BAB 6

91 10 1
                                    

Kedua pria yang bisa di bilang anak dan orang tua tengah berpelukan. Yang berada di dalam kamar pun ikut terharu melihat adegan seperti ini. Bisa di bilang, bahwa Hannan dengan Abi nya susah untuk berbicara atau dekat. Karena apa? Karena dengan ego sifat Hannan. Hannan egois, Hannan keras kepala, tapi kyai Riki berusaha membujuk putra nya agar tidak terjadi dengan sifat seperti itu. Meski Hannan memiliki sifat yang keras kepala, tetapi permintaan Riki cukup satu, yaitu Bagaimana cara nya agar Hannan tidak pergi ke tempat haram. Seperti club.

Hannan mengingat sesuatu hal yang tiba-tiba kondisi nya berubah menjadi degup. Hannan menuju tempat kamar pribadi nya, jangan tanyakan bagaimana respon mereka yang berada di kamar kyai. Mereka terkejut, biasa nya Hannan jika lagi sedang di posisi seperti ini tidak pernah terburu-buru.

Hannan menuju tempat kamar pribadinya, di kamar pribadi nya sudah ada kedua wanita yang sedang sibuk menemani teman nya. Bukan teman, tetapi mereka menganggapnya adik angkatan. Sebelum Hannan memasuki kamar pribadi nya, Hannan mengucap salam terlebih dahulu. Karena Hannan tahu, mengucap salam itu hukum nya sunnah, dan bila menjawab salam itu hukum nya wajib.

“Eh, Gus Hannan,” ucap Raisa terkejut kala melihat Hannan yang tiba-tiba berada di depan nya. Hannan berdehem sekeras mungkin. Yang paling tidak suka yaitu jika mengucap salam tidak ada yang menjawab. “Saya mengucap salam, apa tidak kedengaran?” tanya Hannan dengan wajah datar.

Raisa menggeleng kepalanya dengan cepat, harus nya ia jangan terlalu jujur. Di depan nya ini bukan Gus Raka, tetapi Hannan yang wajah nya cuek atau datar bila berdekatan dengan santri. Berbeda dengan Raka yang selalu ramah meski ia harus menjaga batasan pada santri. Sifat Raka dan sifat Hannan terkadang berubah-ubah. Kadang juga, sifat Hannan ada di Raka dan begitu sebaliknya.

Afwan, Gus!” lidah Raisa tiba-tiba berubah menjadi gugup. Hannan menganggukkan kepalanya. “saya sudah memaafkan mu, lain kali jangan di ulang,” perintah Gus Hannan yang langsung di angguki kepala nya oleh Raisa. “Haturnuhun, Gus.”

“Gus Hannan mau melihat kondisi Kayla?” tanya Raisa.

“Iya, bagaimana kabar Kayla?”

Raisa menoleh ke arah Kayla yang sedang terbaring lemah, sebenarnya Kayla sudah sadar tetapi badan nya sangat lemas. Karena arwah almarhum Ipeh yang berada di tubuhnya saat keluar itu membuat kondisi tubuh Kayla tidak stabil. Maka dari itu Kayla hanya lemas dan tidak pingsan. “Kayla sudah sadar, Gus. Tapi, tiba-tiba badan Kayla tadi seperti nya lemas banget. Dan, Raisa menyuru Kayla untuk istirahat sementara di kamar Gus Hannan. Meski Kayla terkejut yang tiba-tiba kata nya berada disini. Lalu, Raisa menjelaskan bahwa Kayla itu pingsan, Gus.” Jelas Raisa tanpa ada kata yang di potong.

Antum dewekan wae?” tanya Gus Hannan yang tiba-tiba bahasa sunda.

Antum= bahasa Arab, dalam arti nya= kamu

Dewekan= bahasa Sunda, dalam artinya= sendiri

Wae= bahasa Sunda, dalam artinya= aja

Seperti itu lah yang Author tahu.

Raisa menggeleng kepalanya. Usia Raisa dan Hannan sangat berbeda jauh, Raisa bisa di sebut satu usia dengan Gus Raka. Meski Raisa orang nya rada lemot dan lama, tetapi Raisa atau selalu di panggil ‘Teteh Raisa’ ia aparat yang paling absurd dan paling lucu. Jika Raisa dan Nafisya bersatu, maka jadi lah Tom and Jerry.

“Saya sama Nafisya, Gus. Tapi karena Nafisya izin, yaa.., saya sendiri,”

Hannan hanya ber-oh ria. Sebenarnya Hannan ingin menanyakan tentang Kayla, mengapa wanita itu tahu semua nya tentang diri nya? Apa, Kayla memiliki satu keturunan dengan nya? -pikir nya.

FAMILY AR-ROFIQ ||SQUEL DOSEN BUCIN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang