Elisa calling 🔊
Hallo...
Assalamualaikum RaWaalaikumsalam, ada apa sa? Tumben telpon biasanya di chat
Aduh Ra, gue nelpon Lo itu mau nanya...
Tadi gimana pas Lo balik bareng Briyan ceritain dongggYa ampun sa, aku kira kamu ada info apa, eh ternyata kepo yahh
Rana menceritakan semua kepada Elisa di telpon, dan Elisa nampak sangat antusiasnya mendengarkan cerita dari Rana.
Demi apa Ra, dia beliin Lo makanan, terus dia gimana pas ngasih ke Lo nya?
Ya biasa aja sa, kamu kaya gatau Briyan aja deh, dia kan ketua banget kalau ngomong.
Tapi ya sumpah Ra, selama gue tau tentang Briyan ga pernah tuh ya sekalipun dia mau nganterin cewe balik Ra, pernah tuh ya waktu itu Cantika minta tolong dia buat nebeng balik bareng soalnya dia lagi gada yang jemput, Briyan sama sekali gamau, dia malah nyuruh Imron buat anterin Cantika Ra.
Cantika?
Iya Cantika, Lo gatau di siapa?
Tau ko, dia yang sering ikut olimpiade itu kan bareng Briyan
Nah tumben Lo tau Ra, tau dari mana Lo?
Dari kamu hehehe
Yeh gue kira lo diem diem cari tau tentang Briyan
Yeeeh emang aku kamu, yang selalu kepo sama orang, udah ah aku tutup ya telpon nya, dadah Elisa assalamualaikum
Yeh malah mau dimatiin yaudah deh, waalaikumsalam
Ya seperti itu lah hebohnya jika Elisa membicarakan lawan jenis, selalu heboh dan asik sendiri.
Setelah menutup telponnya Rana bergegas keluar kamar lalu menuju dapur dimana sang bunda berada.
"Bundaaa." Sapa nya pada sang bunda yang sedang memasak untuk makan malamnya. Jam sudah menunjukan pukul 16.30 itu berarti sang ayah sebentar lagi akan segera pulang bekerja.
"Hei Ra, bunda minta tolong boleh?" Tanya bunda Ratna.
"Boleh dong Bun, ada apa?" Balas Rana.
"Tolong pindahkan air mendidih itu kedalam termos ya Ra, bunda mau angkat jemuran dulu di belakang." Perintah sang bunda sembari menunjuk panci berisi air yang sudah mendidih.
"Siap laksanakan." Balas Rana.
Rana segera melakukan apa yang sudah bundanya perintahkan padanya. Setelah selesai dengan pekerjaannya, Rana mendengar suara pintu terbuka.
"Assalamualaikum, ayah pulang." Ucap ayah Ardi memberi salam.
"Waalaikumsalam, ko telat si yah pulangnya, biasanya jam segini ayah udah selesai mandi." Ucap Rana setelah mencium tangan sang ayah.
"Iya nih, tadi macet jalannya, oh iya bunda sama Ariel mana teh?" Ucap ayah Ardi.
"Bunda lagi angkat jemuran yah, kalau Ariel paling lagi di kamarnya." Balas Rana.
Rana segera kembali ke dapur berniat membuatkan teh untuk sang ayah.
"Nih yah di minum, awas masih panas baru di angkat airnya." Kata Rana memberi tahu.
"Wah, makasih ya teh." Balas ayah Ardi.
Rana hanya mengangguk sebagai balasannya, dan bergegas pergi ke kamar nya. Di kamar sambil menunggu adzan Maghrib biasanya Rana akan bermain ponsel sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANA
Teen FictionEntahlah aku tidak mengerti bagaimana aku menjelaskan nya. Tapi yang ingin aku beri tahu, ini cerita ku tentang dia yang memberikan warna di hidupku. Ya, sebagian orang memang mengatakan aku yang terlalu monoton, si pendiam, pemalu and much more. Ta...