke rumah lamaku."

Annalise dan Yunda spontan menutup mulut mereka dengan tangan karena kaget. Ya. Aku menyempatkan diri bertemu mereka sejenak sebelum pergi. Hanya Athar yang tidak datang. Dia bahkan tidak ingin menemuiku lagi. Dia menghapus segala hal tentangku dari hidupnya. Nomorku diblokir, begitu pula dengan sosial mediaku.

Tak bohong jika aku masih sangat marah dengan Athar. Sama halnya seperti dia membenciku. Mengingat Athar saja sudah membuat emosiku naik seketika. Sejauh itu aku membencinya sekarang.

"Hari ini?!!" tanya Annalise.

Aku mengangguk. "Iya. Hari ini. Mmm... Sehabis dari sini."

"Bukannya kamu punya trauma sama rumahmu?" Yunda serius.

"Rumah lamamu di mana?" tanya Annalise.

"Jauh dari sini?" Yunda bertanya lagi.

Aku menghela napas panjang dan mengangguk. "Lumayan. Rumahku di kota."

Yunda menutup mulutnya dengan tangan sembari melihat Annalise.

"San! Kota itu lumayan jauh dari wilayah kita," ujar Annalise padaku.

"Trus? Kamu akan kembali, kan?" tanya Yunda.

Aku menggeleng. "Nggak... Aku akan tetap tinggal di sana selamanya."

"Hah?!!" Yunda dan Annalise berbicara serempak.

"Lalu gimana dengan sekolah?" tanya Yunda dengan wajah serius.

"Aku akan pindah," kataku pelan. "Ayahku akan mengurus dokumen-dokumen untukku pindah sekolah."

Bendungan air mata mulai terlihat pada kedua gadis itu.

"Ah! San! Jangan bercanda ah!" Annalise memukulku dengan telapak tangannya.

"Iya tau nih!" Yunda melakukan hal yang sama, memukulku sembari menitikkan air mata.

"Ah! Masa semuanya pergi gini sih?! Kok ending-nya gini?" Annalise melihat Yunda. Wajah Annalise mulai memerah karena air mata.

"Maaf." Hanya kata itu yang terlintas di pikiranku.

"Yaah, San..." Annalise mengeluh sedih. "Kenapa kita semua harus berpisah kayak gini? Kenapa harus bubar?"

"Aku juga nggak tau apa yang salah dengan semua ini. Semua udah hancur sejak awal. Sejak Gema pergi. Kita semua kekanakan. Ternyata setelah aku pikir-pikir, yang membuat hubungan kita erat selama ini adalah Gema. Dia yang menyatukan kita semua sampai sedekat ini. Lalu saat dia pergi, tiba-tiba kita berantakan. Semua terjadi begitu aja." Aku meremas tanganku sendiri menahan sesak.

"San..." Yunda melirih. "Tapi kamu akan sering ke sini, kan?"

"Entahlah," jawabku. "Sepertinya nggak. Aku akan tinggal bersama Bunda-Ayahku di sana dan pulang mengunjungi Nenek mungkin sesekali."

DHARSAN'S DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang