Part 14

34 3 1
                                    

Kini semua udah Sampai di kediaman Rana. Semua murid kelas XI MIPA 4 sedang berkumpul terlebih dahulu sebelum memasuki rumah Rana. Setelah semua sudah sampai, Mrs. Muti memimpin untuk memasuki rumah Rana di ikutin oleh semua muridnya.

Saat sudah sampai di depan pintu mereka semua di sambut oleh kakek dan paman dari Rana yang langsung mempersilahkan untuk memasuki rumah.

"Oh ini temanya dan guru nya Rana ya, mari masuk Bu Pak." Ucap salah satu Paman Rana.

Saat sudah masuk Elisa yang melihat Rana sedang duduk tepat di samping mendiang ayahnya, langsung memeluk erat sahabatnya itu. Rana yang melihat semua teman kelas nya datang nampak sangat senang, ternyata teman-temannya mau datan di saat Rana sedang berduka. Tapi ada satu kejanggalan yang Rana rasakan, ia nampak mencari seseorang. Ia melihat Slamet dan Imron tapi Mangapa Briyan tidak ada?. Rana berfikir mungkin ia sedang ada urusan lain.

"Ra, turut bersuka cita ya." Ucap Elisa di sela pelukannya.

"Iya sa, makasih ya." Balas Rana dengan senyum nya, senyumnya menyiratkan banyak kesedihan.

"Mari di makan camilannya, silakan." Ucap salah satu Tante Rana.

Guru-guru sedang berbincang dengan bundanya Rana di ruang tamu sedangkan yang lain sebagian ada yang menunggu di luar, karena tidak memungkinkan jika semua masuk ke dalam rumah. Sedangkan jenazah mendiang ayahnya Rana di semayamkan di ruang keluarga yang berbatas dengan ruang tau hanya di tutup oleh meja pajangan saja.

Rana masih tetap setia berada di samping mendiang ayahnya bersama Ariel yang Elisa di samping kanan kiri nya. Imron dan Slamet pun juga berasa di tempat yang sama dengan mereka sedang membacakan surat Yasin.

Tak lama beberapa teman Rana izin untuk pulang terlebih dahulu, Rana menghampiri guru-guru nya yang juga akan berpamitan.

"Makasih yang buat semuanya yang udah sempetin datang, makasih buat semua guru-guru yang udah mau datang, makasih juga buat semua temen kelas yang udah Dateng juga, minta doanya semoga ayah nya Rana bisa di terima di sisi Allah." Ucap Rana.

"Iya Ra sama-sama, yang sabar ya Ra, kamu kuat, Mrs. Muti sama guru-guru yang lain dan teman-teman kamu pamit pulang dulu ya, maaf ga bisa sampe ketempat persemayaman almarhum." Jelas Mrs. Muti.

"Iya Mrs gapapa, Rana udh seneng ko semua bisa Dateng dan doain ayah."

"Yaudah kalau gitu kami pamit Ra, Bu pak semuanya mari, assalamualaikum." Ucap Mrs. Muti berpamitan pada beberapa keluarga Rana ada bundanya juga di sana.

Setelah menghantar guru serta temannya Rana kembali masuk ke dalam rumah. Keadaan rumahnya saat ini tengah ramai karena sebentar lagi akan di adakan acara pemakaman. Ambulance yang akan membawa jenazah ayah Rudi sudah siap di depan.

Rana Kemabli duduk di sampin raga sang ayah yang sudah tak bernyawa itu. Air mata kembali membuncah, ia tak pernah menyangka bahwa pertemuannya tadi pagi sarapan bersama ayahnya tadinoagi adalah kebersamaan terakhirnya bersama sang ayah. Elisa yang melihat sahabatnya menangis kembali, hanya mampu memeluknya. Elisa memang masih berada di rumah Rana begitu pun dengan Slamet dan Imron mereka memilih untuk mengikuti prosesi pemakaman berlangsung, sedangkan Elisa memang memilih untuk menginap menemani Rana. Orang tua Elisa pun sudah datang sedari tadi untuk ikut bertaziah.

Saat sedang melantunkan beberapa ayah suci, Imron dan Slamet di kagetkan dengan kedatang Ardi di rumah Rana ini, setahunya Ardi tidak terlalu mengenal Rana.

"Oh di, kok Lo ada di sini sih?" Tanya Slamet saat Adri sudah duduk tepat di samping Slamet.

"Bokap gue sahabatnya ortu Rana, ya gue sempet kaget juga pas denger ayahnya Rana meninggal makannya tadi pas gue balik dari sekolah, bokap gue langsung ajak gue datang ke sini." Jelas Ardi.

RANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang