"Hati-hati mbak"
Aku menoleh ke arah pintu saat kulihat Papa sedang memapah seorang perempuan dewasa masuk kedalam rumah
Aku terdiam melihat wanita cantik yang sedang Papa bantu untuk duduk di atas sofa
Perempuan itu siapa?
Papa menoleh ke arahku "Lena, tolong ambilin kotak p3k"
Aku mengangguk cepat dan tersenyum manis "baik Pa"
Bodo amat deh sama perempuan itu, yang penting Papa gak marah lagi sama aku walaupun aku belum sempat minta maaf karena aku takut dan malu sama Papa
Aku segera mengambil kotak p3k lalu memberikan kotak itu ke Papa
Aku berdiri di samping Papa saat Papa berjongkok dan mengobati lutut perempuan tadi yang terluka, mungkin ia jatuh
"Lain kali hati-hati ya mbak kalau naik sepeda"
Perempuan itu tersenyum tipis dan mengangguk "iya om, terimakasih sudah membantu"
"Astaga Pa....Papa nabrak orang?"
Aku dan Papa menoleh ke belakang, kulihat Mama berjalan kearah kami dengan wajah khawatir dan perempuan itu menggeleng cepat "enggak tante, saya jatuh dari sepeda karena menghindari kucing yang nyebrang sembarangan terus saya jatuh, dan om ini membantu saya lalu mengobati kaki saya"
Mama menghela nafas lega "syukurlah kalau begitu, tapi kamu gak papa kan?"
Kedua mataku berkedip pelan saat perempuan itu tersenyum manis "enggak papa kok tante, cuma lecet sedikit"
Papa berdiri dan menatapku "tolong kamu obati siku mbaknya ya Lena, Papa sama Mama mau nyiapin makan siang"
"Baik Pa"
Papa tersenyum manis lalu menoleh kearah perempuan itu "makan siang disini ya mbak"
"Gak us...."
"Udah rezeki jangan di tolak, makan siang di sini dulu okey",potong Mama
Perempuan itu hanya tersenyum lalu Mama dan Papa pergi menuju dapur
Aku mengambil kain kasa dan alkohol lalu memegang pergelangan tangan perempuan itu "maaf sudah merepotkan keluarga kalian"
Kepalaku mendongak dan aku hanya tersenyum "gak papa, setidaknya musibahmu adalah keberuntungan untukku"
"Maksudnya?"
"Sebelumnya Papa mendiamkanku, tapi karena ada kamu disini lalu Papa bicara lagi padaku"
"Maaf kalau aku lancang, memangnya kenapa Papamu bisa mendiamkan mu?"
"Karena aku sudah menyakiti hatinya"
Perempuan itu tersenyum tipis "apa kamu sudah minta maaf padanya?"
Aku menggeleng pelan "aku malu dan takut"
"Kenapa? Aku rasa Papamu adalah orang yang baik, dia pasti akan memaafkan mu jadi kamu tidak perlu malu dam takut "
Ku tatap kedua mata perempuan itu dengan lekat "tau darimana kalau Papa adalah orang yang baik?"
"Dari tatapannya sudah menunjukan kalau Papamu adalah orang yang baik, kalau beliau bukan orang baik terus ngapain beliau membantu ku bahkan mengobatiku saat aku terjatuh tadi? Bukankah aku orang asing?"
Benar juga, mana mungkin Papa membantu perempuan ini kalau Papa bukan orang baik, jadi kata-kata Dara adalah kebohongan? Dan yang di bilang Mama kemarin adalah kebenaran nya?
Tapi aku sudah memikirkan selama semalaman penuh kalau sebenarnya yang di katakan Mama itu 100% benar. Dara baru mengenalku tapi dia sudah mengajakku berpacaran, terus kalau dia benar-benar mencintai ku harusnya dia menjaga ku dan tidak menjelek-jelekkan Papa di depanku
KAMU SEDANG MEMBACA
Blocked (Completed)
RomanceApakah kita bisa di takdirkan bersama jika keadaan tidak mendukung kita? GXG *HANYA CERITA FIKSI MOHON MAAF JIKA ADA PERSAMAAN NAMA, TEMPAT, KARAKTER, CAST (HANYA FIKSI/IMAJINASI) DAN YANG LAINNYA CERITA INI DI BUAT BERDASARKAN IMAJINASI SEMATA # 1...