Part 19

25 4 0
                                    

Setelah pelajaran Bu Erna yang berakhir dengan perginya Bu Erna dari kelas karena beliau memiliki urusan mendadak, murid kelas XI MIPA 4 menghabiskan satu jam pelajaran mereka selanjutnya dengan pelajar biologi, yang ternyata Pak Fian tidak dapat masuk kelas karena sedang izin tidak mengajar di hari Selasa ini. Jadilah mereka memiliki jam kosong, sebelum bell istirahat ke dua berbunyi.

Rana menghabiskan jam kosongnya dengan membaca buku yang di berika Bu Erna kepada setiap siswa siswa yang terpilih untuk mengikuti seleksi olimpiade, berbeda dengan Elisa yang memilih memainkan ponselnya, dan sesekali membuat keributan bersama Slamet yang selalu gencar mengusik Elisa dengan menjahilinya.

"Yampun, kagak si Briyan kagak si Rana mainannya buku Mulu dari tadi, kagak sumpek apa tu otak dari tadi baca buku Mulu." Celetuk Slamet saat melihat Biyan dan Rana yang kompak sedang membaca buku.

"Yee sirik aja Lo nyet, dari pada Lo kagak ada kerjaan ngejailin Elisa terus, Bae Bae lu suka Ama Elisa loh." Balas Imron.

"Heh, jangan macem macem Lo kalau ngomon Imron, ogah gue sama si Slamet." Tungkas Elisa saat mendengar penuturan Imron.

"Yee, emang sape juga yang mau sama lo, lampir." Balas Slamet. Setelah itu terjadilah keributan yang terjadi antara Elisa dan Slamet.

Briyan yang merasa belajarnya terganggu berdiri dari tempatnya dan menghampiri Rana.

"Gue tau Lo sebenernya keganggu, ikut gue." Ucap Briyan saat sudah berada di hadapan Rana, dan menarik tangan Rana membawa gadis itu keluar dari kelas yang sedang ribut itu. Kelas yang awalnya ribut mendadak sepi saat melihat Briyan Manarik tangan Rana dan membawanya keluar dari dalam kelas, Elisa dan Slamet pun yang membuat keributan berhenti mendadak.

****

Disinilah Rana berada di ruangan yang penuh dengan buku di temani seseorang yang tadi menarik tangannya keluar dari kelas. Siapa lagi jika bukan Briyan.

Briyan kembali fokus dengan bukunya, mereka sekarang tengah berada di perpustakaan, yang pasti lebih sepi dari pada di kelas tadi. Ada satu fakta yang dapat Rana simpulkan saat ini. Rana dapat melihat wajah Briyan saat sedang serius membaca ternyata jauh lebih tampan dari sebelumnya, kurang lebih itu lah fakta yang Rana dapatka.

Rana kembali tersadar dengan pikirannya itu, dan mulai kembali fokus dengan bukunya.

Saat kedua insan itu tengah fokus dengan buku mereka masing-masing, bell istirahat ke dua mulai berdering dengan sangat nyaringnya. Membuat perhatian mereka teralihkan dari buku yang tangah mereka baca masing-masing.

"Hmm, Briyan Rana mau pamit ke kelas, mau ambil mukena sama anak Elisa buat sholat Dzuhur di mushola sekolah, kalau gitu Rana duluan ya." Ucap Rana sembari dengan anggukan kepala nya.

Rana bergegas keluar dari perpustakaan dan kembali ke kelas. Sebentar lagi adzan Dzuhur berkumandang di mushola sekolahnya. Sesuai dengan yang ucapkannya tadi, bahwa ia akan mengambil mukenanya dan mengajak Elisa untuk sholat berjamaah di mushola sekolah.

"Ra, Lo abis dari mana sama Briyan, Lo ga di apa-apain kan sama dia?." Tanya Elisa saat melihat Rana yang sudah berada di kelas kembali.

"Aku gapapa sa, tadi aku abis dari perpus." Jawab Rana. "Yuk ah udah adzan Dzuhur kita ke mushola abis itu langsung ke kantin." Lanjut Rana.

"Ayooo." Elisa langsung mengambil mukenanya di dalam tas, dan bergegas keluar kela bersama Rana menuju mushola.

Sesampainya di mushola Elisa dan Rana bergegas menuju tepat berwudhu, sebelum sholat berjamaah dimulai. Rana dan Elisa memang selalu sholat Dzuhur di sekolah, karena jika menunggu bell pulang tidak akan keburu.

RANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang