11

3.7K 560 35
                                    

"Permisi, maaf sengaja menganggu"

Kepalaku mendongak saat ada yang meletakan segelas jus alpukat di depanku dan kulihat Dara meminum jus alpukat tanpa memandangku

"Mohon maaf, kursi duduk di cafe ini tuh banyak mbak, mohon pindah tempat"

"Oke"

Dara berdiri dan kini malah duduk disamping ku "aku sudah pindah tempat"

Aku hanya bisa menghela nafas pelan dan memilih fokus  ke layar laptop. Aku harus segera menyelesaikan laporan ku hari ini agar besok hari minggu bisa bersantai-santai ria

"Kenapa ngerjain laporan di cafe? Rumahmu gak ada WiFi?"

Dia ngehina aku?

"Bukannya gak ada WiFi, tapi di rumah ada kakak ku dan kakak ku kalau sore begini pasti suka mainin gitar listrik di kamarnya"

Kulirik Dara yang mengangguk-angguk dan dia ikut menatap layar laptop ku "kamu pinter juga, pasti Mamamu dulu pinter"

"Hum"

Dara ini kenapa sih? Akhir-akhir ini kok terus muncul di hadapanku? Apa dia gak tau kalau aku berusaha menghindari nya?

"Keuntungan virus bisa sebagai bahan vaksin"

Aku menoleh kearah Dara , Dara menaikan sebelah alisnya "kenapa melihatku? Ketik aja, jarang-jarang lho orang pinter berbagi ilmu seperti ini"

Entah kenapa jari-jari ku mulai mengetik sesuai dengan apa yang ia katakan

Tubuhku menegang saat kulit lengan Dara menempel di lenganku, sedangkan kedua matanya fokus ke layar laptop ku dengan ekspresi yang seolah-olah ia sedang berfikir keras

"Keuntungan lainnya bisa sebagai bahan penelitian rekayasa genetik"

Aku terus mengetik sesuai apa yang ia ucapkan dan aku juga menuruti arahannya hingga tugas presentasi tentang materi Virus sudah selesai

Ku tutup layar laptopku dan kumasukan kedalam tasku, kulihat Dara menikmati detik-detik jus alpukat nya yang sudah habis

"Ngapain kamu kemari? Jangan-jangan kamu ngikutin aku",tanyaku to the point

"Ngikutin? Emangnya aku ekor kamu? Lagian suka-suka aku dong aku kau kemana, cafe ini kan punya tante ku"

Punya tante nya? Ckkk sebenarnya dia tuh seberapa kaya sih? Mama nya aja punya beberapa rumah sakit swasta, punya ratusan apotik dan klinik terus sekarang tantenya punya bisnis cafe

"Kamu mau langsung pulang?"

Aku mengangguk pelan dan Dara menghela nafas kasar "hidupmu flat"

"Kenapa kamu bisa bilang kalau hidup ku flat?",tanyaku heran

"Ya kelihatan aja dari ekpresi wajahmu, flat"

"Gak ngaca? Kamu juga flat dan kamu juga terkenal pendiam, tapi kenapa kamu sekarang jadi brisik banget?"

Aku sontak memundurkan wajahku ketika Dara mendekatkan wajahnya kearah wajahku, jantungku berdegup kencang saat melihatnya tersenyum manis "oh sorry Anlena, aku brisik hanya pada orang tertentu saja"

Seketika aku menahan nafasku saat Dara mengedipkan sebelah matanya di balik kaca mata nya kearahku lalu tersenyum miring

"Mau ikut denganku?"

"Kemana?"

"Lihat bintang"

Dara berdiri dan menunduk untuk menatapku "mau ikut gak? Mumpung masih jam setengah 7 malam"

Blocked (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang