"Ma.... mending Mama ceraikan Papa aja deh"
Mama sontak menoleh kearahku "kamu bilang apa?"
"Lebih baik Mama cerai sama Papa"
Mama menutup laptopnya dan menatapku dengan lekat "apa kamu sadar tentang apa yang sedang kamu ucapkan sekarang?"
Aku mengangguk mantap "iya Ma"
"Memangnya apa alasan kamu sampai kamu menyuruh Mama untuk menceraikan Papamu?"
"Pertama, Papa menemui perempuan lain di belakang Mama dan yang terakhir itu Papa adalah seorang perempuan"
Kulihat dahi Mama mengernyit "memangnya kenapa kalau Papamu seorang perempuan? Dari awal Mama menyukai Papamu itupun Mama sudah tau kalau Papamu itu perempuan. Lagian Papamu tidak menemui perempuan lain, Papamu bertemu secara tidak sengaja"
"Ckkk Ma.....apa sih yang akan Mama pertahanin dari Papa? Mama bisa cari yang lebih kaya dari Papa dan yang pasti gendernya seorang pria"
"Kamu bilang apa? Mencari yang lebih kaya dari Papamu? Dan mencari seorang pria untuk menjadi Papa barumu?"
Aku mengangguk dan Mama menatap ku dengan tatapan tajam "apa kamu gak tau pengorbanan Mama dapetin Papamu hah? Mama nungguin Papamu itu belasan tahun Lena. Papamu itu orang baik, bahkan sampai detik ini Papamu tidak pernah sekalipun membentak Mama, memarahi Mama ataupun main tangan sama Mama. Kamu pikir mudah untuk mencari orang yang bisa menahan emosinya sebegitu dalam seperti itu? Apa kamu lupa kalau Papamu selalu melindungi kamu setiap Mama marahi kamu? Kamu lupa kalau Papa selalu menyayangimu, merawatmu, dn menjagamu selama ini? Terus ini balasan kamu ke Papamu?"
Aku hanya bisa menghela nafas pelan "apa Mama gak mikirin perasaan aku? Gimana pendapat orang-orang kalau Papaku ternyata seorang perempuan? Mama seharusnya dulu menikahi seorang pria supaya aku tidak harus menanggung malu jika orang-orang tau kalau Papaku perempuan, lagian bagusnya Papa itu apa? Papa itu kurus, gak kaya terus masih numpang sama harta Mama"
"Mama lupa kalau orang jahat selalu baik didepan korbannya? Papa itu cuma manfaatin Mama, Mama harusnya sadar kalau hati Papa itu sangat buruk walaupun Papa selalu baik di depan kita"
Brak
Aku dan Mama menoleh ke arah pintu masuk, kulihat Papa berdiri mematung di depan pintu dengan seplastik putih buah anggur ungu yang sudah terjatuh di atas lantai
Mama sontak berdiri dan menghampiri Papa saat Papa sedang tersenyum miris "sayang....aku bisa jelasin"
Papa mengangkat tangan kanannya dan kulihat bibir Mama langsung terbungkam rapat, kedua mataku berkedip pelan saat melihat kedua mata Papa yang tiba-tiba memerah
Kedua tangan Mama menangkup kedua pipi Papa dengan lembut dan menggeleng pelan "jangan nangis kak, ikut aku bentar okey, aku jelasin"
Papa mau nangis?
Papa menggeleng dan tersenyum manis walaupun air matanya sudah mengalir di kedua pipinya lalu mengambil bingkisan plastik putih itu dari lantai. Papa mengambil tangan Mama untuk menerima bingkisan yang berisi anggur ungu "gak papa, aku sekarang jadi tau alasan Lena menghindariku. Oh ya....aku beliin ini buat kamu, kamu suka anggur ungu Bali kan? Tapi maaf kalau buahnya sempet jatuh, tapi buahnya masih bagus kok. Ummm aku masuk dulu ke dalam ya"
Papa berjalan pergi meninggalkan Mama dan jantungku berdegup kencang saat Mama menangis sambil berjalan pergi menyusul Papa yang sudah pergi menuju kamarnya
Kenapa Mama nangis? Harusnya Mama bersyukur kalau Papa sudah tau tentang alasanku menghindarinya dan harusnya Papa juga segera pergi dari sini
********
KAMU SEDANG MEMBACA
Blocked (Completed)
RomanceApakah kita bisa di takdirkan bersama jika keadaan tidak mendukung kita? GXG *HANYA CERITA FIKSI MOHON MAAF JIKA ADA PERSAMAAN NAMA, TEMPAT, KARAKTER, CAST (HANYA FIKSI/IMAJINASI) DAN YANG LAINNYA CERITA INI DI BUAT BERDASARKAN IMAJINASI SEMATA # 1...