3

6K 628 39
                                    

"Jadi gitu ceritanya...."

Kusandarkan kepalaku di bahu Papa, kulirik Papa yang terlihat semakin manis ketika sedang fokus menyetir

Umur Papa sudah kepala 4, tapi kenapa Papa masih terlihat seperti umur 20.an?

Setelah mendengar cerita Papa, entah kenapa aku menjadi sangat bersyukur menjadi anak Papa karena sudah di rawat Papa, di didik Papa, di perhatiin Papa dan di sayangi Papa

Papa bener-bener kuat banget menghadapi masalah dan cobaan di masa lalu, bahkan Papa gak punya dendam sama siapapun padahal nyawa Papa taruhannya, pantesan aja Mama ngebucin banget sama Papa, hati Papa aja baik banget

Kira-kira aku bisa gak ya nemuin orang kayak Papa? Yang baik, perhatian, lemah lembut, penyayang dan gak pernah marah kayak Papa?

Btw apa Papa yakin mau nemuin perempuan itu? Kalau tiba-tiba perempuan itu bawa Mamanya gimana?

"Tapi apa Papa yakin akan menemui perempuan itu? Kalau Mama tau gimana?"

Papa menghela nafas pelan "kalau Papa gak menemui Dara, nanti Dara malah bocorin soal kematian Papa dan kalau Mama tau ada yang kenal Papa, Mama pasti langsung minta kita pindahan lagi. Kalau Papa sih nurut aja mau pindah ke manapun asal sama kalian. Jadi sekarang terserah kamu aja, Papa nurut sama keputusan kamu, kamu pengen kita tetap disini tapi Papa nemuin perempuan itu atau kamu gak pengen Papa temui perempuan itu tapi kita pindahan?"

Aku masih pengen disini, masak aku udah harus pindah sih padahal aku belum menjelajahi seluruh kota Jogja, aku juga belum ke sungai jernih di desa Sriharjo

"Papa temui aja perempuan itu, tapi ingat Pa.... jangan temui mantan Papa, Papa tau kan kalau Mama itu sangat pencemburu? Papa tau kan kalau Mama marah ke kak David dan ke aku tuh kayak gimana?"

"Iya Papa tau kok, lagian Papa nemuin perempuan itu cuma mau menjelaskan dan gak mau macam-macam"

"Bagus, awas aja kalau Papa nemuin mantan Papa, aku lah orang pertama yang akan memutilasi Papa"

Papa menghentikan mobilnya di depan sekolahku, ku kecup pipi Papa sebelum aku turun dari mobil "aku masuk sekolah dulu, Papa hati-hati di jalan"

Saat aku sudah keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu gerbang sekolah, kulihat perempuan yang tidak asing berjalan kearah mobil Papa

Perempuan itu memakai seragam sekolahku, rambut panjangnya ia gerai dan dia juga memakai kaca mata yang sudah bertengger di hidung nya

Tunggu .... dia Dara kan? Wtf, aku satu sekolah sama dia? Bahaya

Aku segera berjalan menyusul Dara, kulihat Dara sudah mengetok pintu kaca mobil Papa dan Papa juga menuruni mobilnya

Alis sebelahku terangkat saat Dara mengambil tangan Papa dan mengecup punggung tangan Papa "selamat pagi Pa, hati-hati di jalan dan jangan lupa nanti sore ya Pa"

Papa tersenyum tipis "iya"

Dara menunjuk pipinya "cium Dara dulu Pa?"

Cium katanya? Wtf ...dia pengen orang-orang memandang Papaku itu sebagai om-om hidung belang yang perutnya buncit?

"Apa-apaan kamu", ucapku kesal

Dara melirikku sekilas lalu menatap Papa "kalau Papa gak mau nyium aku ya nanti aku aduin Mama kalau Papa masih...."

"Iya siniin pipinya"

What the fuck.... perempuan ini benar-benar licik, berani-beraninya dia mengancam Papa seperti itu

Dara tersenyum manis saat Papa sudah mengecup singkat pipi kanan Dara

"Aku pergi dulu, titip Anlena ya",pamit Papa

Blocked (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang