Dia siapa?

104 4 2
                                    

Bell tanda upacara akan dimulai berbunyi dengan nyaringnya. Saat ini Rana masih berada di dalam kelas saat bell berbunyi, ia tengah mengikat tali sepatunya yang terlepas.

"Ra, ayo kita ke lapang upacara, udh bell tuh," ucap Elisa, ia adalah salah satu teman sekelas Rana.

"Oh iya, kamu mau bareng aku?" Tanya Rana

"Iyya, yuk dari pada sendiri kan," jawab Elisa.

Rana membalas dengan tersenyum. Wajar saja jika Rana bertanya pada Elisa sebab, selama ini Rana memang lebih sering menyendiri. Bukan, bukan karena dia introvert, tapi jika memang ia masih bisa melakukan sesuatu sendiri ia akan melakukannya sendiri. Bukan sombong tapi, itu adalah salah satu kepribadian seseorang, dan kepribadian setiap orang pasti berbeda-beda.

Rana memang cenderung lebih suka menyendiri.

***

Terik mentari pagi ini cukup menyengat membuat para peserta upacara tidak dapat mengikuti upacara dengan hikmat. Saat ini pembina upacara tengah menyampaikan amanatnya di depan murid-muridnya.

"Ya, baik cukup sampai disini amanat saya, semoga apa yang saya amanatkan dapat si laksanakan dengan baik...."

Setelah pembina upacara menyelesaikan amanatnya upacara kembali di lanjutkan sesuai dengan susunan acaranya. Tepat pukul 8 upacara selesai. Pemimpin upacara membubarkan pasukannya.

Rana berjalan untuk kembali ke kelas. Rana dengan Elisa kembali ke kelas bersama. Terbukti Rana bukan tidak mau berteman, dia mempunyai teman tapi dia termasuk orang yang tidak mudah dapat dekat dengan orang lain. Tapi Rana memang lebih dekat dengan Elisa di kelas sebab di kelas 11 ini mereka kembali di pertemuan di satu kelas. Sebab di kenaikan kelas tahun ini kelas kembali di rombak. Rana dengan Elisa memang di kelas 10 mereka sekalas di kelas 10 MIPA 2 dan kembali sekelas di kls 11 MIPA 4

Di kelas seperti biasa tak banyak orang, sebab banyak murid yang lebih memilih langsung pergi ke kanti dari pada ke kelas. Mereka beranggapan sehabis upacara mereka haus jadi banyak dari mereka lebih memilih ke kantin.

"Ra, mau kantin ga?" Tanya Elisa.

"Ga deh sa, soalnya aku bawa bekal dari rumah, kamu mau?"

"Ngga deh, gue ke kantin aja kalau gitu," balas Elisa.

"Yaudah hati-hati sa,"

"Yailah, gue ke kanti doang Ra bukan mau perang," jawab Elisa

Tinggallah Rana dan dua orang teman laki-lakinya yang sedang bermain games. Rana lebih memilih mengeluarkan buku bahasa Inggris nya karena jam pertama setelah upacara adalah pelajaran bahasa Inggris. Rana mengerjakan beberapa latihan Soal di buku nya itu. Saking fokusnya ia mengerjakan soal, kelas kini mulai ramai oleh teman-temannya yang datang sehabis dari kantin

"Etdah, Ra lu kelewat rajin apa gimana dah, tu LKS sampe ke isi semua soalnya," ucap Fadly salah satu teman lelaki di kelasnya.

Lagi-lagi Rana hanya membalasnya dengan senyuman. Rana bukan perempuan populer di sekolah. Tapi bila di bandingkan tak bisa di pungkiri bahwa Rana memiliki wajah yang manis dan cantik.

"Duh neng Rana kalau senyum mengalihkan dunia ku," kata Cecep si tukang rusuh di kls.

"Heh Cecep, siah Ari maneh teh meni genit pisah ka cewe teh," kita Rika.

"Hih, nya bae weh kunaon kitu cemburu maneh?"

"Hih boro-boro arek cemburu ka meneh mah ngadenge na ge meni seueul,"

"Heii! Udah atuh Lo pada malah pada ribut jadinya teh bubar-bubar," ucap Elisa menengahi adu mulut antara Cecep dengan Rika.

Tak lama bell pelajaran berbunyi. Lima menit kemudia guru bahasa Inggris yang mengajar di kelas memasuki kelas. Seperti di hari pertama memang tidak ada kegiatan belajar mengajar hanya sebatas pertemuan pertama untuk memulai semester baru di tahun ajaran baru.

RANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang