BAB 16

52 6 0
                                    

Assalamualaikum, kalian semua apa kabar?

Bagaimana ada yang kangen nggak nih sama mereka?!! Kangen dong.

Selamat membaca🥀 utamakan membaca Alquran karena itu penting.

Maaf semua nya, kalau semua cerita ku banyak kekurangan karena aku juga masih belajar dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Happy reading ✨
_________________________________________

**

Selama pulang dari rumah sakit yang Kayla inap dan Kayla rawat, Hannan sedari tadi banyak diam tanpa membuka suara sedikit pun. Entah kenapa, perasaan nya selalu khawatir pada wanita yang baru saja ia kenal padahal diri nya dan wanita itu tidak memiliki hubungan mereka bahkan seperti orang asing. Hannan yang sebodoh amat dan Kayla yang sikap nya menjauh. Itu bukan menjauh tetapi memang sudah menjadi kebiasaan nya karena Kayla tidak mau mendekati orang yang bukan mahramnya.

Mata Hannan tertuju pada bingkai foto yang di taruh di atas meja belajar nya, di bingkai foto tersebut ada foto umi nya menggendong Hannan. Hannan bersyukur memiliki orang tua yang tidak membandingkan anak-anak nya, tidak berpilih kasih, mereka merawat nya secara bersamaan. Dan mereka selalu mengajarkan hal kebaikan. Tetapi ada beberapa hal yang menurut Hannan sampai sekarang menyesal. Karena Hannan selama ini salah paham pada Abang nya hingga saat itu membuat Abi nya sakit parah.

Hannan memegang bingkai foto itu air mata nya tiba-tiba sudah membasahi pipi nya. Hannan berucap sedemikian. “Umi, maafin Hannan yang belum bisa jadi anak berbakti kepada Abi dan umi. Hannan selama ini salah paham sama Abang Raka, dia nggak bunuh umi. Semua nya hanya takdir Allah, dan Hannan tidak boleh menyalahkan bang Raka dan terutama menyalahkan diri sendiri. Semoga dengan kali ini umi jangan marah sama Hannan, ya?” Hannan berbicara sendiri seraya mengusap foto umi nya yang tertutup dengan niqab.

Di balik pintu kamar Hannan, seorang pria yang memakai pakaian lengan pendek berwarna hitam serta kain sarung batik berwarna hitam dengan kecoklatan mendengar pembicaraan sang adik nya yang membuat diri nya terharu. Raka tidak marah saat waktu itu Hannan pernah memukulinya, Raka tidak pernah marah karena waktu itu Hannan pernah menjelek-jelekkan nama nya. Tetapi Raka tetap sayang adik nya, karena ini semua memang salah diri nya yang selalu menyimpan penyakit umi nya hingga membuat Hannan tidak tahu. Hanna, adik kembar Raka ia mengetahui nya karena wanita itu sempat bertanya.

Memang menyakitkan namun itu semua sudah berlalu.

“Umi, Hannan mau cerita. Kalau Hannan suka sama orang lain apa boleh, umi? Entah, ini perasaan apa yang muncul di hati Hannan. Tapi Hannan tidak mau ini menjadi zina, Hannan minta izin ke umi ya untuk suka sama orang lain selain umi, dan teteh. Padahal usia Hannan masih muda, hehehehe...., Lucu ya? Umi jangan goda Hannan terus, Hannan malu tahu.”

Hannan terkekeh sendiri padahal diri nya sedang mengobrol dengan diri sendiri tidak ada yang lain apalagi umi nya tetapi Hannan merasa kalau di samping diri nya ada umi nya yang sedang mendengar curhatan Hannan tetapi wanita itu tidak menjawab hanya mendengarkan saja.

Hannan menyukai salah satu santri Abi nya, padahal diri nya pernah membentak wanita itu karena saat diri nya sedang hancur wanita itu tiba-tiba menongol dan memberi saran. Lalu karena Hannan ingin sendiri Hannan malah membentak wanita itu. Bukan di bentak, namun memang suara nya sedikit agak di keras kan. Alasan nya juga Hannan tidak mau menjadi bahan omongan para santri.

FAMILY AR-ROFIQ ||SQUEL DOSEN BUCIN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang