BAB 24

37 4 0
                                    

Haiii!!

Hari ini aku up spesial banget!!🎉 Salah satu tokoh utama ku di cerita sebelah ada yang ultah nih 💗.

Nama nya RIFKY RAZENDRA ERLANGGA
Lahir di tanggal 23 Desember 💗🎉 ucapkan selamat ulang tahun, yuk?!

Terimakasih ❤️❤️

Terimakasih ❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Saat ini keluarga Ar-Rofiq telah berkumpul di tempat meja makan, di sana sudah ada seorang nenek mereka yaitu Bu Khadijah selaku ibu dari pemimpin pondok pesantren Ar-Rofiq ini yaitu Riki. Mereka sedang berkumpul dan bermain karena sudah lama mereka tidak berkumpul seperti ini.

Khadijah, meskipun wanita itu sudah tua namun wajah nya masih tetap terlihat cantik dan muda. Suami nya yang meskipun sudah tua tetapi terlihat seperti Sugar Daddy. Mereka sudah sangat mengetahui kalau cucu perempuan nya telah di lamar oleh seorang salah satu pemimpin pondok pesantren yang memang terkenal.

Namun, mereka tidak memaksakan jawaban dari Hanna, karena bagaimanapun mereka tahu kalau Hanna ingin mengejar cita-cita nya dulu, bahkan di usia nya sekarang ini belum memikirkan untuk menikah di usia muda. Walaupun banyak sekali yang seusia Hanna menikah di usia muda namun berbeda dengan Hanna. Ia belum siap untuk menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga.

“Hanna, bagaimana jawaban doa-doa kamu?” tanya Khadijah pada sang cucu perempuan nya.

“Belum ada jawaban, Nek. Hanna bingung, Hanna takut membuat kalian kecewa.” Ucap Hanna pelan.

Khadijah mengerti isi hati Hanna, ia pun memeluk sang cucu perempuan nya, biarkanlah Hanna menangis di dalam pelukan seorang nenek, karena nenek bisa menggantikan posisi ibu kandung kita. “Sayang, Abi kamu, Nenek, kakek, bahkan yang lain tidak memaksakan kamu untuk menerima atau menolak nya. Itu kan masa depan kamu, Nak. Semua nya kamu serahkan kepada sang maha pencipta, ya?” ucap Khadijah dengan lembut.

“Iya, nek. Syukron, Hanna akan meminta pertolongan lagi kepada Allah, kalau memang belum ada jawabannya, maka Hanna yakin itu lah keputusan yang terbaik.”

“Pintar banget!” puji Khadijah pada sang cucu.

“Nek, bang Raka katanya pengen nikah!” celetuk Hannan yang tiba-tiba muncul di belakang sang nenek. Karena pria itu baru saja sehabis dari kamar mandi. Hanna mendengar pembicaraan mereka.

Semua pun tertuju pada Raka, pria itu menatap tajam pada sang adik nya. “Diam, kamu!” kata Raka.

“Semua manusia pasti berhak ingin menikah dan ingin memiliki pasangan hidup sampai ke surga nya Allah. Namun, apa kamu sudah siap menjadi seorang suami? Yang harus bertanggung jawab atas segala sesuatu. Bukan sekedar hanya memamerkan romantis saja, Nak. Menikah itu bukan sekedar hanya bisa ingin tidur bersama. Menikah itu memang kewajiban, namun kita juga harus siap dengan semua nya. Nanti kan, dosa istri ada di suami,” jelas Khadijah menerangkan pada sang cucu. Karena bagaimanapun seorang nenek tidak mau cucu-cucu nya salah dalam memilih pasangan.

FAMILY AR-ROFIQ ||SQUEL DOSEN BUCIN||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang