BAB 26

22 5 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Maaf banget udah di gosting hehe☺️ aku nggak ada kuota beps😭.

Maaf ya? Maaf kalau cerita nya semakin hari semakin nggak jelas.

SEDIKIT INFORMASI ⚠️

cerita ini sebenarnya tentang keluarga, pertemanan, percintaan bahkan mungkin nanti. Kalo misalkan menurut kalian tidak sesuai dengan judul di cerita nya, mungkin ada yang bingung. Iya nggak? Tapi ini sebenarnya yang nama nya Squel berarti kelanjutan, gitu bukan sih? Intinya semoga nggak bingung deh.

HAPPY READING!!!

**

Hari ini pukul 10:00 siang, Hanna dan Qilla berniat untuk ke mall karena janji semalam. Mereka menunggu Raka yang sedang sibuk di asrama putra karena santri-santri hendak menyetorkan hafalan nya. Biasanya santri-santri jika menyetor hafalan yaitu kepada keluarga Ndalem, itu pun kalau mereka tidak sibuk. Kalau mereka sibuk biasanya di lakukan oleh para ustadz atau santri senior di pondok pesantren Ar-Rofiq ini.

Selama menunggu Raka tiba, Hanna berniat untuk mengajak Qilla ke asrama Fatimah karena ia sudah merindukan asrama tersebut walau satu hari ia tak berkunjung ke sana. Hanna pun mengajak santri-santri sana untuk memesan makanan nya kepada diri nya karena Hanna dan Qilla akan pergi ke mall.

Setiba di asrama putri, mereka memang pada menundukkan kepalanya sebagai tanda menghormati kepada anak guru atau cucu nya sang kyai. Sekalipun mereka menyapa Hanna, Hanna hanya membalas dengan senyuman dan melambaikan tangan nya tak lupa juga menyapa dengan lembut.

“Assalamualaikum,” ucap Hanna dan Qilla bersamaan.

Mereka menolehkan kepalanya pada sumber suara. “Waalaikumsalam!” sahut mereka bersama.

“Teh Hanna!” pekik salah satu santri dari asrama Fatimah.

“Iya, Ca?” Nama nya adalah Cantika Dwi purnama. Yang kerap di sapa Cantika atau Tika, tetapi dia lebih suka dengan panggilan Caca. Caca ini berusia 18 tahun, hanya dialah yang paling muda di asrama ini. Selain nya mereka berusia 19 tahun dan sampai 22 tahun.

“Kangen, tau! Maaf ya, Caca waktu itu balik nggak tahu kalau teh Hanna sudah pulang ke Indonesia,” Caca memeluk Hanna membuat wanita itu tersenyum walaupun susah untuk bernafas karena Caca memeluk nya sangat erat.

“Iya, Ca. Teteh tahu kamu balik ada urusan keluarga.” Kata Hanna.

“Hai, teh Qilla! Apa kabar?” tanya Cantika kepada Qilla. Mereka memang sudah mengenal dengan Qilla karena Hanna yang mengenalkan nya kepada mereka. Hanna selalu menceritakan Qilla kepada mereka, mereka yang mendengar pun sangat senang melihat Qilla yang wajah nya sangat adem untuk di lihat.

“Alhamdulillah, baik, Ca. Kamu juga bagaimana?” tanya Qilla sedikit ragu. Karena ia tidak bisa untuk akrab dengan orang lain. Biasanya kalau ia akrab dengan orang lain kalau dia sudah sangat mengenalnya.

Bertemu dengan santri-santri pondok pesantren Ar-Rofiq bukan hal yang mudah bagi Qilla, Qilla berusaha untuk bisa berinteraksi dengan mereka. Namun, Qilla masih ada rasa gugup walaupun mereka sesama perempuan.

“Alhamdulillah, baik juga. Teh Qilla jangan gugup gitu, dong. Caca nggak makan orang kok,” semua yang mendengar pun terkekeh mendengar ucapan Caca di akhir kalimat.

FAMILY AR-ROFIQ ||SQUEL DOSEN BUCIN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang