25

3.8K 516 32
                                    

"BUBAR JALAN"

Aku langsung balik kanan saat acara pramuka sudah selesai dan aku hanya bisa menghela nafas kasar ketika keringat mengalir di pipiku

Panas banget sih gila, parah

"Anlena...."

Aku menoleh kebelakang dan kulihat kak Della berjalan kearahku "kamu harus hormat bendera"

Aku menunjuk diriku sendiri dengan bingung "saya kak? Emangnya saya salah apa?"

Kak Della melirik kaos kaki ku "kaos kakimu hanya sebatas mata kaki, peraturannya harus sampai selutut jadi kamu hormat bendera selama 15 menit sebelum pulang"

"Tapi kak...."

"Mau di tambah ngepel aula?"

Aku menggeleng cepat dan berdiri didepan tiang bendera untuk melakukan hormat bendera

Kenapa aku bisa lupa kalau kaos kaki saat pramuka itu harus selutut?

Aku menatap Dara yang berdiri di belakang tiang bendera sambil berpangku tangan, dia mengangkat sebelah alisnya lalu tersenyum sinis "aku memang gagal dengan rencanaku, tapi aku tidak akan gagal untuk mendapatkan Papaku kembali"

"Dasar sinting",umpatku

"Ya!!!"

"Mama mu udah jual diri tapi kamu yang notabene anaknya masih gak punya malu buat dapetin pasangan orang yang sudah menikah. Kayaknya helm mu di maling orang makanya gak kamu pakai sekarang, soalnya kalau kamu pakai helm pasti kamu udah malu karena mau ngambil pasangan orang?"

"Bangsat"

Aku mundur bebeapa langkah saat tangan kanan Dara mencengkeram kerah seragam pramuka ku "kamu mau cari mati?"

Aku tersenyum tipis "emangnya kamu bisa membunuhku? Apa kamu lupa kalau aku ini anak siapa? Aku ini anak dari Helena Tasya Jensen, kekayaan Mama mu itu gak sebanding sama kekayaan Mamaku. Bedanya Mamaku tidak menunjukan hartanya sedangkan Mama mu itu memamerkan hartanya. Duh gimana ya....hidup tanpa suami itu emang susah, jadinya ya produk plus orangnya jadi bar-bar dan suka pamer harta"

Aku terdiam saat Dara tersenyum manis sambil melepaskan cengkeramannya di kerah seragam pramukaku, dahiku mengernyit ketika dia menepuk-nepuk pelan pundak kiriku "seperti nya kamu perlu aku beri pelajaran supaya punya sopan santun saat berbicara"

"Punya kaca?"

"Tentu saja punya anak tolol"

"Kamu bilang apa? Aku tolol?"

"Hum, kamu memang tolol, berhasil aku manipulasi. Andai saja Mama mu gak turun tangan, pasti aku bisa mendapatkan Papa kembali tanpa harus menggunakan tenaga ekstra"

"Sialan"

Dara tersenyum sinis sebelum ia pergi meninggalkan ku yang masih hormat bendera dengan tegap

Kenapa sih dulu aku bisa menyukai perempuan licik seperti nya? Dasar Lena tolol

*******

"Udah selesai deh"

Aku tersenyum manis dan menutup buku ku setelah kak Aeri membantuku menyelesaikan tugas praktikum fisika yang menurutku lumayan sulit

"Maaf jadi merepotkan"

Kak Aeri menoleh kearahku dan mengulum senyumnya "gak kok, santai aja"

Kak Aeri bersandar di kursi belajarku lalu menatap sekeliling kamarku "kamar kamu terasa sejuk banget"

"Mungkin kamar aku jadi sejuk karena Papa naruh banyak pot tanaman di kamar"

"Tanaman apa?"

Aku melirik tanaman aglaonema yang ada di atas meja dekat tempat tidurku "ada macam-macam sih kak, dari aglaonema, lidah mertua , spider plant, dan pakis boston"

Blocked (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang