Part 9

37 5 1
                                    

Bell tanda berakhirnya pembelajaran telah berbunyi 5 menit yang lalu, kelas masih ramai, semua murid sedang berkemas untuk pulang termasuk Rana dan Elisa.

"Eh lo balik bareng gue aja, Lo tadi pagi di anter kan, nah gue tau nih pasti ayah Lo belom balik kerja kan?" Ucap Elisa.

"Hmm, iya deh sa aku nebeng pulang kamu aja deh, tadinya aku mau pesen ojek." Balas Rana.

"Yaudah kalau gitu, kuy balik, Kang Nana lagi di jalan." Kata Elisa. FYI, Kang Nana adalah supir pribadi keluarga Elisa yang memang selalu mengantar Elisa, ketika ia malas membawa motornya.

Rana dan Elisa berjalan beriringan menuju gerbang sekolah sembari berbincang ringan. Sesekali Rana di buat tertawa oleh Elisa.

"Oh iya Ra, tadi seriusan Briyan kasih Lo makanan?" Tanya Elisa yang nampak masih sangat penasaran dengan apa yang terjadi di kelas tadi.

"Ckck, masih aja di bahas kamu nih sa."

"Sumpah ya Ra, gimana gue ga bahasa coba ini ga biasanya Briyan kaya gitu Ra, dia tuh ga pernah sekalipun sampe mau repot-repot bawaan cewe makanan, jangan itu buat ngobrol lama sama cewe aja tu orang kaya alergi asala Lo tau Ra, jadi ya wajar aja kalau gue sampe se-kepo ini." Tuturnya.

"Masa si Sa, dia sampe segitunya, aku kira dia sama aja gitu kaya cowo pada umumnya." Balas Rana.

"Ya sama aja sa sebenarnya sama-sama cowo, cuman yang membedakan ya itu sifatnya dia itu, yang gimana ya, dinginnya beuhhh udah beku dah pokoknya." Ucap Elisa, Rana yang mendengar celotehan Elisa hanya terkekeh mendengar nya, tamannya ini memang selalu heboh kalau udah menyangkut tentang si-Briyan itu.

Tak terasa terlalu asik mereka berbincang, saat ini gerbang sudah di depan mata. Mereka hanya perlu menunggu Kang Nana datang menjemput mereka. Rana dan Elisa memilih untuk duduk tepat di halte depan sekolahnya, karena kaki Rana juga yang belum juga pulih.

Rana memilih memasang earphone nya dan mendengarkan lagu melalui earphone itu, sedangkan Elisa hanya memainkan ponselnya saja. Saat sedang menunggu jemputan, tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti rapat di depan halte dimana mereka duduk. Pemiliknya tidak keluar ia hanya membuka kaca mobilnya saja. Sontak pergerakan itu mengundang perhatian dari orang yang berada di halte itu. Dan pengemudi mobil itu memanggil salah satu penghuni halte itu.

"Ra." Panggilnya agak sedikit berteriak.

Rana yang memang sedang memakai earphone nya tidak mendengar jika ada yang memanggil nya, Elisa yang tepat berada di sampingnya dan memang sedari awal mobil itu sudah memperhatikan itu, segera menyenggol lengan Rana dan langsung di tanggapi oleh Rana ya bertanya.

"Eh kenapa sa?" Tanyanya.

"Itu Lo di panggil." Jawabnya Elisa sembari mengarahkan dagunya ke depan menunjuk seseorang yang berada di dalam mobil itu.

"Hah siapa?" Tanyanya sembari mengarahkan pandangan dimana Elisa memberitahunya.

"Itu Briyan." Kata Elisa. "Samperin sana dia tadi manggil lo." Lanjutnya sembari menyuruh Rana menghampiri orang yang berada di dalam mobil itu, Yan tak lain adalah Briyan. Rana yang mendengar itu dengan ragu menghampiri mobil itu.

"Iya, kamu manggil aku?" Tanyanya tepat di samping mobil itu yang berhadapan dengan pengemudi nya.

"Masuk." Jawab Briyan.

"Hah? Maksudnya?" Tanya Rana kebingungan.

"Biar gua yang anter pulang, masuk." Kata Briyan dengan nada memerintah.

Rana yang bingung menengok kearah Elisa di belakangnya. Elisa yang mendengar pembicaraan Rana dan Briyan hanya mengangguk saja dan malah menggerakkan gestur tangannya seolah mengusir Rana.

RANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang