PART 42

11 2 0
                                    

RANA "PART 42"

Briyan melajukan sepeda motor dengan kecepatan yang sedang, ia memang bukan tipikal remaja yang sering kali ugal-ugalan di jalan, terlebih saat ini ia tengah membawa satu nyawa lain bersamanya. Tujuan yang akan mereka tuju adalah salah satu tempat yang dipenuhi dengan berbagai macam penjual jajanan kaki lima yang tentunya banyak sekali diminati oleh semua kalangan tentunya. Tidak terlalu jauh dari konplek perumahan tapi dikatakan dekat juga tidak, memelukan waktu kurang lebih sekitar 10 menit untuk menuju tempat yang akan mereka kunjungi tersebut dari daerah rumah mereka tersebut.

"Udah makan ra? Mau beli jajanan apa?." Tanya Briyan, ia berusaha mengencangkan sedikit nada suaranya agar Rana dapat mendengar apa yang ia bicarakan, karena memang salah satu permasalahan yang dihadapi Ketika sedang mengendarai motor adalah cukup silit untuk berkomunikasi dengan orang yang duduk di tempat penumpang tersebut.

"Hmmm aku udah sarapan sih tadi bareng bunda sama Ariel, kamu mau beli makan apa? Kamu sendiri udah sarapan belum?." Tanya Rana balik, sama halnya dengan Briyan nada bicara Rana pun sedikit dikencangkan.

"Kalau makan Roti itu dianggapnya udah sarapan atau belum ya?." Ucap Briyan. Rana yang mendengar apa yang dikatakan oleh Briyan hanya mampu tertawa.

"Ko malah ketawa sih, kan gue nanya." Tutur nya Ketika melihat dari kaca spion yang terpantul wajah Rana yang sedang tertawa, yang membuatnya cukup gemas (hehehe).

"Sekarang udah sekitar jam Sembilan lewat dua puluh menit, kalau kamu masih laper gimana kalau kita makan soto ayam aja." Ajak Rana pada Briyan.

"Udah laper lagi ra?." Tanya Briyan dengan sedikit kekehannya, karena memang tadi Rana bilang sudah sarapan di rumah.

"Eh engga akau ga ikut makan, aku cuman temenin kamu makan aja gapapa, nanti kan aku bisa sambil beli jajanan yang lain ya." Jelas Rana. Ia cukup geram dengan ledekan yang dilontarkan Briyan padanya.

"Loh masa gue doang yang makan, lo juga harus ikut makan dong."

"Aku masih kenyang yan."

"Yaudah kita jajan jajan aja gimana, gausah makan berat." Tutur Briyan.

"Ih ngga ah, kamu belum sarapan ya." Ucap Rana dengan nada menasihati.

"Cie perhatian." Ledek Briyan yang cukup membuat Rana tersipu.

Entah apa yang terjadi pada Briyan pagi ini. Briyan yang ia kenal di sekolah seolah orang yang berbeda denga Briyan yang sedang bersamanya saat ini di atas sepeda motor. Briyan yang sedang bersamanya saat ini adalah seorang Briyan yang ceria, berbeda Ketika di sekolah menjadi Briyan dengan sikap yang cuek dan dinginnya.

Briyan dan Rana sampai lokasi yang mereka tuju, Briyan memarkirkan sepeda motor di tempat parkir yang sudah di sediakan di tempat tersebut. Setelahnya mereka akan berjalan kaki untuk hanting jajan yang mereka inginkan. Mereka seperti sepasang kekasih yang sedang menikmati weekend bersama dengan menghambiskan waktu untuk menjajahi berbagai macam kuliner. Tempat yang mereka kunjungi tersebut memang tempat yang setiap hari libur di banyak di datangi oleh masyarakat sekitar untuk berolahraga ataupun sekedar bermain bersama orang terkasihnya.

"Mau apa?." Tanya Briyan Ketika mereka sedang berjalan beriringan menuju jajaran penjual makanan, mulai dari makanan berat hingga jajan jajan atau makanan ringan.

"Yan, kamu makan dulu." Ucap Rana

"Nanti kalau gue makan berat kita ga bisa beli berbagai macam jajan, soalnya udah keburu kenyang duluan dong." Tutur Briyan yang masih enggan untuk sarapan. "lagian tadi gue beneran udah makan roti ko ra." Lanjutnya.

Kemudian mereka melanjutkan jalannya untuk menyusuri berbagai macam kedai atau gerobak penjual yang terjajar di tempatnya masing-masing. Perhatian Rana tertuju pada salah satu penjual jajan yang menjual salah satu jajanan favoritnya yaitu baso goreng atau yang lebih sering disebut basreng.

RANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang