BAB 30

62 2 0
                                    

Manusia memang mempunyai beberapa kembaran, dan jikalau bertemu dengan seorang yang mirip dengan nya, berarti itu masih belum bisa melupakannya.

Happy reading!!

**

Kini adalah waktunya olimpiade matematika antara semua sekolah se-kabupaten. Hannan yang akan mewakilkan sekolah nya dengan salah satu siswi yang bernama Nayla. Demi apapun, Hannan merasa Nayla mirip dengan seorang santri putri di pondok pesantren milik Abi nya.

Dengan adanya mereka mendapatkan perwakilan untuk sekolah membuat Hannan kembali semakin penasaran dan ingin tahu tentang Nayla.

Pascal yang memang menemani teman nya untuk ikut olimpiade matematika antara sekolah lain, dan yang lain akan menyusul setelah itu. Pascal yang memang harus ikut Hannan entah ke mana pria itu pergi.

"Nan, abang sama teteh lo nggak ikut?" tanya Pascal. Karena bagaimana pun kedua kakak Hannan harus ikut hadir karena adik nya itu ikut lomba untuk perwakilan sekolah.

"Ada, ini kita lagi nungguin mereka." Jawab Hannan. Pascal pun mengangguk kepala nya. Mereka memang saat ini berada di tempat ruangan aula untuk membahas apa saja untuk acara olimpiade nanti.

Nayla terus memerhatikan Hannan, karena beberapa hari ini sifat kakak kelas nya berubah-ubah. Terkadang Nayla pun heran, ada apa dengan Hannan? Nayla pun memang sudah mengetahui bahwa Hannan terlahir dari cucu pemilik pondok pesantren. Tidak disangka, meskipun dia adalah seorang Gus namun sifat nya terlihat seperti anak nakal, ya bisa disebut badboy.

"Kalian harus tetap semangat, jikalau kalah itu adalah hak kalian. Menang atau kalah karena kita adalah hanya lomba, semua permainan pasti ada menang dan kalah nya. Namun, yang saya pinta kalian jangan sampai melakukan aksi curang," jelas kepala sekolah.

Para siswa dan siswi yang ikut perwakilan olimpiade matematika pun mengangguk kepalanya masing-masing. Setelah acara rapat berlangsung mereka menaiki mobil menuju tempat provinsi yang dituju. Keluarga yang memang ingin melihat mereka harus membawa kendaraan masing-masing, support dari teman sekolah itu sudah disiapkan kendaraan jikalau mereka memang ingin melihat. Pihak sekolah pun tidak memaksa siswa siswi yang hendak melihat.

Setiba sampai di provinsi, Hannan dan Nayla kembali mencari posisi kursi untuk perwakilan dari sekolah nya. Disana sudah tersedia kursi kosong, setiap satu sekolah maksimal perwakilan yaitu lima orang dan mereka sudah disediakan kursi. Untung saja perwakilan dari sekolah mereka tidak telat sehingga mereka mendapatkan kursi yang paling depan.

"Semangat buat kita!" ujar Hannan pada teman-teman nya. Mereka pun mengangguk kepalanya masing-masing. Hannan meminta sebelum mereka melakukan lomba alangkah baiknya mereka berdoa terlebih dahulu agar semuanya di permudah.

**

Di pondok pesantren Ar-Rofiq Kayla memang hari ini sedang libur sekolah sehingga ia bisa leluasa untuk menghafal hafalan yang ditugaskan di pondok pesantren nya. Namun, suara santri sangat riuh karena Gus nya hendak mewakili sekolah untuk lomba olimpiade matematika.

"Eh, Kay! Kamu nggak mau lihat Gus Hannan?" tanya salah satu teman nya bernama Zahira.

"Hah? Memang nya dia kenapa?" bukan menjawab namun justru Kayla bertanya balik pada Zahira.

"Itu loh, katanya Gus Hannan mewakili sekolah nya ikut olimpiade matematika! Tapi perwakilan satu sekolah nya sama seorang siswi, ada sih cowok, tapi siswi nya hanya satu orang. Gila kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAMILY AR-ROFIQ ||SQUEL DOSEN BUCIN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang