14 : : Cigarettes

60 7 0
                                    

Chapter anget nih... Selamat membaca!

"Hari Jumat aku kembaliin, ya, San

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hari Jumat aku kembaliin, ya, San. Makasih udah minjemin krayonnya."

Aku mengangguk. "Iya, sama-sama. Santai aja. Aku duluan, ya!"

"Thanks, San!" Dia mengangkat krayon besarku di udara.

Aku berjalan pergi sambil mengangkat tangan. "Yo!"

Suasana sekolah belum terlalu ramai. Kulihat Annalise dari kejauhan. Gadis itu menyandang tasnya, hendak masuk ke dalam kelas.

Aku sedikit berlari untuk menyapanya di pagi hari. "Annalise!"

Annalise berhenti dan melihatku dalam waktu yang cukup lama. Aku menghampirinya, "Hai!" sapaku.

Annalise diam.

Aku tersenyum. "Kamu datang lebih pa—"

Annalise mengabaikanku dengan langsung masuk ke dalam kelas. Belum selesai aku berbicara, dia sudah terlebih dahulu pergi tanpa berbicara sepatah kata.

Ada apa?

Aku melihat Annalise dari luar kelasnya. Annalise meletakkan tas, sama sekali tidak memandangku. Wajahnya tampak agak marah, datar, dingin, tak ada senyum seperti biasa.

Apa dia marah padaku?

Apa aku melakukan kesalahan?

Atau...

Aku langsung bergegas ke kelas. Di kelas, Gema juga baru saja meletakkan tasnya di bangku tanda ia baru saja datang. Dia berdiri di samping bangku sambil berbicara dengan Athar. Aku mendekat.

"Kamu ke sekolah jalan kaki lagi, Gem?" tanya Athar.

"Iya seperti biasa. Emangnya aku punya motor?" Gema tertawa kecil.

"Gem!" Aku memanggil ketika sudah berada di jarak dekat. "Kamu ngobrol apa kemarin sama Ann?" tanyaku langsung ke inti. Lebih tepatnya seperti ingin mengintrogasi.

Hening.

"Ada apa?" tanya Gema.

"Kamu ngomongin aku sama dia?" tanyaku lagi.

Gema menggeleng. "Nggak."

"Ngapain aja kemarin?"

"Aku kemarin hanya berjalan-jalan di taman kota dengannya," jawab Gema.

"Beneran nggak ada omongin aku di belakang?" Aku mengerutkan kening.

"Maksudmu?"

"Apa aja yang kamu bicarain sama Ann?"

"Cuma dengerin keluh kesahnya. Itu pun nggak ada sangkut pautnya sama kamu," jawab Gema.

"Bohong! Kamu ngomongin sesuatu tentangku di belakang, kan? Kamu ngejebak aku diem-diem?"

DHARSAN'S DIARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang