"Mama dan kak David mana Pa?"
Papa menoleh kearahku lalu mematikan kompor nya dan berjalan kearahku sambil meletakan semangkuk sereal "Mama lagi mandi dan David ada kerjaan di Lombok selama 3 hari"
"Kok kak David gak pamit aku dulu?"
"Kan kemarin kita perginya sampai malam sedangkan David otwnya sore, jadi gimana bisa pamit hum?"
Bener juga ya
Aku mengangguk-angguk dan duduk di kursi lalu memakan serealku, kulirik Papa yang ikut duduk dan meminum susu putihnya
Tatapanku tertuju pada penampilan Papa yang terlihat aneh hari ini, anehnya tuh kancing paling atas kemeja Papa di kancing, tumben aja gitu
Cup
"Pagi sayang"
Aku menoleh kearah Mama dan mencium harum wangi dari tubuh Mama, Mama tersenyum manis kearahku "maafin Mama ya, semalam Papa dan Mama udah berdiskusi terus Mama sudah memutuskan bahwa kamu tidak bersalah"
Nah dari kemarin aja gitu lho percayanya, masak harus bicara 4 mata dulu sama Papa baru percaya sih
"Iya Ma, gak papa kok"
Mama mengusap pipiku sebentar sebelum ia duduk disamping Papa dan meminum susu yang tinggal setengah dari gelas Papa, padahal Papa sudah nyiapin 3 gelas susu di meja, kalau bucin mah gitu ya
Kedua mataku menyipit saat melihat sesuatu berwarna merah-merah yang hampir keunguan ada di leher Mama
Leher Mama kenapa? Kenapa bisa ada 6 bulatan merah yang hampir keunguan?
"Leher Mama memar?"
Kulirik Papa yang menghentikan suapan serealnya sedangkan Mama tersenyum manis "ah ini habis dici....."
"Udah yuk berangkat",ajak Papa sedangkan aku masih penasaran dengan yang di katakan Mama
"Dici apa Ma?"
"Mama semalam habis di kerokin sama Papa", sahut Papa dengan cepat
Dahiku mengernyit bingung "di kerokin itu apa?"
"Itu lho leher Mama di olesin minyak kayu putih terus di gesek-gesek pakai koin biar warnanya merah"
"Ih Papa kurang kerjaan banget sih, emang mainan jaman dulu kayak gitu ya Pa?"
Papa menggeleng pelan sambil berdiri dan Mama dengan telaten membenarkan posisi dasi Papa "Mama mu lagi gak enak badan makanya di kerokin supaya badannya mendingan, kalau orang jaman dulu kan mending di kerokin daripada minum obat, gitu"
Aku hanya mengangguk-angguk saat Papa mencium dahi Mama lalu mengambil kunci mobil yang ada di mejanya "aku berangkat dulu"
Mama tersenyum manis dan mencium punggung tangan Papa "hati-hati sayang"
Mereka gak bosen apa romantisan terus dari aku bocil? Aku aja bosen lho, kapan coba aku di romantisin kayak gitu?
Setelah aku berpamitan dengan Mama, aku dan Papa menaiki mobil untuk otw ke sekolahku karena jam sudah menunjukan pukul 06:45 , sampai di sekolah pun tepat jam 07:45 dan murid disini juga sudah melakukan jam belajar mengajar. Papa langsung menuju ruang guru untuk bertemu bu Amalia sedangkan aku duduk di kursi panjang yang berada di depan ruang guru
Kulirik Dara yang berjalan keruang guru sambil tersenyum miring ke arahku dan ia masuk kedalam ruang guru setelah menunjukan jari tengah tangan kirinya kearahku
Perempuan sialan
Kulihat Papa keluar dari ruang guru bersama bu Amalia dan Papa tersenyum manis lalu sedikit membungkukkan badannya kearah bu Amalia "terimakasih untuk kepercayaan ibu atas penjelasan saya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blocked (Completed)
RomanceApakah kita bisa di takdirkan bersama jika keadaan tidak mendukung kita? GXG *HANYA CERITA FIKSI MOHON MAAF JIKA ADA PERSAMAAN NAMA, TEMPAT, KARAKTER, CAST (HANYA FIKSI/IMAJINASI) DAN YANG LAINNYA CERITA INI DI BUAT BERDASARKAN IMAJINASI SEMATA # 1...